Kedatangan alat berat di kawasan lautan pasir Bromo, tepatnya di wilayah Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Probolinggo menimbulkan protes dari perangkat desa, tokoh adat Tengger, hingga pelaku usaha wisata. Mereka menilai tidak ada pemberitahuan soal aktivitas alat berat itu.
Keberadaan alat berat di kawasan lautan pasir Bromo di wilayah Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Probolinggo tengah disorot. Pasalnya, kawasan Bromo merupakan wilayah konservasi yang sangat ketat aturan pemanfaatannya.
Kepala Bidang Tata Usaha Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Septi Eka Wardani memberikan klarifikasi resmi. Ia menegaskan bahwa kehadiran alat berat tersebut bukan untuk pembangunan komersial, melainkan bagian dari proyek pembangunan sarana dan prasarana saluran air bersih (SPAM).
"Alat berat di Kawasan Bromo adalah alat untuk pembangunan sarana prasarana saluran air bersih yang menjadi pendukung pembangunan Jalur Lingkar Kaldera Tengger," jelas Septi Eka Wardani. Kamis (27/11/2025).
Septi menambahkan bahwa pembangunan SPAM ini dilaksanakan atas dukungan Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya Provinsi Jawa Timur, sebagai bagian dari peningkatan fasilitas dasar untuk mendukung pengembangan jalur lingkar dan rest area di kawasan Tengger.
BB TNBTS menegaskan bahwa seluruh proses telah dilakukan sesuai prosedur, termasuk sosialisasi kepada pihak-pihak terkait. Sosialisasi tersebut dilaksanakan dalam dua tahap. Yakni pada 10 November 2025 di Resto Bawangan, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Lalu pada 21 November 2025 di Artotel Hotel Bromo, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.
Lebih jauh, proses ini juga telah mendapatkan persetujuan dari Paruman Dukun, lembaga adat yang memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan di wilayah Tengger.
Pelaksanaan proyek saluran SPAM sendiri telah dimulai sejak 24 November 2024, dan pembukaan pekerjaan diawali dengan ritual adat yang dipimpin oleh Romo Tomo, sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi dan kearifan lokal masyarakat Tengger.
Septi berharap masyarakat dapat memahami bahwa proyek ini merupakan bagian dari upaya peningkatan fasilitas dasar yang tetap memperhatikan aspek konservasi dan kearifan lokal.
Sebelumnya, kedatangan alat berat di lautan pasir Bromo pada hari sebelumnya menimbulkan reaksi dari warga Ngadisari, tokoh adat, hingga pelaku usaha wisata yang merasa tidak dilibatkan atau diberi penjelasan terkait aktivitas pembangunan tersebut.
Hingga kini, proyek SPAM untuk rest area yang menjadi bagian dari penataan jalur lingkar kaldera Tengger masih terus berjalan, sementara komunikasi antara pemerintah desa dan TNBTS diharapkan segera diperbaiki untuk menghindari kesalahpahaman lanjutan.
Simak Video "Video TNBTS Klarifikasi Penggunaan Drone-Lokasi Ladang Ganja di Bromo"
(dpe/abq)