Round Up

Dear Kemenag, Madrasah Ibtidaiyah di Bojonegoro Ini Jauh dari Kata Layak

Amir Baihaqi - detikJatim
Kamis, 27 Nov 2025 08:45 WIB
Kondisi gedung sekolah MI Silahul Muslimin di Desa Napis, Tambakrejo, Bojonegoro yang memprihatinkan (Foto: Dok. Istimewa/tangkapan layar)
Bojonegoro -

Sebuah gedung sekolah di Kabupaten Bojonegoro ini kondisinya jauh dari kata layak. Video yang menampilkan kondisinya viral di media sosial.

Dalam video yang beredar di dunia maya, lokasi sekolah disebut berada di tengah ladang Desa Napis, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro. Tampak temboknya hanya papan dan atapnya asbes.

Kondisi ruangan kelas hanya disekat dengan kayu setengahnya saja. Meja serta papan tulis juga sangat sederhana. Jangan berharap ada lantai karena masih beralaskan tanah.

Sejumlah siswa anak-anak laki-laki dan perempuan berseragam pramuka tampak dalam kelas tampak sedang istirahat. Mereka tampak baru saja diajar oleh seorang guru pria dengan berseragam batik.

"Assalamualaikum, niki pak sinten? oh Pak Juli (Assalamualaikum, ini pak siapa? oh Pak Juli)," demikian sang perekam video menyapa para siswa dan guru di dalam kelas dan menanyakan nama guru seperti dalam video.

Si perekam kemudian menanyakan kelas di sebelahnya yang tersekat dan tidak dipakai. Dari keterangan sang guru, kelas tersebut tak dipakai karena kondisinya bocor.

"Oh masih hujan pemirsa, nah itu masih bolong-bolong. Belum ada tutupnya atapnya. Ini kalau ada angin pasti mobat-mabit ya Pak Juli," ujar perekam.

Kondisi sekolah itu pun mengundang keprihatinan warganet. Tak hanya sedikit juga mengecam pemerintah kabupaten yang menyebut-nyebut punya APBD triliunan tapi membangun sekolah tak mampu.

"Nduwe 3T milih dianakno timbang bangun sekolahan. Sangat miris (Punya Rp triliun milih disimpan di bank daripada untuk bangun sekolah. Sangat miris," demikian kata netizen.

Kondisi gedung sekolah di Desa Napis, Tambakrejo, Bojonegoro yang memprihatinkan Foto: Dok. Istimewa/tangkapan layar

Pernyataan warganet ini merujuk pada Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa soal 15 pemerintah daerah (pemda) yang mempunyai dana mengendap di bank mencapai ratusan triliun.

Di Jawa Timur, Salah satu pemerintah daerah yang disebut adalah Bojonegoro yang tercatat menyimpan Rp 3,6 triliun. Namun dana itu disimpan dan mengendap di bank.

Terpisah, Camat Tambakrejo, Kasmari, saat dikonfirmasi detikJatim, membenarkan sekolah yang viral tersebut. Namun ia membantah gedung tersebut sekolah dasar negeri (SDN), melainkan Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag).

"Iya benar lokasinya di Desa Napis. Itu bukan SD tapi MI milik yayasan di bawah naungan Kemenag ya," ujar Kasmari kepada detikJatim, Rabu (26/11/2025).

Kasmari menambahkan, gedung tersebut juga baru berusia sekitar 2 tahun. Sedangkan tanah yang digunakan statusnya wakaf.

"Gedung itu baru dibangun sekitar 2 tahun lalu. Dapat tanah wakaf dan untuk mendekatkan para anak anak agar bisa sekolah. pemilik yayasan membangun gedung sekolah untuk kelas satu dan dua. Untuk sekolah induknya ada di dusun sebelah," tandasnya.

Kemenag Kabupaten Bojonegoro akhirnya angkat bicara terkait video kondisi gedung sekolah yang viral di media sosial. Video yang memperlihatkan ruang belajar yang dianggap tidak layak dan memunculkan banyak sorotan masyarakat.

Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Bojonegoro, Sholihul Hadi, membenarkan bahwa bangunan dalam video ini merupakan MI Silahul Muslimin, lembaga pendidikan di bawah yayasan Subulul Huda yang berlokasi di Desa Napis, Kecamatan Tambakrejo.

"Iya benar, itu bangunan sekolah MI Silahul Muslimin, yang berada di bawah Yayasan Subulul Huda di Desa Napis Kecamatan Tambakrejo," ujar Sholihul Hadi.

Sholihul menjelaskan bahwa keberadaan Madrasah ibtidaiyah berawal dari kebutuhan masyarakat setempat yang kesulitan mengakses sekolah akibat kondisi jalan jelek serta sulit dilalui.

Awalnya hanya terdapat Madrasah Diniyah (Madin), kemudian warga menghendaki adanya lembaga taman kanak kanak, dan akhirnya sekolah berbasis madrasah didirikan.

"Itu kan asalnya Madin terus kemudian mau sekolah jalannya susah, jembek (becek), jadi mereka yang ada di sana pengen ada sekolah di RA (Raudhatul Athfal/Taman Kanak-kanak). Terus setelah ada RA, orang-orang di sana pengen melanjutkan sekolah di situ dan berdirilah MI," jelas Sholihul Hadi.

Terkait bangunan yang tampak memprihatinkan dalam video itu, Sholihul Hadi menegaskan bahwa sebenarnya MI Silahul Muslimin telah memiliki sarana prasarana gedung kelas dan kantor yang layak, namun berada di lokasi lain.

"Sebenarnya MI itu sudah punya sarpras yang layak, ada satu gedung kelas dan satu gedung kantor tapi lokasinya berbeda," tegas Sholihul Hadi.

Kedepan Kemenag Bojonegoro akan mengusulkan bantuan sarana prasarana melalui aplikasi EMIS (Education Management Information System). Meski begitu, keputusan akhir tetap berada di Kemenag pusat.

"Kalau usul sarpras akan diusulkan ke Kemenag Pusat melalui aplikasi EMIS, namun nantinya dapat atau tidak itu tergantung pusat," pungkas Hadi.

Madrasah tersebut saat ini diketahui memiliki 35 siswa yang mengikuti kegiatan belajar di bangunan yang viral tersebut. Rinciannya, kelas 1 sebanyak 18 siswa, kelas 2 lima siswa, kelas 3 tidak ada siswa, kelas 4 enam siswa, kelas 5 enam siswa, dan kelas 6 juga tanpa siswa.



Simak Video "Video: Miris! Siswa SMPN 6 Buntu Malangka Belajar di Kelas Mirip Gubuk "

(dpe/abq)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork