Penjelasan Kemenag Bojonegoro Soal Sekolah Tak Layak yang Viral

Penjelasan Kemenag Bojonegoro Soal Sekolah Tak Layak yang Viral

Ainur Rofiq - detikJatim
Rabu, 26 Nov 2025 19:25 WIB
Kondisi gedung sekolah di Desa Napis, Tambakrejo, Bojonegoro yang memprihatinkan
Kondisi gedung sekolah di Desa Napis, Tambakrejo, Bojonegoro yang memprihatinkan (Foto: Dok. Istimewa/tangkapan layar)
Bojonegoro -

Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bojonegoro akhirnya angkat bicara terkait video kondisi gedung sekolah yang viral di media sosial. Video yang memperlihatkan ruang belajar yang dianggap tidak layak dan memunculkan banyak sorotan masyarakat.

Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Bojonegoro, Sholihul Hadi, membenarkan bahwa bangunan dalam video ini merupakan MI Silahul Muslimin, lembaga pendidikan di bawah yayasan Subulul Huda yang berlokasi di Desa Napis, Kecamatan Tambakrejo.

"Iya benar, itu bangunan sekolah MI Silahul Muslimin, yang berada di bawah Yayasan Subulul Huda di Desa Napis Kecamatan Tambakrejo," ujar Sholihul Hadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sholihul menjelaskan bahwa keberadaan Madrasah ibtidaiyah berawal dari kebutuhan masyarakat setempat yang kesulitan mengakses sekolah akibat kondisi jalan jelek serta sulit dilalui.

Awalnya hanya terdapat Madrasah Diniyah (Madin), kemudian warga menghendaki adanya lembaga taman kanak kanak, dan akhirnya sekolah berbasis madrasah didirikan.

ADVERTISEMENT

"Itu kan asalnya Madin terus kemudian mau sekolah jalannya susah, jembek (becek), jadi mereka yang ada di sana pengen ada sekolah di RA (Raudhatul Athfal/Taman Kanak-kanak). Terus setelah ada RA, orang-orang di sana pengen melanjutkan sekolah di situ dan berdirilah MI," jelas Sholihul Hadi.

Terkait bangunan yang tampak memprihatinkan dalam video itu, Sholihul Hadi menegaskan bahwa sebenarnya MI Silahul Muslimin telah memiliki sarana prasarana gedung kelas dan kantor yang layak, namun berada di lokasi lain.

"Sebenarnya MI itu sudah punya sarpras yang layak, ada satu gedung kelas dan satu gedung kantor tapi lokasinya berbeda," tegas Sholihul Hadi.

Kedepan Kemenag Bojonegoro akan mengusulkan bantuan sarana prasarana melalui aplikasi EMIS (Education Management Information System). Meski begitu, keputusan akhir tetap berada di Kemenag pusat.

"Kalau usul sarpras akan diusulkan ke Kemenag Pusat melalui aplikasi EMIS, namun nantinya dapat atau tidak itu tergantung pusat," pungkas Hadi.

Madrasah tersebut saat ini diketahui memiliki 35 siswa yang mengikuti kegiatan belajar di bangunan yang viral tersebut. Rinciannya, kelas 1 sebanyak 18 siswa, kelas 2 lima siswa, kelas 3 tidak ada siswa, kelas 4 enam siswa, kelas 5 enam siswa, dan kelas 6 juga tanpa siswa.

Sebelumnya, sebuah gedung sekolah di Kabupaten Bojonegoro ini kondisinya sangat tak layak dan memprihatinkan. Video yang menampilkan kondisinya viral di media sosial.

Dalam video yang beredar di dunia maya, sekolah ini terletak di Desa Napis, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro. Tampak temboknya hanya papan dan atapnya asbes.

Kondisi ruangan kelas hanya disekat dengan kayu setengahnya saja. Meja serta papan tulis juga sangat sederhana. Jangan berharap ada lantai karena masih beralaskan tanah.

Sejumlah siswa anak-anak laki-laki dan perempuan berseragam pramuka tampak dalam kelas tampak sedang istirahat. Mereka tampak baru saja diajar oleh seorang guru pria dengan berseragam batik.

"Assalamualaikum, niki pak sinten? oh Pak Juli (Assalamualaikum, ini pak siapa? oh Pak Juli)," demikian sang perekam video menyapa para siswa dan guru di dalam kelas dan menanyakan nama guru seperti dalam video.




(dpe/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads