Kantor Kecamatan Banyuates digeruduk ribuan warga setepat. Mereka demo menuntut pilkades segera digelar. Dalam demo itu warga sempat membakar ban bekas hingga membuat arus lalu lintas tersendat.
Kedatangan mereka dipicu adanya pencopotan pejabat (Pj) kepala desa(Kades) di Kecamatan Banyuates yang dinilai tidak sesuai aturan. Bahkan mereka menuding pergantian Pj Kades itu terindikasi diperjualbelikan.
"Pergantian Pj kades di kecamatan Banyuates yang dilakukan beberapa waktu lalu menabrak Perbup Nomor 27 Tahun 2021 tentang Pedoman Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa," kata Hanafi korlap aksi dalam orasinya. Rabu ( 9/4/2025).
"Bahkan sudah banyak voice yang menyebar dan viral terkait permintaan sejumlah uang untuk menjadi PJ harus membayar," imbuhnya.
Mereka menuntut agar Pilkades segera digelar sehingga penyelenggaraan pemerintahan desa tidak amburadul.
Dari 143 desa di Sampang yang dipimpin PJ kades tidak memberikan dampak perubahan signifikan terhadap jalannya pemerintahan desa sejak tahun 2021.
"Kami menuntut Pilkades 2025 segera digelar. Jangan ditunda-tunda lagi, tidak ada alasan lagi untuk ditunda karena selama dipimpin Pj program di desa menjadi amburadul karena Pj Kades tidak punya kuasa penuh, mereka hanya menjadi boneka. Kepemimpinan Pj justru membuka celah korupsi pengelolaan dana desa (DD)," ujar Hanafi.
Aksi massa kian memanas sebab camat dan bupati yang diminta hadir menemui massa tidak kunjung keluar. Massa pun sempat memblokade jalur utama pantura hingga membuat jalur pantura sempat tersendat.
Melihat aksi tersebut ratusan petugas kepolisian tidak terpancing emosi dan terus berusaha menenangkan massa agar tidak melakukan tindakan anarkis. Petugas tetap fokus menjaga massa dan mengatur atus lalulintas agar tatap bisa berjalan lancar.
" Kami minta agar massa peserta aksi tidak bertindak di luar batas. Kami minta peserta aksi tetap memberi jalan untuk pengendara yang melalui jalur pantura lewat," tegas Kapolres Sampang AKBP Hartono yang saat itu turun langsung mengawal aksi demo.
Aksi demonstrasi di depan kantor Kecamatan Banyuates kembali memanas dan terjadi pelemparan botol air mineral ke arah petugas. Bahkan massa sempat melempari petugas dengan telur busuk dan membakar ban bekas.
"Saya mewakili sesepuh kecamatan Banyuates meminta agar massa tenang dan kami minta Bupati Sampang atau yang mewakili dan Camat segera keluar menemui kami disini," kata Suud ali, salah satu tokoh masyarakat Banyuates
Tak berselang lama Camat Banyuates dan kepala Dinas Pemerintahan Masyarakat Desa Sampang menemui massa aksi. Massa aksi pun membubarkan diri meski tuntutan mereka tidak mendapatkan jawaban pasti. Mereka juga mengancam akan melakukan aksi serupa jika dalam 14 hari tuntutan mereka tidak terpenuhi.
Simak Video "Video: Aliansi Mahasiswa Lapor Kemendagri soal Pilkades di Sampang yang Tertunda"
(abq/iwd)