BMKGJuanda mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem di wilayah Jatim pada 7-16 Maret 2025. Cuaca ekstrem ini bisa berupa hujan lebat, angin kencang, hujan es, dan puting beliung.
Kepala BMKG Juanda Taufiq Hermawan menjelaskan ada faktor yang memicu terjadinya cuaca ekstrem. Salah satunya, wilayah Jawa Timur saat ini berada pada akhir musim hujan dan akan memasuki masa peralihan menuju musim kemarau.
"Selain itu, kondisi dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya daerah pertemuan angin (konvergensi) di perairan utara Jawa Timur, serta gangguan atmosfer Madden-Jullian Oscillation (MJO) secara spasial diprakirakan akan melintasi wilayah Jawa Timur," jelas Taufiq, Minggu (9/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kapan Jawa Timur Masuki Puncak Musim Hujan? |
Taufiq melanjutkan, fenomena tersebut juga mengakibatkan peningkatan pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah Jawa Timur. "Kondisi atmosfer yang masih labil serta faktor konvektivitas lokal yang cukup kuat juga mendukung pertumbuhan awan cumulonimbus yang cukup intens," lanjutnya.
Adapun wilayah yang diperkirakan terdampak cuaca ekstrem ini antara lain Kota Surabaya, Kota Batu, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Bojonegoro. Lalu Kabupaten Jombang, Kabupaten Kediri, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Sampang, serta Kabupaten Sidoarjo.
Selanjutnya Kabupaten Tuban, Kabupaten Blitar, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Jember, Kabupaten Madiun, Kabupaten dan kota Malang, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Trenggalek, dan Kabupaten Tulungagung.
BMKG pun mengimbau masyarakat senantiasa waspada. Terutama apabila terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang. Khusus untuk wilayah dengan topografi curam atau bergunung serta tebing, BMKG mengimbau masyarakat lebih waspada.
Terutama terhadap dampak yang ditimbulkan cuaca ekstrem ini. Sebab, kondisi cuaca ini bisa berdampak pada terjadinya bencana seperti banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, hingga berkurangnya jarak pandang.
"Masyarakat juga diimbau selalu memantau kondisi cuaca terkini melalui citra radar cuaca WOFI," pungkas Taufiq.
(irb/iwd)