Dua ekor sapi mati ditemukan warga dibuang begitu saja di pinggir jalan di Sumenep. Video bangkai sapi yang dibuang sembarangan tersebut viral.
Dari informasi yang dihimpun, tempat bangkai sapi itu dibuang berada di utara pasar Bragung, Guluk-guluk, Sumenep. Bangkai sapi itu dibuang karena sebelumnya diduga mati karena penyakit mulut dan kuku (PMK) yang sedang mewabah.
Menurut warga Pasongsongan Matsa'i, sapi tersebut ditemukan warga 2-3 hari yang lalu. Diduga kuat sapi itu mati karena PMK. Namun tidak diketahui siapa yang membuang atau pemilik sapi tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu mungkin mati karena sakit sehingga dibuang pemiliknya di dekat gunung di pinggir jalan Desa Bragung, Guluk-guluk," kata Matsa'i, Kamis (2/1/2025).
Mat Sa'i mengatakan warga yang melihat bangkai sapi itu kemudian secara bersama menguburkan 2 bangkai sapi itu. Bangkai dikubur di areal ladang di dekat lokasi bangkai sapi dibuang.
Sementara itu puluhan ekor sapi yang jatuh sakit di Sumenep berhasil ditangani dan disembuhkan tim medis kesehatan sapi Pemkab Sumenep melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP). Dinas terus melakukan penanganan dan siaga 24 jam.
Kepala DKPP Sumenep Chainur Rasyid mengatakan berdasarkan laporan yang diterimanya, sejauh ini sudah 38 ekor sapi yang sempat sakit berhasil disembuhkan setelah dilakukan penanganan oleh petugas medis di lapangan.
"Alhamdulillah ada 38 ekor sapi yang sempat dilaporkan sakit berhasil disembuhkan setelah ditangani oleh petugas di lapangan," kata Rasyid.
Inung sapaan akrab Rasyid mengatakan rata-rata sapi yang diketahui sakit dan langsung dilaporkan oleh pemiliknya berhasil disembuhkan, namun ada juga beberapa sapi yang tak sempat ditangani yaitu sekitar 24 sapi yang dilaporkan telah mati.
"laporan dari warga ada 24 sapi yang mati," katanya.
Sebelumnya ada sekitar 150 ekor sapi dilaporkan jatuh sakit, seperti perutnya kembung dan mengeluarkan air liur yang terjadi di sejumlah kecamatan, seperti Kecamatan Pasongsongan, Batuputih, dan Rubaru. Pemkab Sumenep menghimbau warga yang sapinya mengalami sakit agar segera melapor ke pihak desa atau Kecamatan secepatnya.
"Kami menghimbau masyarakat segera melaporkan jika sapinya sakit ke petugas di masing-masing kecamatan agar bisa segera ditangani," ujar Inung.
Pemkab Sumenep telah menyiagakan sebanyak 39 petugas yang siap 24 jam untuk memberikan layanan kepada masyarakat yang sapinya terjangkit penyakit.
Sementara mengenai gejala penyakit yang menyerang sapi warga, menurut Inung yaitu demam tinggi disertai kembung atau tympani yang disebabkan oleh konsumsi rumput muda yang kaya akan gas.
Inung juga mengimbau warga untuk selalu menjaga kebersihan kandang sapi mereka dengan menyemprotkan disinfektan secara mandiri untuk mencegah penyebaran penyakit.
(abq/iwd)