- Inilah fakta lengkap mencekamnya detik-detik kejadian tersebut: 1. Ribuan Penonton Memadati Lapangan, Melebihi Kapasitas 2. Pagar Tembok Roboh Saat Sapi Masuk Garis Finish 3. Empat Korban Dilarikan ke RSUD dr. Moh Anwar Sumenep 4. Satu Orang Meninggal Dunia Usai Dirawat Intensif 5. Tembok Diduga Rapuh dan Tidak Layak Menahan Beban
Gelora Lapangan Giling Sumenep sore itu seharusnya dipenuhi kegembiraan. Babak final karapan sapi, tradisi balap sapi yang melegenda di Madura, sedang berlangsung seru memperebutkan Piala Bupati. Ribuan orang bersorak, berdiri berdesakan di sekitar lintasan tanah berdebu.
Namun, musibah tetiba datang. Sekitar pukul 17.20 WIB, sebuah pagar tembok pembatas di sisi timur lapangan ambruk. Di balik sorak-sorai yang mendadak berubah jadi jeritan histeris, empat penonton tertimpa reruntuhan. Satu di antaranya meninggal dunia.
Inilah fakta lengkap mencekamnya detik-detik kejadian tersebut:
1. Ribuan Penonton Memadati Lapangan, Melebihi Kapasitas
Sejak siang, ribuan warga Sumenep dan sekitarnya tumpah ruah ke Lapangan Giling. Banyak yang rela berdesakan hingga ke tepi lintasan dan bahkan memanjat pagar tembok pembatas demi mendapatkan posisi terbaik. Padahal panitia sudah berulang kali memperingatkan agar penonton tak naik ke pagar tembok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Diduga adanya penonton yang menaiki pagar tembok pembatas sebelah timur, sebelum kejadian panitia sudah memperingatkan penonton namun tidak diindahkan," kata Kasi Humas Polres Sumenep AKP Widiarti, Senin (23/6/2025).
2. Pagar Tembok Roboh Saat Sapi Masuk Garis Finish
Nahasnya, saat sepasang sapi karapan melesat ke garis akhir, pagar pembatas bagian timur yang dipenuhi penonton ambruk. Kejadian berlangsung cepat tanpa sempat dihindari. Beberapa penonton yang berada di bawah reruntuhan langsung terkapar tak sadarkan diri.
"Ketika sapi memasuki garis finish, tembok sebelah timur tiba-tiba roboh. Empat penonton tertimpa reruntuhan," ungkap AKP Widiarti dalam keterangannya.
3. Empat Korban Dilarikan ke RSUD dr. Moh Anwar Sumenep
Evakuasi dilakukan cepat. Empat korban segera dilarikan ke RSUD dr. Moh Anwar Sumenep menggunakan ambulans, dengan diiringi isak tangis keluarga dan warga sekitar. Situasi lapangan sempat kacau karena banyak penonton berlarian panik.
"Karena luka-lukanya, seluruh korban kemudian dievakuasi ke RSUD dr. Moh Anwar Sumenep," lanjut Widiarti.
4. Satu Orang Meninggal Dunia Usai Dirawat Intensif
Dari empat korban, satu orang dinyatakan meninggal dunia setelah beberapa jam dirawat di rumah sakit. Korban atas nama Sueb (60), warga Aeng Merah, Batu Putih, mengembuskan napas terakhir sekitar pukul 19.40 WIB akibat sesak napas berat pasca tertimpa tembok.
"Dinyatakan meninggal dunia pada pukul 19.40 WIB di RSUD Moh Anwar Sumenep," tandas Widiarti dengan nada berat.
5. Tembok Diduga Rapuh dan Tidak Layak Menahan Beban
Hasil pemeriksaan awal, pihak kepolisian menyebutkan pagar tembok lapangan diduga sudah dalam kondisi rapuh. Ketika dipadati orang, struktur yang lemah tak mampu lagi menahan beban sehingga roboh. Padahal area tersebut seharusnya steril.
"Robohnya tembok lapangan itu diduga karena sudah rapuh dan tak kuat menahan beban orang yang sengaja naik," jelas AKP Widiarti.
Itulah sederet fakta pilu di balik tragedi karapan sapi Sumenep 2025. Kejadian ini kembali mengingatkan pentingnya standar keamanan dalam gelaran acara rakyat yang melibatkan kerumunan besar. Semoga tak ada lagi peristiwa serupa di masa mendatang.
(auh/hil)