Pakar ITS Serukan Mitigasi Dampak Angin Puting Beliung Saat Cuaca Ekstrem

Pakar ITS Serukan Mitigasi Dampak Angin Puting Beliung Saat Cuaca Ekstrem

Aprilia Devi - detikJatim
Sabtu, 07 Des 2024 12:20 WIB
Pakar ITS Amien Widodo
Pakar ITS Amien Widodo/Foto: Istimewa/dok ITS
Surabaya -

BMKG mengeluarkan peringatan waspada potensi cuaca ekstrem yang bisa memicu berbagai bencana hidrometeorologi di Jawa Timur. Peringatan ini berlaku selama Desember 2024.

Peneliti senior dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) ITS Dr Ir Amien Widodo MSi menjelaskan, salah satu pemicu cuaca ekstrem adalah perubahan global.

Akibatnya, timbul berbagai fenomena. Salah satunya, angin puting beliung yang saat ini kian meningkat frekuensi, kekuatan angin, kecepatan, hingga jangkauan wilayah terdampaknya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Fenomena ini dikaitkan dengan keberadaan awan cumulonimbus, yang menghasilkan angin berputar dengan kecepatan tinggi kurang dari lima menit," jelas Amien, Sabtu (7/12/2024).

Lantas, terjangan angin puting beliung di suatu wilayah, kerap disebut menyebabkan kerusakan rumah atau pohon. Padahal, menurut Amien, terdapat faktor internal yang memengaruhi daya tahan struktur tersebut.

ADVERTISEMENT

"Sebagai contoh, pohon yang keropos, akarnya serabut, atau sudah tua akan lebih rentan roboh. Demikian pula, rumah dengan struktur atap yang tidak kokoh akan lebih mudah terdampak," tuturnya.

Oleh karena itu, di tengah kondisi ini, masyarakat diimbau memeriksa kondisi rumah, pohon, maupun infrastruktur lainnya secara berkala sebagai salah satu upaya mitigasi dampak bencana.

"Langkah paling sederhana, masyarakat dapat memastikan atap rumah terpasang dengan baik dan dalam kondisi kuat. Lingkungan sekitar juga perlu pengawasan seperti untuk kondisi pohon dan tidak memasang benda berat di area pohon," imbau Amien.

Lebih lanjut, terkait mitigasi dampak bencana, Amien menegaskan bahwa diperlukan pendekatan triple helix yang melibatkan pemerintah, akademisi, hingga masyarakat untuk turut mendukung keberhasilan memantau kondisi lingkungan.

"Masyarakat dapat segera melaporkan jika melihat adanya kondisi pohon yang tidak sehat dan kurang layak di sekitarnya. Pemerintah daerah, khususnya Dinas Lingkungan Hidup (DLH), berperan penting untuk mengeksekusi penggantian pohon yang sudah tidak sehat," tegasnya.

Lalu, peran akademisi juga penting. Yakni dengan berfokus pada pemetaan risk tree assessment di beberapa lokasi.

Amien mencontohkan, seperti yang dilakukan oleh pihak ITS saat ini yang tengah mempersiapkan alat untuk mendeteksi kekosongan kambium. Alat itu dapat mengukur potensi pohon rentan roboh.

"Sinergi kerja sama dan kesadaran kolektif seluruh pihak dapat meminimalkan dampak dari angin puting beliung dan tentunya keselamatan masyarakat bisa lebih terjamin," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, cuaca ekstrem diprediksi melanda 38 kabupaten/kota se-Jawa Timur selama Desember 2024.

Kepala BMKG Juanda Taufiq Hermawan menjelaskan, hal itu dipicu karena saat ini seluruh wilayah Jawa Timur diprakirakan telah memasuki musim hujan. Bahkan, beberapa wilayah sedang berada pada puncak musim hujan.

Pemicu lainnya adalah fenomena gelombang atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO) yang melintasi Jawa Timur. Hal itu mengakibatkan peningkatan pertumbuhan awan-awan penghujan.

"Kondisi ini didukung dengan mulai aktifnya Monsun Asia yang menambah suplai uap air, serta suhu muka laut di perairan sekitar Jawa Timur yang hangat sehingga terjadi peningkatan suplai uap air ke atmosfer untuk pertumbuhan awan," jelas Taufiq, Rabu (4/12/2024).




(ihc/hil)


Hide Ads