Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda kembali mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem yang diprediksi akan melanda sejumlah wilayah di Jawa Timur. Cuaca ekstrem ini diperkirakan berlangsung selama sepekan, mulai 20 hingga 27 April 2025, seiring wilayah setempat memasuki masa peralihan musim atau pancaroba.
Kepala BMKG Juanda, Taufiq Hermawan menjelaskan, saat ini Jawa Timur tengah berada dalam kondisi atmosfer yang labil dan lembap, sehingga sangat mendukung terbentuknya awan-awan hujan dengan intensitas tinggi, termasuk awan cumulonimbus yang berpotensi menimbulkan hujan deras, angin kencang, hujan es hingga puting beliung.
"Kami mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, jalan licin, dan pohon tumbang. Apalagi, wilayah atmosfer saat ini dalam kondisi labil dan lembap, sangat mendukung terbentuknya awan Cumulonimbus yang berpotensi menimbulkan hujan deras," ujar Taufiq dalam keterangannya yang diterima detikJatim, Senin (21/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wilayah yang Terdampak
BMKG Juanda menyebut sejumlah wilayah yang berpotensi terdampak cuaca ekstrem tersebut, antara lain Kabupaten Bojonegoro, Gresik, Lamongan, Pasuruan, Mojokerto, Situbondo, Tuban, Blitar, Kediri, Malang, Pamekasan, Bangkalan, serta Kota Surabaya dan Sidoarjo.
Dalam pernyataan selanjutnya, Taufiq kembali menegaskan potensi cuaca ekstrem yang akan terjadi di kawasan tersebut.
Faktor Penyebab: Belokan Angin dan Gelombang Rossby
BMKG juga mencatat adanya faktor dinamika atmosfer yang turut memicu kondisi tersebut, di antaranya pola belokan angin di Laut Jawa dan pengaruh gelombang Equatorial Rossby yang melintasi kawasan Jawa Timur. Fenomena ini memperbesar peluang terbentuknya awan hujan intensif.
"Kondisi dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya pola belokan angin di laut Jawa dan terdapat gangguan gelombang Equatorial Rossby yang diprakirakan akan melintasi wilayah Jawa Timur sehingga mengakibatkan peningkatan pertumbuhan awan-awan hujan yang intens," beber Taufiq.
"Selain itu, kondisi atmosfer yang masih labil dan lembap dari lapisan bawah hingga menengah di wilayah Jawa Timur mendukung pertumbuhan awan cumulonimbus yang signifikan," lanjutnya.
BMKG Juanda mengimbau masyarakat, pengguna jalan, hingga instansi terkait untuk waspada dan tidak memaksakan diri saat cuaca ekstrem berlangsung. Upaya mitigasi dan kesiapsiagaan perlu ditingkatkan, khususnya di wilayah-wilayah rawan bencana.
"Kami imbau bagi pengguna jalan agar tidak memaksakan untuk melanjutkan perjalanan saat cuaca ekstrem berlangsung dan selalu mengutamakan keselamatan," tandas Taufiq.
Masyarakat juga disarankan terus memantau perkembangan informasi cuaca melalui citra radar cuaca WOFI atau melalui website dan media sosial resmi BMKG Juanda.
(irb/hil)