Ini Deretan Gangguan Atmosfer Pemicu Cuaca Ekstrem

Ini Deretan Gangguan Atmosfer Pemicu Cuaca Ekstrem

Mira Rachmalia - detikJatim
Selasa, 13 Mei 2025 13:30 WIB
Ilustrasi hujan lebat
Ilustrasi Hujan Lebat. Foto: Getty Images/skynesher
Surabaya -

Cuaca ekstrem yang belakangan melanda sejumlah wilayah Indonesia tak terjadi begitu saja. Fenomena ini kerap dipicu berbagai gangguan atmosfer. Simak beragam gangguan atmosfer yang bisa menyebabkan cuaca ekstrem.

Seperti diketahui, BMKG Stasiun Meteorologi Kelas 1 Juanda mengeluarkan peringatan peningkatan cuaca ekstrem di Jawa Timur untuk tanggal 10-17 Mei 2025. Peringatan cuaca ini berlaku di 13 wilayah Jawa Timur.

Yakni Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Jombang, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Pasuruan, Kota Batu, Kabupaten Malang, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Jember, Kabupaten Blitar, Kabupaten Kediri, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Lumajang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cuaca ekstrem yang kemungkinan berlangsung adalah hujan lebat disertai petir/kilat, angin kencang, dan puting beliung. Berbagai ragam cuaca ekstrem ini kemungkinan besar bisa mengakibatkan bencana hidrometeoroligi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, dan pohon tumbang. Lalu, apa sebab cuaca ekstrem ini?

Penyebab Cuaca Ekstrem 10-17 Mei 2025

Cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah Indonesia pada 10-17 Mei 2025 dipicu tiga faktor utama. Masih dikutip dari sumber yang sama, berikut tiga gangguan atmosfer yang menjadi biang keladi meningkatnya intensitas hujan, angin kencang, hingga potensi bencana hidrometeorologi.

ADVERTISEMENT
  • Kondisi Dinamika Atmosfer terkini menunjukkan adanya pola konvergensi di wilayah Jawa Timur.
  • Terdapat gangguan gelombang Equatorial Rossby, gelombang Low, dan gelombang Kelvin, sehingga mengakibatkan peningkatan pertumbuhan awan-awan hujan yang intens.
  • Kondisi atmosfer yang masih labil dan lembap dari lapisan bawah hingga atas di wilayah Jawa Timur mendukung pertumbuhan awan Cumulonimbus yang cukup signifikan.

Pengertian Gelombang Rossby dan Kelvin

Gelombang Rossby dan Kelvin adalah dua fenomena atmosfer penting yang sangat mempengaruhi dinamika cuaca di wilayah tropis, termasuk Indonesia. Kedua jenis gelombang ini sering dikaitkan dengan pola hujan ekstrem dan perubahan iklim skala besar.

Apa Itu Gelombang Rossby?

Gelombang Rossby, juga dikenal sebagai gelombang planet, merupakan gelombang besar yang terbentuk akibat rotasi bumi dan gaya Coriolis. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Gelombang Rossby Ekuator terjadi di atmosfer dan lautan, dan bergerak ke arah barat di sekitar garis ekuator.

Situs National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) menjelaskan, gelombang ini terbentuk secara alami pada fluida yang berputar, seperti atmosfer dan lautan. Dalam konteks atmosfer, gelombang Rossby memainkan peran penting dalam membentuk pola cuaca dan iklim global.

Apa Itu Gelombang Kelvin?

Sementara itu, Gelombang Kelvin atmosferik adalah sistem gelombang tropis yang bergerak ke arah timur, mengelilingi bumi. Berdasarkan penjelasan dari North Carolina Institute for Climate Studies (NCICS), gelombang ini disertai pola angin barat dan timur yang khas serta dapat bertahan selama beberapa minggu.

Gelombang Kelvin sering membawa sistem konvektif yang kuat, termasuk awan cumulonimbus yang dapat menghasilkan hujan deras, angin kencang, dan petir. Meskipun termasuk salah satu sistem paling dominan di daerah tropis, arah geraknya ke timur membatasi interaksinya dengan siklon tropis yang umumnya bergerak ke barat.

Perbedaan Gelombang Rossby dan Kelvin

Meskipun keduanya merupakan gelombang ekuator skala planet, gelombang Rossby dan Kelvin memiliki karakteristik dan mekanisme pergerakan yang berbeda.

Karakteristik Gelombang Rossby

  • Arah Gerak: Merambat ke arah barat.
  • Pemicu: Terbentuk akibat gaya Coriolis dan gradien tekanan.
  • Panjang Gelombang: Horizontal sekitar 10.000 km.
  • Periode: Sekitar 4-5 hari (untuk gelombang ekuatorial); siklus skala besar bisa mencapai 10-20 tahun.
  • Dampak: Menyebabkan penumpukan massa udara basah yang berujung pada peningkatan curah hujan dan mendung di wilayah yang dilaluinya.

Karakteristik Gelombang Kelvin

  • Arah Gerak: Merambat ke arah timur.
  • Pemicu: Gangguan pada medan angin.
  • Panjang Gelombang: Horizontal sekitar 20.000-40.000 km.
  • Periode: Sekitar 12-20 hari.
  • Dampak: Meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan seperti cumulonimbus, yang dapat menimbulkan hujan deras, angin kencang, dan petir.

Dampak Terhadap Cuaca dan Iklim

Kedua gelombang ini berperan penting dalam pembentukan cuaca ekstrem di wilayah tropis. Gelombang Rossby Ekuator dapat menyebabkan hujan lebat dan cuaca buruk dalam jangka waktu pendek hingga menengah.

Sementara Gelombang Kelvin meningkatkan potensi hujan deras dan badai petir. Jika terjadi bersamaan dengan sistem cuaca lainnya seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), dampaknya bisa semakin signifikan.

Memahami gelombang Rossby dan Kelvin sangat penting dalam memprediksi pola cuaca tropis, terutama untuk wilayah seperti Indonesia yang terletak di sekitar garis ekuator. Dengan mengetahui karakteristik dan pergerakan dua gelombang atmosfer ini, bisa lebih waspada potensi cuaca ekstrem yang berdampak pada kehidupan sehari-hari.




(ihc/irb)


Hide Ads