Hingga Oktober 2024, Ada 553 Kasus DBD Terjadi di Lamongan

Hingga Oktober 2024, Ada 553 Kasus DBD Terjadi di Lamongan

Eko Sudjarwo - detikJatim
Sabtu, 09 Nov 2024 13:09 WIB
RSUD dr Soegiri Lamongan.
RSUD dr Soegiri Lamongan. Foto: Eko Sudjarwo/detikJatim
Lamongan -

Periode Januari hingga Oktober 2024, Dinas Kesehatan (Dinkes) Lamongan mencatat ada sebanyak 553 kasus demam berdarah dengue (DBD). Dari ratusan kasus tersebut, beberapa pasien di antaranya dirawat di rumah sakit.

Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Lamongan dr Mafidhatul Laely menjelaskan, berdasarkan data Dinkes Lamongan, 553 kasus DBD tersebut, jumlah tertinggi ada di Kecamatan Karangbinangun dan Mantup.

"Hingga Oktober, tercatat ada 553 kasus DBD, beberapa pasien dirawat di rumah sakit. Jumlah tertinggi (kasus DBD) di Kecamatan Karangbinangun dan Mantup, masing-masing sebanyak 43 kasus," kata dr Mafidhatul Laely kepada wartawan, Sabtu (9/12/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fidha mengatakan, Dinkes Lamongan mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap DBD dan penyakit lain yang sering muncul selama pergantian musim. Ia juga mengingatkan masyarakat untuk melakukan pemberantasan nyamuk.

Masyarakat diminta menerapkan prinsip 3M, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup rapat tempat penyimpanan air, dan mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembangbiak nyamuk.

ADVERTISEMENT

Selain DBD, Fidha menyebut, penyakit lain yang perlu diwaspadai saat musim hujan adalah leptospirosis yang disebabkan bakteri Leptospira. Bakteri ini dapat menyebar melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi.

"Gejala pada leptospirosis mirip gejala penyakit flu, tetapi lebih berat, disertai bengkak di kaki dan tangan, serta kulit menjadi kuning. Jika tidak diobati dengan tepat, leptospirosis dapat menyebabkan kerusakan organ dalam, bahkan mengancam nyawa," paparnya.

Ia menegaskan, hingga kini belum ditemukan kasus leptospirosis di Lamongan. Namun, Dinkes Lamongan tetap siaga jika tiba-tiba muncul penyakit ini. Dinkes Lamongan telah menyiapkan langkah antisipasi, termasuk menyediakan rapid diagnostic test (RDT) untuk leptospirosis guna mempercepat diagnosis.

"Kami juga akan melakukan penyelidikan epidemiologis jika ada laporan kasus, agar risiko penularan dapat segera diidentifikasi dan dikendalikan," jelas Fidha seraya mengimbau masyarakat tetap waspada dan segera meminta bantuan tenaga kesehatan jika diperlukan sebagai langkah pencegahan.




(irb/iwd)


Hide Ads