Jatim Sepekan: Petaka Keracunan di Kediri-5 Kerangka Manusia Era Majapahit

Jatim Sepekan: Petaka Keracunan di Kediri-5 Kerangka Manusia Era Majapahit

Fatichatun Nadhiroh - detikJatim
Minggu, 13 Okt 2024 19:30 WIB
Keracunan massal Kediri
Polisi amankan donatur makanan kedaluwarsa (Foto file: Andhika Dwi Saputra/detikJatim)
Surabaya -

Dalam sepekan, beberapa berita di detikJatim menyedot pembaca khususnya warga Jawa Timur. Di antaranya, ratusan warga Kediri keracunan jajanan kedaluwarsa, akses jalan rumah warga Malang ditembok tetangga.

Selain itu warga Lamongan menemukan gua saat menggali sumur hingga lorongnya bercabang dan 5 kerangka manusia ditemukan di Istana Bhre Wengker dalam kondisi tak lazim, yakni dua tangannya di dada.

Berikut detail berita-beritanya:

1. Ratusan Jemaah Pengajian di Kediri Keracunan Jajanan Kedaluwarsa

Ratusan jemaah pengajian Maulid Nabi Muhammad SAW di RW 01, Desa Krecek, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri keracunan massal. Mereka keracunan makanan dan minuman dari donatur pemilik Toko UD Tiga Putera.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebanyak 160 orang dilarikan ke 2 rumah sakit, yakni RSUD kabupaten Kediri dan RS HVA Tulungrejo Pare, Kediri setelah mengalami mual, pusing, hingga muntah usai mengonsumsi makanan dan minuman tersebut.

Polisi menetapkan AFF, pemilik toko Tiga Putera sekaligus donatur makanan dan minuman untuk jemaah pengajian itu akhirnya mengakui perbuatannya dan sangat menyesal karena membagikan jajanan yang telah kedaluwarsa.

ADVERTISEMENT

"Kepada penyidik dan anggota ia mengaku sangat menyesal atas perbuatannya. Karena pelaku juga dengan sadar dan sehat sengaja membagikan jajanan kedaluwarsa kepada warga.," ujar Kapolres Kediri AKBP Bimo Ariyanto kepada wartawan, Jumat (11/10/2024).

Menurut Kasat Reskrim Polres Kediri AKP Fauzy, di awal menjalani pemeriksaan sebagai saksi, AFF sempat tidak mengakui bahwa dirinya bersalah bahkan sempat emosi saat dirinya diperiksa polisi.

Namun, ketika diberikan dan ditunjukkan barang bukti yang ada, juga kabar berita serta komentar dan amarah warga di seluruh Indonesia terkait imbas perbuatannya, AFF ketakutan dan mengaku bersalah serta menyesal.

"Awalnya tersangka ini sempat merasa emosi, tidak bersalah. Marah karena polisi masuk ke dalam rumah memeriksa barang di toko, gudang miliknya. Namun saat kita tunjukkan semua barang bukti, laporan pemeriksaan saksi korban keracunan dan korban yang dirawat di RS, tersangka mengaku bersalah dan ketakutan," jelas Fauzy.

Dalam penyelidikan yang dilakukan polisi, AFF terbukti sengaja menjual produk makanan dan barang yang kedaluwarsa. Alasannya, untuk memperoleh keuntungan yang lebih banyak.

"Motif sudah jelas bahwa yang bersangkutan ingin memiliki keuntungan yang lebih daripada bisnis tersebut," ujar Bimo kepada wartawan.

Atas perbuatannya, polisi menetapkan AFF sebagai tersangka dan menyita barang bukti 30 truk, terdiri dari berbagai macam jajanan baik makanan, minuman, barang dapur, bahkan kebutuhan sehari-hari yang kedaluwarsa.

"Kami akan terus kembangkan kasus ini, dan mencari dari mana pelaku AFF mendapat produk yang dijual. Apalagi pada barang bukti yang kami amankan juga ada popok kedaluwarsa dan tanggal expired-nya sudah dihilangkan," jelas Bimo.

Bimo menambahkan, untuk membuka usaha ini pelaku AFF mengeluarkan modal sekitar Rp 300 jutaan. Kemudian seiring perkembangan usahanya omzetnya sudah miliaran rupiah.

"Untuk karyawan yang dipekerjakan AFF, sementara ini statusnya masih saksi," jelas Bimo.

Atas perbuatannya, AFF terancam pidana Pasal 204 KUHP tentang tindak pidana mengancam nyawa orang lain dengan barang yang berbahaya. Dia juga dijerat pasal berlapis UU Perlindungan Konsumen dan UU Pangan.

"Ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara," pungkasnya.

Selengkapnya bisa dibaca di sini

2. Akses Jalan Rumah Warga Malang Ditembok

Akses rumah warga di Singosari, Kabupaten Malang ditembok oleh tetangga. Kondisi itu terekam dalam video pendek yang kemudian viral di media sosial. Video yang beredar memperlihatkan seorang ibu-ibu yang kesulitan untuk keluar dari sebuah rumah.

Karena terhimpit tembok di sebelah kanan kirinya. Untuk bisa keluar, perempuan dalam video itu harus menggeser posisi badannya (berjalan miring) agar bisa lewat dari kawasan rumah tersebut.

Viralnya video tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh Polsek Singosari bersama Koramil dan pihak terkait untuk menelusuri kebenarannya.

Dari penelusuran, rumah tersebut merupakan milik warga di Dusun Prodo RT 06/RW 07, Desa Klampok, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.

Rumah tersebut adalah milik Abdul Rochim (50) yang sehari-harinya bekerja sebagai petani. Sementara pemilik lahan sekaligus yang membangun tembok bersebelahan dengan rumah Abdul Rochim adalah tetangganya bernama Daman (27).

"Dari video viral itu, kami melakukan penelusuran yang dilakukan oleh Bhabinkamtibmas, Babinsa dan Kades Klampok dengan mendatangi lokasi. Sekaligus meminta keterangan dari pemilik rumah dan pemilik lahan yang membangun tembok pembatas," ujar Kapolsek Singosari Kompol Masyhur Ade saat dikonfirmasi, Rabu (9/10/2024).

Masyhur mengungkapkan penembokan hingga mengurangi akses rumah Abdul Rochim terjadi sejak Febuari 2023 lalu. Namun persoalan tersebut sudah terselesaikan antara kedua belah pihak.

"Berdasarkan keterangan saudara Abdul Rochim kejadian penembokan jalan tersebut sudah terjadi pada Februari 2023 lalu, dan yang bersangkutan menyatakan sudah tidak memiliki masalah dengan saudara Daman," tegas Masyhur.

Dalam klarifikasi tersebut, lanjut Masyhur, pihaknya juga menerima informasi bahwa video yang viral tersebut diambil oleh kerabat Abdul Rochim yang merupakan warga Blitar. Video itu sendiri diambil satu tahun lalu.

"Terkait adanya video viral itu merupakan unggahan dari salah satu saudara kami yang berdomisili di Blitar pada saat berkunjung ke rumah saudara Abdul Rochim satu tahun yang lalu," terang Masyhur.

Abdul Rochim pun mempertanyakan motif dari saudaranya dengan mengunggah video tersebut. Karena persoalan yang terjadi waktu itu, sudah terselesaikan.

"Saudara Abdul Rochim akan meminta pertanggungjawaban kerabatnya karena memosting video itu, karena telah menimbulkan kegaduhan," tegas Masyhur.

Masyhur menambahkan antara Abdul Rochim dan Daman sendiri masih ada hubungan keluarga. Sedangkan pemicu penembokan karena bau kotoran kandang sapi.

"Masih ada hubungan saudara, ditembok pada awal tahun 2023 akibat bau kotoran dari kandang sapi," ujar Masyhur.

Masyhur menjelaskan persoalan berawal ketika Abdul Rochim keberatan dengan bau kotoran sapi yang berasal dari kandang milik Daman di belakang rumahnya.

Hingga akhirnya Daman memutuskan untuk mendirikan tembok sebagai penyekat antara rumah Abdul Rochim dengan halaman belakang rumahnya.

"Awal mula kejadian ini saudara Abdul Rokhim keberatan terkait bau kotoran sapi. Dikarenakan rumahnya menghadap ke kandang sapi milik Pak Daman yang berada di halaman belakang. Akhirnya Pak Daman membangun tembok sesuai dengan lahan miliknya," jelas Masyhur.

Meski begitu, Mashyur menegaskan bahwa persoalan itu terjadi pada Febuari 2023 lalu. Dan saat ini masalah tersebut sudah diselesaikan oleh kedua belah pihak.

Masalah tuntas, lanjut Masyhur, setelah Abdul Rochim (50), memindahkan pintu rumahnya, yang awalnya menghadap ke arah barat dipindah ke arah timur.

"Saat ini Pak Rochim sudah memindahkan pintu rumah yang awalnya menghadap ke barat di pindahkan ke arah timur, dimana akses jalan merupakan lahan milik Pak Daman," beber Masyhur.

Selengkapnya bisa dibaca di sini

3. Penggali Sumur di Lamongan Temukan Gua Bercabang

Warga Dusun Sidowayah, Desa Lawangan Agung, Kecamatan Sugio, Lamongan dihebohkan dengan penemuan gua. Gua tersebut ditemukan saat warga menggali tanah untuk membuat sumur.

Gua tersebut ditemukan saat menggali sumur di kedalaman sekitar 5 hingga 6 meter di rumah milik Supranoto. Sumur tersebut rencananya untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari di halaman depan rumahnya.

Salah satu penggali sumur, Sutaji mengatakan, proses penggalian untuk membuat sumur tersebut dimulai sejak Selasa (24/9/2024).

"Awalnya penggalian berjalan normal dan tidak ada apa-apa," kata Sutaji kepada wartawan, Jumat (4/10/2024).

Setelah penggalian sumur berlangsung beberapa hari, tepatnya pada Rabu (2/10), lubang gua baru terlihat. Saat itu, penggalian baru mencapai beberapa meter, dan lubang gua terlihat.

"Pas menggali sumur dapat 5 atau 6 meter itu tiba-tiba tanahnya ambles ke bawah," ujarnya.

Bersamaan dengan amblesnya tanah tersebut, lanjut Taji, kawanan kelelawar terbang keluar melalui bibir sumur yang sudah dibuat sebelumnya itu.

Sutaji yang merasa penasaran pun mencoba memasuki lubang tersebut dan ternyata di dalamnya cukup besar dan bisa dimasuki orang. "Kalau lubangnya itu cukup besar dan bisa dimasuki orang," tuturnya.

Lantaran bau kotoran yang begitu menyengat, Sutaji kemudian keluar dari gua dan dari lubang sumur yang sudah ia buat. Ia kemudian memberitahukan keberadaan gua tersebut kepada Supranoto, pemilik sumur pada Kamis (3/10).

Sementara itu, Kristian Zudha Prastia, anak pemilik sumur mencoba memasuki gua tersebut dengan didampingi penggali. "Iya, saya juga berusaha melihat ke dalam," tambah Zudha.

Zudha mengaku di dalam gua terdapat bagian yang cukup lega. Kemudian lorong gua juga bercabang ke beberapa arah. Ada yang ke utara, selatan, timur dan barat yang beberapa di antaranya bisa dimasuki oleh Zudha.

"Lorong yang ke arah utara yang bisa dimasuki sekitar 6 atau 7 meter, yang ke selatan mungkin 5 meter. Tapi (lorong) yang ke timur dan barat sempit, sepertinya buntu," ungkap Zudha.

Namun, Zudha mengaku tidak mengetahui ujung dari lorong yang ada di dalam gua tersebut karena tak berani melanjutkan lebih jauh.

Ia juga mengaku tidak tahu bagaimana kawanan kelelawar yang ada di dalam gua tersebut bisa masuk dan bersarang di dalam gua. "Banyak mas kalau kelelawar yang ada di dalam gua itu," jelasnya.

Zudha juga mengungkapkan rumah warga yang ada di belakang tempat tinggalnya juga ada lubang semacam yang ada di sumurnya tersebut. Hanya saja, lubang tersebut sudah ditemukan sejak lama dan tidak tahu apakah tembus hingga ke gua yang ada di depan rumahnya.

"Di rumah warga yang ada belakang rumah saya juga ada lubang seperti ini, tapi saya tidak tahu apakah lubang yang di sini tembus ke sana atau tidak," bebernya.

Menurut Zudha, warga biasanya berbondong-bondong datang ke lokasi penemuan gua pada waktu pagi dan sore hari. Ia sendiri tak pernah menghitung berapa jumlah orang yang datang.

"Kalau itu (pengunjung) nggak tahu mas (jumlahnya) soalnya kalau pagi atau sore sering ada orang lihat," ujarnya.

Zudha juga mengaku tidak tahu alasan warga datang ke lokasi gua atau sumur yang ada di depan rumahnya itu. Zudha memperkirakan mereka datang karena penasaran saja dengan keberadaan gua yang baru tersebut.

"Kalau itu nggak tahu (alasannya) mungkin penasaran aja gimana keadaan dalamnya saja, itu juga bisa," akunya.

Terpisah, Kepala Dinas Kominfo Lamongan Sugeng Widodo mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup setempat untuk menindaklanjuti penemuan gua tersebut.

Sugeng mengatakan, tim ini akan melihat kondisi gua apakah nantinya bisa dimanfaatkan untuk wisata atau untuk hal lainnya.

"Besok, Dinas Lingkungan Hidup Lamongan akan mengirimkan tim untuk melihat gua yang baru ditemukan tersebut," jelasnya.

Selengkapnya bisa dibaca di sini

5 Kerangka Manusia Ditemukan saat Ekskavasi Istana Bhre Wengker di Mojokerto5 Kerangka Manusia Ditemukan saat Ekskavasi Istana Bhre Wengker di Mojokerto Foto: Enggran Eko Budianto

4. Penemuan 5 Kerangka Manusia di Istana Bhre Wengker Mojokerto

5 Kerangka manusia ditemukan di bagian timur sektor atau retuntuhan istana Bhre Wengker. Salah satunya 1 balita. Ke-5 jasad ditemukan di kedalaman sekitar 1 meter dari permukaan tanah saat ini.

Bekas istana itu persis di sebelah barat makam Dusun Bendo, Desa Kumitir. Ke-5 kerangka manusia itu ditemukan tengkurap dan tangan terlipat di dada.

"Semuanya (dikubur) tengkurap dengan kedua tangan terlipat di depan dada. Posisi kepala lurus menghadap ke bawah. Bukan sesuatu yang normal," terang Tenaga Ahli Paleoantropologi Departemen Antropologi Fisip Unair, Delta Bayu Murti kepada detikJatim di lokasi ekskavasi, Rabu (9/10/2024).

Dia mengatakan 5 kerangka manusia ini akan diuji karbon 14 untuk mengungkap mereka berasal dari tahun berapa. Selain itu dalam waktu dekat, akan dilakukan identifikasi profil biologis.

"Paling cepat sementara ini (pemeriksaan) profil biologis. Meliputi ras misalnya, lalu jenis kelamin, usia saat mati, estimasi tinggi badan atau panjang badan. Berikutnya juga kekhasan yang dimiliki, misalnya termasuk sakit atau penyakit yang diderita oleh 5 rangka itu," ujar Delta, Jumat (11/10/2024).

Delta menyatakan bahwa proses identifikasi profil biologis kerangka akan dilakukan di Museum Etnografi dan Pusat Kajian Kematian Unair. Untuk identifikasi profil biologis diperkirakan memakan waktu antara 1 hingga 2 minggu ke depan.

Dari dugaan awal, kelima kerangka yang ditemukan di kedalaman sekitar satu meter dari permukaan tanah itu diperkirakan hidup sekitar zaman Majapahit antara abad ke 16 hingga 18 masehi.

"Untuk hidup di masa apa, itu paling cepat kontekstualisasi rangkanya dengan bangunan di situs itu. Namun perlu ada analisis dating atau uji pertanggalan untuk memastikan mereka hidup di periodesasi apa," ungkap Delta.

Kini 5 kerangka manusia itu dipindahkan ke Unair secara berkala sejak Rabu (9/10/2024).

"Kami berkala selama 2 hari memindahkannya dan harus berhati-hati ketika melakukan pengangkatan 5 rangka itu. Juga agar kondisnya tidak mengalami kerusakan lebih lanjut," ujar Delta saat dihubungi detikJatim, Jumat (11/10/2024).

Selanjutnya akan dilakukan proses pemeriksaan dan identifikasi terhadap kelima kerangka tersebut.

"Paling cepat sementara ini (Pemeriksaan) profil biologis. Meliputi ras misalnya, lalu jenis kelamin, usia saat mati, estimasi tinggi badan atau panjang badan. Berikutnya juga kekhasan yang dimiliki, misalnya termasuk sakit atau penyakit yang diderita oleh 5 rangka itu," jelas Delta.

Delta mengatakan proses itu setidaknya akan memakan waktu antara 1 hingga 2 minggu ke depan.

"(Prosesnya) bisa lama bisa cepat terkait dengan kondisi rangka itu sendiri dan kelengkapan rangka. Di Kumitir ini kondisinya relatif rapuh, ndak utuh, ndak lengkap. Jadi kami juga masih perlu membersihkan matriks atau sedimen yang menempel di tulang," kata Delta.

Selain itu juga akan dilakukan uji dating untuk memastikan perkiraan waktu atau masa hidup dari kelima kerangka manusia yang ditemukan itu dengan bekerja sama dengan universitas lain di luar negeri.

Selengkapnya bisa dibaca di sini

Halaman 2 dari 4
(abq/fat)


Hide Ads