Kapan Puasa Syawal Dilakukan? Ini Waktu, Niat dan Keutamaannya

Kapan Puasa Syawal Dilakukan? Ini Waktu, Niat dan Keutamaannya

Alifia Kamila - detikJatim
Rabu, 10 Apr 2024 15:55 WIB
Ilustrasi puasa Ayyamul Bidh bulan Januari 2024.
Foto: Istimewa/ Unsplash.com
Surabaya -

Puasa Syawal menjadi salah satu ibadah sunah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Selaras dengan namanya, puasa ini dijalankan selama enam hari di bulan Syawal.

Rasulullah SAW sangat menganjurkan umat muslim untuk melaksanakan puasa Syawal. Ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam hadis berikut ini.

مَنْ صَامَ رَمَضانَ ثُمَّ أَتَبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كانَ كصِيَامِ الدَّهْرِ

Artinya: Barang siapa yang berpuasa Ramadan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka baginya (ganjaran) puasa selama setahun penuh. (HR Muslim)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

عن ثوبان عن رسول اللہ ﷺ أنه قال : من صام رمضان وستة أيام بعد الفطر كان تمام السنة من جاء بالحسنة فله عشر أمثالها

Artinya: Barang siapa yang berpuasa satu bulan Ramadan, ditambah enam hari (Syawal) setelah Idul Fitri, pahala puasanya seperti pahala puasa satu tahun. Dan siapa yang mengerjakan satu amalan kebaikan, baginya sepuluh kebaikan. (HR Ibnu Majah)

ADVERTISEMENT

Keutamaan Puasa Syawal

Berdasarkan dua hadis di atas, keistimewaan utama puasa Syawal adalah ganjarannya yang setara dengan puasa satu tahun. Meski begitu, ada beberapa keutamaan puasa Syawal lainnya seperti dirangkum dari laman Nahdlatul Ulama (NU).

1. Pahala puasa satu tahun

Keutamaan ini sebagaimana dijelaskan pada sabda Rasulullah SAW. Dalam surah Al-An'am ayat 160, setiap satu amal ibadah akan dibalas pahala sepuluh kali lipat.

Jika diakumulasikan, satu bulan puasa Ramadan dikali 10 sama dengan 10 bulan. Sementara, 6 hari puasa Syawal dikali 10 sama dengan 2 bulan. Apabila dijumlahkan, kebaikan yang didapat akan setara dengan satu tahun.

2. Penyempurna puasa Ramadan

Manfaat puasa Syawal selanjutnya adalah sebagai penyempurna puasa Ramadan. Ini sebagaimana salat sunah rawatib yang menjadi penyempurna salat fardhu.

3. Tanda diterimanya puasa Ramadan

Konsistensi dalam menjalankan ibadah menjadi pertanda diterimanya puasa Ramadan. Ini karena adanya keinginan untuk terus menjalankan ibadah-ibadah lainnya.

4. Sebagai tanda syukur

Melaksanakan puasa Syawal menjadi bukti syukur seorang hamba atas anugerah dari Allah SWT selama bulan Ramadan. Anugerah yang dimaksud adalah dapat menjalankan serangkaian ibadah untuk mendekatkan diri dan memohon ampunan kepada Allah SWT.

5. Menjaga konsistensi ibadah

Berakhirnya bulan Ramadan bukan menjadi alasan terputusnya ibadah. Umat muslim sangat didorong untuk menjaga konsistensi ibadah. Puasa sunah Syawal menjadi bukti ketekunan untuk terus menjalankan ibadah seusai Ramadan.

Waktu Pelaksanaan Puasa Syawal

Puasa Syawal dilakukan pada bulan Syawal selama 6 hari. Perlu diketahui bahwa puasa ini tidak dapat dilaksanakan saat 1 Syawal karena haram hukumnya. Sehingga puasa Syawal dapat dilangsungkan mulai 2 hingga 30 Syawal.

Sayyid Abdullah Al-Hadrami menjelaskan, puasa Syawal tidak harus dilakukan secara enam hari berturut-turut. Dalam kata lain, puasa Syawal dapat dilaksanakan secara terpisah selama masih dalam waktu bulan Syawal.


هَلْ يُشْتَرَطُ فَي صِيَامِ السِّتِّ مِنْ شَوَّالٍ اَلتَّوَالِي؟ اَلْجَوَابُ: اِنَّهُ لَا يُشْتَرَطُ فِيْهَا التَّوَالِي، وَيَكْفِيْكَ أَنْ تَصُوْمَ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ وَاِنْ كَانَتْ مُتَفَرِّقَةً، طَالَمَا وَقَعَتْ كُلُّهَا فِي الشَّهْرِ


Artinya: Apakah disyaratkan dalam puasa Syawal untuk terus-menerus? Jawaban: sesungguhnya tidak disyaratkan dalam puasa Syawal untuk terus-menerus, dan cukup bagimu untuk puasa enam hari dari bulan Syawal sekalipun terpisah-pisah, sepanjang semua puasa tersebut dilakukan di dalam bulan ini (Syawal). (Sayyid Abdullah al-Hadrami, al-Wajiz fi Ahkamis Shiyam wa Ma'ahu Fatawa Ramadhan, [Daru Hadramaut: 2011], halaman 139)

Kendati demikian, Imam Abu Al-Husain Yahya bin Abil Khair bin Salim Al-Umrani Al-Yamani mengungkapkan, lebih diutamakan untuk melaksanakan puasa Syawal secara terus-menerus.

يُسْتَحَبُّ لِمَنْ صَامَ رَمَضَانَ أَنْ يَتَّبِعَهُ بِسِتٍّ مِنْ شَوَّالٍ. وَالْمُسْتَحَبُّ: أَنْ يَصُوْمَهَا مُتَتَابِعَةً، فَإِنْ صَامَهَا مُتَفَرِّقَةً جَازَ

Artinya: Disunnahkan bagi orang yang puasa di bulan Ramadhan untuk meneruskan dengan puasa enam hari dari bulan Syawal. Dan (praktik) yang dianjurkan, yaitu dengan berpuasa Syawal secara terus-menerus, dan jika puasa dengan cara terpisah, maka diperbolehkan. (Imam Abul Husain, Al-Bayan fi Mazhabil Imam Asy-Syafi'i, [Darul Minhaj: 2000], juz III, halaman 548)

Niat Puasa Syawal

Sebelum melangsungkan puasa Syawal, para ulama menganjurkan untuk membaca niatnya terlebih dahulu. Adapun berikut ini lafal niat puasa Syawal.

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnatis Syawwâli lillâhi ta'âlâ.

Artinya: Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT.

Artikel ini ditulis oleh Alifia Kamila, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom




(abq/iwd)


Hide Ads