Puluhan tunanetra di Surabaya begitu semangat melakukan khataman Al-Qur'an braille. Mereka didampingi oleh komunitas Kawan Netra pada hari ke-21 Ramadan ini.
Uniknya khataman ini bukan digelar di masjid atau tempat ibadah pada umumnya, namun digelar di atas kereta kelinci sambil berkeliling Kota Surabaya.
Dengan menggunakan kereta kelinci, mereka berkeliling dari titik awalnya di Taman Bungkul, kemudian mengarah ke Jalan Progo, Jalan Darmokali, Jalan Wonokromo, Jalan Ngagel, hingga kembali lagi ke Taman Bungkul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sepanjang perjalanan, lantunan Al-Qur'an terdengar dari 15 tunanetra serta 15 remaja yatim duafa yang berperan sebagai relawan pendamping. Masing-masing dari mereka membaca 1 juz Al-Qur'an braille hingga berhasil khatam 30 juz.
![]() |
Ketua Komunitas Kawan Netra, Gusti Hamdan menyampaikan bahwa ia bersama rekan-rekannya sengaja menginisiasi khataman di atas kereta kelinci yang merupakan salah satu wahana wisata di Surabaya sebab bisa memberikan rasa senang tersendiri bagi para tunanetra.
Tak hanya itu, dirinya juga ingin khataman ini bisa menarik perhatian masyarakat Surabaya yang melihat di sepanjang perjalanan agar bisa menjadi pengingat untuk senantiasa beribadah, terutama di bulan Ramadan.
"Membaca Qur'an di atas kereta kelinci tentu memberikan sensasi tersendiri bagi para tunanetra. Selain itu juga menarik perhatian orang-orang yang melihatnya sepanjang perlintasan kereta kelincinya. Di sisa Ramadan tahun ini ingin sama-sama mengingatkan untuk genjot ibadah lebih banyak lagi. Tunanetra aja semangat baca Qu'ran, masa kita tidak?," kata Gusti kepada detikJatim, Senin (1/4/2024).
Para tunanetra yang mengikuti kegiatan ini juga begitu senang lantaran menaiki kereta kelinci seolah mengobati kerinduan mereka akan masa kanak-kanaknya dulu.
Hal ini diungkapkan oleh Koordinator Gerakan Tunanetra Mengaji, Heru Cahyono sebagai salah satu pendamping dalam khataman Qur'an braille kali ini.
"Mengaji di atas kereta kelinci gini sensasinya itu kayak jadi santri anak-anak. Menumbuhkan jiwa anak-anak lagi. Selama ini (para tunanetra) pingin naik kereta kelinci tapi gengsi karena sudah dewasa, nah alhamdulillah sekarang bisa naik malahan sambil ngaji. Seru banget," ungkapnya.
![]() |
Agenda khataman bersama para tunanetra ini ternyata merupakan agenda tahunan yang dilaksanakan tiap bulan Ramadan. Tema yang diusung pun berbeda-beda.
Di tahun sebelumnya Komunitas Kawan Netra dan Gerakan Tuanentra Mengaji pernah khataman Al-Qur'an braille di atas Suroboyo Bus, kereta api Surabaya Malang, perahu di kebun mangrove, hingga khataman di sepanjang Jalan Tunjungan.
Sementara untuk tahun ini tema yang dipilih adalah khataman di atas kereta kelinci yang telah terlaksana serta khataman di feeder Wira-Wiri Suroboyo yang akan dilaksanakan (6/4) mendatang.
"Melihat semangat tunanetra yang berhasil mengkhatamkan Al-Qur'an di bulan Ramadan ini semoga bisa menambah semangat bagi seluruh umat muslim untuk memperbanyak ibadah di bulan Ramadan," tandas Gusti.
(abq/iwd)