Lantunan ayat suci Al-Qur'an menggema dari musala di kompleks Panti Pelayanan Sosial Disabilitas Sensorik Netra Pendowo Kudus. Mereka membaca Al-Qur'an tidak mushaf biasanya, melainkan dari lembaran Al-Qur'an braille.
Pantauan detikJateng, ada 32 tunanetra berkumpul di musala kompleks panti sosial tepatnya Desa Mlati Lor Kecamatan Kota Kudus. Terlihat jari jemari mereka dengan teliti menyusuri titik-titik timbul di atas kertas. Mereka melafalkan ayat demi ayat dengan penuh kegembiraan.
Kegiatan tadarus Al-Qur'an ini menjadi salah satu kegiatan rutin di Panti Pelayanan Sosial Disabilitas Sensorik Netra Pendowo Kudus. Selain itu, ada pula kegiatan selawatan diiringi terbangan, kultum, hingga salat tarawih berjamaah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penerima manfaat, Arum Februari, mengatakan kegiatan di bulan Ramadan mulai dari salat tarawih berjemaah, kultum, salawat hingga tadarus Al-Qur'an. Meski memiliki keterbatasan, Arum asal Pati ini, memiliki keinginan untuk bisa lancar membaca Al-Qur'an.
"Karena kita lahir sejak kecil dapat kekurangan jadi alhamdulillah sudah terbiasa. Dan sekarang sudah bisa baca Al-Qur'an braille," kata Arum ditemui di lokasi, Kamis (20/5/2025).
Penerima manfaat lainnya, Muhammad Arjun, mengaku sudah bisa dengan lancar membaca Al-Qur'an braille. Dia berharap momen Ramadan ini bisa meningkatkan keimanan dan ketakwaan.
"Di sini banyak teman semoga momen Ramadan tahun ini bisa menjadi manusia yang lebih baik," ujarnya.
Pendamping di panti tersebut, Yosi Susanto, mengatakan puluhan penerima manfaat di sini diberikan pembelajaran baca Al-Qur'an braille. Selain itu mereka juga diajari untuk melafalkan ayat-ayat suci Al-Qur'an.
![]() |
"Pembelajaran tadarus difokuskan pada pembacaan Al-Qur'an melalui metode Al-Qur'an braille karena tunanetra itu bisa membawa Al-Qur'an dengan braille maka pembelajaran menggunakan braille dan memberikan contoh secara pengucapan lalu mereka menirukan apa yang kita ucapkan berulang kali sampai mereka paham," jelas Yosi di lokasi.
Menurutnya para penerima manfaat antusias mengikuti kegiatan Ramadan di Panti. Yosi mengaku kesulitan jika ada beberapa peserta yang perlu kerja ekstra untuk mengajari lebih membaca Al-Qur'an.
"Kesulitan latar belakang penerima manfaat yang berbeda-beda. Karena mereka yang punya latar belakang agama yang kuat mereka pemberian materi sangat cepat. Tetapi kalau latar belakang dari mereka tempat asal kurang dari kurang latar agama jadi butuh tenaga ekstra untuk bisa memberikan pembelajaran," terang dia.
Yosi berharap agar puluhan penerima manfaat ini bisa lancar membaca Al-Qur'an. Mereka juga diharapkan hafal dengan surat-surat pendek.
"Sehingga mereka tidak dipandang sebelah mata. Mereka juga bisa agama dan layak terjun ke masyarakat," jelasnya.
Kepala Panti Pelayanan Sosial Disabilitas Sensorik Netra Pendopo Kudus, Sundarwati, menerangkan kegiatan selama Ramadan ini disambut antusias oleh penerima manfaat sebanyak 32 orang. Kegiatan dimulai dari salat isya, tarawih, tadarus, sampai ngaji bersama-sama.
"Semua senang mengikuti acara Ramadan ini," katanya.
Sundar berharap dengan momen Bulan Ramadan ini para penerima manfaat semakin tumbuh keimanannya. Lalu secara karakter semakin terbentuk dan lebih bisa menerima dirinya yang sekarang.
"Karena tidak semua ini netra sejak lahir. Ini kami dampingi supaya mereka tetap punya harapan ke depan. Momen Ramadan ini kesempatan kami untuk mendampingi mereka dengan penguatan keagamaan ini mereka akan lebih bisa menerima dan mendekatkan diri kepada Allah," pungkas dia.
(afn/ams)