Saat Puluhan Tunanetra Surabaya Tulis Alfatihah Braille sebagai Media Dakwah

Saat Puluhan Tunanetra Surabaya Tulis Alfatihah Braille sebagai Media Dakwah

Aprilia Devi - detikJatim
Selasa, 22 Okt 2024 11:40 WIB
Alfatihah Braille yang dibuat tunanetra di Surabaya
Alfatihah Braille yang dibuat tunanetra di Surabaya (Foto: Aprilia Devi/detikJatim)
Surabaya -

Puluhan tunanetra di Surabaya yang tergabung di Gerakan Tunanetra Mengaji menulis surat Alfatihah menggunakan huruf braille. Alfatihah braille ini akan digunakan sebagai media dakwah.

Fasilitator tunanetra penulis Alfatihah Braille, Gusti Hamdan mengatakan tujuan utama dari penulisan ini adalah membantu tunanetra memahami huruf hijaiyah braille.

"Dalam belajar sebuah bahasa apapun memang tidak bisa memisahkan antara membaca dan menulis. Sayangnya angka buta huruf hijaiyah braille di Indonesia mencapai 95% dari jumlah populasi tunanetra," ujar Gusti kepada detikJatim, Selasa (22/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gusti menjelaskan dalam penulisan Alfatihah Braille ada 30 tunanetra berpartisipasi. Mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa. Proses penulisannya pun tidak mudah.

"Tidak mudah membuat Al Fatihah Braille ini. Nulis braille itu sendiri susah, apalagi hijaiyah braille. Tidak boleh ada kesalahan sedikit pun, bahkan satu karakter pun tidak boleh keliru, mengingat ini ayat suci," jelasnya.

ADVERTISEMENT
Alfatihah Braille yang dibuat tunanetra di SurabayaAlfatihah Braille yang dibuat tunanetra di Surabaya/ Foto: Aprilia Devi

Selama penulisan, tunanetra yang terlibat kerap menghadapi berbagai tantangan dan kendala. Pihak fasilitator pun membantu mereka dengan mengadakan 8 kali pelatihan secara intens.

"Satu orang tunanetra bahkan harus bereksperimen menulis puluhan kali untuk bisa membuat 1 tulisan Alfatihah Braille yang sesuai," tutur Gusti.

Belum lagi setiap tunanetra harus bisa menaklukkan kendala masing-masing pribadi yang dimilikinya.

"Ada tunanetra remaja yang tangannya selalu basah ketika menghadapi sesuatu yang baru. Nah, ini tentu harus berkali-kali gagal ketika quality control hasil tulisan Alfatihah Braillenya. Dia harus melawan dirinya sendiri untuk bisa berhasil," ungkap Gusti.

Saat ini sudah ada sekitar 1.000 lembar Alfatihah Braille yang ditulis langsung oleh para tunanetra di Surabaya dalam Gerakan Tunanentra Mengaji.

Rencananya Alfatihah Braille itu juga akan didaftarkan dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai penulisan Alfatihah Braille terbanyak di Indonesia.




(hil/fat)


Hide Ads