Upaya penyusuran Kali Buntung oleh Plh Adhy Karyono bersama tim gabungan Pemkab Sidoarjo menemukan 5 kilometer permukaan sungai di Sidoarjo tertutup eceng gondok. Sudah 1,4 kilometer dari total 5 kilometer permukaan yang dibersihkan dari eceng gondok.
Dalam proses susur sungai di wilayah Juanda dan Bungurasih itu Adhy bersama rombongan memecah kumpulan eceng gondok yang tumbuh setinggi setengah meter yang menahan laju aliran sungai. Tampak sisa-sisa eceng gondok yang telah diurai dengan ekskavator di muara sungai.
"Dari total 5 kilometer yang tertutup eceng gondok, saat ini sudah 1,4 km yang telah dibersihkan menggunakan satu buah excavator," jelas Adhy kepada wartawan di bantaran Kali Buntung, Kamis (15/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adhy mengatakan bahwa upaya dan proses penanganan eceng gondok itu akan terus dilakukan. Dia pun memperkirakan proses pembersihan eceng gondok yang menyumbat aliran air hingga menyebabkan banjir itu bisa tuntas dalam waktu 1 bulan.
"Hari ini ada 3 excavator amphibi dengan personil cukup banyak, ada 50 orang. Kemudian ada juga peralatan lain. Ini akan bertahap dan tetap bertambah, ini baru sebagian kecil untuk sampai menembus ke Waru," kata Adhy.
Didampingi Pj Sekda Sidoarjo Andjar Surjadianto dan jajaran Kepala OPD Jatim, Adhy melakukan peninjauan dan pembersihan sungai dari eceng gondok dimulai dari pos Susur Sungai Segoro Tambak dengan perahu karet.
![]() |
Terpantau di hilir Kali Buntung di Bungurasih sudah disiagakan sejumlah alat berat untuk pembersihan eceng gondok. Ada 1 unit excavator standart PC 200, 1 unit excavator standar PC 75, 1 unit ponton milik Dinas PU Marga dan Sumber Daya Air Sidoarjo, dan 4 unit dump truck DLHK Sidoarjo.
Salah satu tantangan dalam proses pembersihan Sungai Buntung dari eceng gondok itu, kata Adhy, karena wilayah bantaran Kali Buntung sudah menjadi pemukiman cukup padat penduduk. Sehingga alat berat kesulitan mengakses bantaran sungai sehingga harus dilaksanakan bertahap.
"Daerah di sekitar sungai sudah dibangun rumah-rumah, jadi alat berat yang bisa lewat masih terbatas sekali," ujarnya.
Dalam operasi ini, Pemerintah Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan BPBD Jatim, Pemkab Sidoarjo, Dinas PU Marga dan SDA Sidoarjo, serta Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Adhy mengatakan telah dianggarkan biaya untuk operasi pembersihan sungai ini bersumber dari BTT Keadaan Darurat gabungan Pemprov Jatim dan Pemkab Sidoarjo. Dia mengatakan sinergi berbagai pihak perlu dilakukan sebagai langkah mitigasi dan pencegahan banjir di puncak musim hujan.
"Setelah eceng gondok ini diurai menggunakan excavator, maka nanti akan dihancurkan dengan propeller sehingga tidak hanyut kembali ke sungai. Jumlahnya sudah terlalu banyak sehingga perlu operasi gabungan. Ini perlu kerja sama yang kuat, ya, maka di dalam penanggulangan bencana semua resource dari stakeholder harus kami gunakan," katanya.
Seperti diketahui, banjir melanda sejumlah wilayah di Sidoarjo sejak 5 Februari lali imbas hujan dengan intensitas tinggi. Salah satu lokasi yang terimbas genangan selama beberapa waktu adalah Terminal Purabaya Surabaya, di Desa Bungurasih, Sidoarjo.
(dpe/iwd)