Letusan freatik atau erupsi freatik adalah peristiwa pelepasan energi disertai ledakan dan keluarnya material vulkanik ke udara, terutama gas dan abu. Proses ini terjadi ketika air atau fluida lainnya yang terperangkap di dalam magma mendidih dan berubah menjadi uap dengan cepat.
Melansir laman U.S. Geological Survey, proses letusan freatik dimulai ketika tekanan uap yang dihasilkan pemanasan tiba-tiba melebihi kekuatan batuan di sekitarnya. Sehingga batuan pecah dan material vulkanik dilepaskan secara kuat ke atmosfer. Letusan ini bersifat spontan dan seringkali terjadi tanpa peringatan.
Berbeda dengan erupsi gunung lainnya, erupsi freatik memiliki perbedaan letusan yang disebabkan interaksi magma dengan air, baik secara langsung maupun tidak langsung. Letusan ini terjadi ketika air, baik air tanah, air laut, air danau kawah, atau air hujan, bersentuhan dengan magma Bumi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Catatan Sejarah Letusan Gunung Ijen |
Panas yang berasal dari magma menyebabkan air tersebut berubah menjadi uap di dalam Bumi. Proses ini menghasilkan peningkatan volume signifikan, dan uap air naik melalui retakan tanah memanaskan batuan di atasnya. Sementara air di bawah permukaan tanah mulai mendidih.
Tekanan uap air yang mendidih ini dapat mempercepat perambatan retakan. Jjika tekanan uap mencapai tingkat yang tidak dapat ditahan, letusan yang disebut erupsi freatik akan terjadi. Intensitas letusan tergantung jumlah air, suhu, tekanan, dan faktor-faktor lainnya.
Dalam laman Stekom, letusan dimulai dekat permukaan bebas dan menyebar ke bagian lainnya. Model letusan terjadi pada gunung dengan rasio aspek keretakan yang relatif besar (Ξ² ~10-1), dan konsentrasi retak yang tidak terlalu rendah (Ξ©> 10-2). Secara definisi, letusan tidak menghasilkan materi letusan padat.
Cairan yang terlibat dalam letusan freatik dapat berasal dari perkolasi fluida meteorik ke dalam batuan panas atau saluran panas. Mereka juga dapat terbentuk melalui migrasi ke atas dari cairan lava, termasuk gas, cairan superkritis, dan lelehan, ke dalam sistem hidrotermal atau akuifer dangkal.
Pada erupsi freatik, sumbernya adalah uap air yang berasal dari air bawah tanah yang mengalami pemanasan intensif oleh sumber panas tertentu. Di sisi lain, erupsi freatomagmatik mirip dengan erupsi freatik. Tetapi sebagian tenaganya berasal dari magma segar yang sedang bergerak naik.
Ciri-ciri Letusan Freatik:
Letusan freatik memiliki beberapa ciri-ciri khusus. Ciri-ciri inilah yang membedakan letusan freatik dengan letusan gunung berapi lainnya.
1. Ledakan Mendadak
Letusan freatik terjadi dengan cepat dan tanpa peringatan. Hal ini menyebabkan ledakan yang kuat dan tiba-tiba.
2. Pelepasan Gas dan Abu
Proses letusan freatik dicirikan pelepasan besar-besaran gas dan abu vulkanik ke atmosfer.
3. Tidak Ada Lava
Dibandingkan dengan letusan vulkanik lainnya, letusan freatik cenderung tidak menghasilkan lava. Material yang dilepaskan berupa partikel-partikel kecil.
Dampak Letusan Freatik:
Pada saat terjadinya letusan freatik, gunung berapi akan memuntahkan awan panas bercampur debu vulkanik. Letusan freatik pun berdampak pada alam hingga ekonomi. Berikut tiga dampak letusan freatik.
1. Bahaya Sosial dan Ekonomi
Letusan freatik dapat menyebabkan kerugian ekonomi dan sosial. Terrutama jika daerah sekitarnya padat penduduk atau digunakan untuk pertanian.
Material vulkanik yang dilepaskan saat terjadi letusan freatik dapat merusak tanaman dan mematikan hewan ternak. Hal ini tentu merugikan masyarakat sekitar.
2. Ancaman Kesehatan
Debu vulkanik dan gas beracun yang dihasilkan letusan freatik dapat membahayakan kesehatan manusia. Pernapasan debu vulkanik dapat menyebabkan masalah pernapasan dan iritasi mata.
3. Perubahan Iklim Lokal
Material vulkanik yang mencapai atmosfer dapat memengaruhi iklim setempat dengan menciptakan lapisan debu yang memantulkan sinar matahari. Hal ini dapat menyebabkan penurunan suhu dan perubahan iklim lokal sementara.
Artikel ini ditulis oleh Tari Pagusa, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/sun)