PVMBG menyebut kondisi Danau Kawah Gunung Kelud mengalami perubahan aktivitas. Hal ini berpotensi mengeluarkan gas beracun hingga terjadi erupsi freatik.
Diketahui, Gunung Kelud merupakan salah satu gunung berapi di Jawa Timur. Gunung yang berada di wilayah Kediri dan Blitar ini sempat meletus 8 tahun lalu, tepatnya pada 13 Februari 2014.
Letusan Gunung Kelud saat itu terjadi sekitar pukul 22.50 WIB. Letusan ini cukup dahsyat karena berdampak hingga Yogyakarta. Akibat peristiwa ini, empat orang meninggal dunia dan ratusan ribu orang mengungsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, suara ledakan Gunung Kelud juga sangat dahsyat. Bahkan bisa terdengar hingga di Kota Kediri yang berjarak 45 km dari kubah lava.
Saat meletus, beberapa daerah di sekitar gunung juga dilanda hujan kerikil. Selain itu, letusan Gunung Kelud juga berdampak pada wilayah di Jawa Timur hingga Jawa Tengah dan Yogyakarta. Di mana abu dari Gunung Kelud menyebar hingga ke beberapa wilayah tersebut.
Tak hanya itu, akibat hujan abu dan debu vulkanik ini, jarak pandang masyarakat juga terganggu. Saat itu, jarak pandang di jalan raya hanya 50-100 meter, bahkan kadang hanya 10 meter. Suasana pagi hingga siang hari tampak gelap.
Bahkan, hujan abu juga sampai dirasakan di Kabupaten Bandung, Jawa Barat yang berjarak 700 kilometer dari Gunung Kelud.
Selain melumpuhkan sejumlah kota, letusan Gunung Kelud juga menutup 7 bandara. Ketujuh bandara yang ditutup adalah Bandara Adisutjipto Yogyakarta, Bandara Adi Soemarmo Solo, Bandara Juanda Surabaya, Bandara Abdulrachman Saleh Malang, Bandara Ahmad Yani Semarang, Bandara Tunggul Wulung Cilacap dan Bandara Husein Sastranegara Bandung.
Penutupan 7 bandara ini dilakukan selama dua hari. Penutupan ini karena faktor keamanan, mengingat jarak pandang di udara sangat pendek.
Terbaru, Petugas Pos Pengamatan Gunung Kelud PVMBG Budi Prianto menyebut kondisi terbaru Gunung Kelud, Jumat (1/4/2022) memang ada perubahan warna, bualan air, serta gas yang keluar dari kawah. Namun, Budi mengatakan kondisi ini wajar terjadi pada setiap gunung berapi.
"Itu benar, perubahan warnanya dan adanya bualan serta gas yang keluar dari kawah. Dan hal itu wajar terjadi di setiap kondisi gunung berapi," kata Budi.
Perubahan warna air danau kawah ini terjadi karena beberapa faktor. "Perubahan warna air itu juga bisa disebabkan dari mana kita melihat kondisi gunung itu misalnya dari bagian mana, karena bisa juga dari Anda yang satu dari yang lain itu berbeda, terus juga bisa dipengaruhi oleh refleksi dari matahari," imbuh Budi.
(hil/fat)