Ngalam Mbois: Wayang Wolak-walik Ekspresi Kebebasan Seniman Kepanjen

Ngalam Mbois: Wayang Wolak-walik Ekspresi Kebebasan Seniman Kepanjen

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Senin, 06 Nov 2023 10:40 WIB
Wayang wolak-walik Malang
Juma'ali, seniman asal Kepanjen, Malang besama wayang wolak-walik hasil karyanya. (Foto: Dok. Istimewa)
Malang -

Kreasi dan inovasi tidak henti-hentinya bermunculan di Kota Malang. Salah satunya adalah wayang wolak-walik buatan seorang seniman di Kepanjen, Kabupaten Malang.

Pembuat wayang wolak-walik itu adalah Juma'ali. Hanya bermodal botol plastik dan cat, pria berusia 56 tahun itu dengan cekatan mengubahnya menjadi berbagai karakter wayang.

Karakter wayang yang dibuat dan dimainkannya cenderung bebas dan tidak merujuk pada pakem wayang umumnya. Sebagaimana ia menjadikan wayang adalah metode edukasi dan menyalurkan kebebasan berkesenian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beragam karakter wayang wolak-walik, mulai dari tokoh yang melegenda seperti tokoh dalam mitologi, babad, Wali Sanga, Kiai Haji Hasyim Asyari, Gus Dur, hingga Presiden Joko Widodo dibuatnya.

Wayang buatan Juma'ali dikenal dengan sebutan "Wayang Wolak-walik" karena metode permainan fisik dan filosofi tersendiri.

ADVERTISEMENT

"Wolak-walik secara fisik dimainkan satu layar bolak balik. Biasanya dimainkan dua orang depan dan belakang. Tapi sekarang bisa melibatkan penonton untuk bermain bareng," ujarnya pada Senin (6/11/2023).

"Secara filosofis wayang wolak-walik menggambarkan kondisi sekarang manusia yang membolak-balikkan fakta atau keadaan karena banyak kepentingan. Maka wayang jadi sarana edukatif tentang nilai-nilai kehidupan sehari-hari," sambungnya.

Cara pembuatan wayang wolak-walik sendiri tidak sulit, dimulai dari memotong bagian tutup dan bawah botol bekas air minum. Setelah itu, botol dilapisi kertas dan dipanasi dengan setrika hingga membentuk lembaran plastik pipih.

Kemudian, plastik pipih itu dibentuk menjadi berbagai karakter wayang sesuai kebutuhan. Setelah membentuk karakter wayang, untuk penyelesaian diberi cat kaca warna-warni.

Meski pembuatannya terbilang cukup sederhana, wayang buatan Juma'ali ini berhasil memikat anak-anak. Bahkan, wayang wolak-walik berhasil menjadi sarana edukasi dan membangun kesehatan mental.

Hal itu terbukti, dari banyaknya undangan yang diterima Juma'ali untuk memberikan trauma healing bagi korban-korban bencana di beberapa daerah. Salah satunya adalah memberikan tontonan kepada korban Erupsi Gunung Semeru beberapa waktu lalu.

Keterampilan dalam pembuatan wayang dan memainkannya memang sudah didapat Juma'ali sejak kuliah di Insitut Seni Indonesia Yogyakarta (ISI) fakultas seni pertunjukan pada tahun 1988.

Awalnya dia masuk dalam dunia seni teater. Seiring berjalannya waktu, Juma'ali mulai tertarik dan mencoba membuat dan memainkan wayang ketika mendapat ajakan dari seniman Belgia.

"Saya dulu tahun 1991 diajak orang Belgia, membuat wayang boneka, cerita tentang Kabayan dan main di kedutaan Belgia dan Fatahilah," ungkapnya.

"Lalu tahun 1994 bikin wayang legenda jadi wayang legenda dengan cerita rakyat. Setelah lulus tahun 1998 sempat bekerja menjadi guru, kerja serabutan, bikin usaha hingga marketing. Setelah sekian lama, baru kemudian saya mulai membuat wayang itu," sambungnya.

Kecintaan terhadap seni membuat ayah satu anak itu terus bersemangat untuk belajar dan mengembangkan wayang wolak-walik. Baik dari pengembangan cerita dan masih banyak lagi.

"Saya ke depan ingin membuat cerita baru dan lagu-lagu anak. Terus bersyukur dan bisa berkembang memberi manfaat lebih luas. Terus eksplorasi," tandasnya.




(hil/dte)


Hide Ads