Arek Malang, Sahi Rafael Damardhi menciptakan sebuah inovasi "otak pintar" (algoritma) yang bisa menganalisis suara detak jantung janin secara lebih detail. Karya Rafael ini dibuat untuk mengatasi kesulitan dokter saat memeriksa detak jantung janin menggunakan stetoskop yang kadang terdengar kurang jelas.
Pemuda yang berasal dari Malang ini merupakan lulusan Teknik Elektro S-1, Fakultas Teknologi Industri (FTI), Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang). Saat melakukan penelitian, dia menciptakan sebuah metode untuk mendeteksi kesehatan jantung bayi dalam kandungan tanpa perlu menyentuh perut ibu.
Judulnya penelitian tersebut adalah "Pengolahan Sinyal Fonokardiografi Janin (Fpcg) Berbasis Transformasi Wavelet Scattering (Wst) dan K-Means Clustering".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Cara kerjanya, suara detak jantung janin direkam menggunakan alat khusus (seperti stetoskop digital untuk ibu hamil). Kemudian, "otak pintar" akan memproses suara tersebut menggunakan teknik yang disebut Wavelet Scattering. Teknik ini seperti memilah-milah suara menjadi bagian-bagian kecil untuk mencari pola yang tersembunyi," kata Rafael, Senin (19/5/2025).
Setelah itu, "otak pintar" ini akan mengelompokkan suara-suara detak jantung tersebut secara otomatis. Sahi menggunakan data dari 120 rekaman suara jantung janin yang sudah ada. Hasilnya, "otak pintar" berhasil mengelompokkan suara-suara tersebut menjadi 4 jenis yang berbeda. Pengelompokan ini diharapkan bisa membantu dokter untuk mengidentifikasi apakah jantung janin berfungsi normal atau tidak.
Rafael menekankan bahwa alat ini masih berupa penelitian awal, meskipun pengembangannya ke depan sangat menjanjikan. Hasil pengelompokan suara jantung janin masih perlu dievaluasi lebih lanjut oleh para ahli medis untuk memastikan keakuratannya.
Ide putra dari I Made Rentib dan Kristina Palupi ini terinspirasi dari teknologi serupa yang sudah digunakan untuk menganalisis gambar. Ia berharap penelitiannya menjadi langkah awal untuk menciptakan alat yang lebih baik dalam memantau kesehatan janin selama di dalam kandungan.
"Ini adalah langkah kecil namun penting untuk masa depan kesehatan ibu dan anak di Indonesia," tegasnya.
Rafael merupakan alumnus SMA Negeri 12 yang sekarang beralih fungsi menjadi SMK Negeri 12 Malang. Dia mengaku sejak lama sudah tertarik pada Teknik Elektro khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Bermula dari keterlibatannya sebagai asisten Laboratorium Sistem Pengukuran dan Instrumentasi (SPDI) Teknik Elektro ITN Malang, ia berkesempatan ikut serta dalam proyek instalasi PLTS pabrik usus di Mojokerto. Pengalaman ini memicu minatnya untuk mendalami potensi energi surya.
Untuk mengasah kemampuannya di bidang PLTS, Rafael mengikuti kompetensi PLTS yang juga difasilitasi Prodi Teknik Elektro. Langkah ini diharapkan membawanya pada kesempatan berharga lainnya.
Selama kuliah selain menjadi asisten laboratorium, Rafael juga mengikuti program Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB) di PT Suri Tani Pemuka (STP) yang berlokasi di Purwakarta. STP merupakan perusahaan akuakultur/budidaya perairan yang bergerak di bidang pembenihan, pembesaran, dan pengolahan ikan dan udang. STP merupakan anak perusahaan dari PT JAPFA Comfeed Indonesia Tbk.
"Saya di Suri Tani fokus pada riset prototyping high voltage power supply yang harapannya dapat digunakan sebagai alternatif metode disinfeksi media budidaya udang. Umumnya, metode disinfeksi menggunakan sinar UV, tetapi tujuan yang sama dapat dicapai dengan memaparkan mikroba pada medan listrik bertegangan tinggi. Hal inilah yang diteliti feasibilitasnya ketika magang," terang Rafael.
Kesempatan menjadi asisten riset ini memberikan Rafael pengalaman berharga dalam mengembangkan solusi pembangkit listrik mandiri dan aplikasinya dalam sektor akuakultur.
(irb/hil)