Pemkot Surabaya akan membangun underpass atau flyover di bundaran Taman Pelangi pada 2024. Tujuannya untuk mengurai kemacetan yang ada di Jalan Ahmad Yani, baik dari arah ke Sidoarjo, Jemursari dan tengah kota.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan pihaknya sedang melakukan kajian terkait rencana tersebut. Dalam hal ini untuk memastikan pembangunan underpass atau flyover.
"Oleh kementerian (PUPR) mau atas flyover atau bawah underpass. Kita sedang melakukan kajian. Karena kalau underpass itu satu sisi, tapi kalau flyover bisa dua sisi," kata Eri, Selasa (24/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eri menjelaskan dari dua pilihan itu, ia lebih memilih memilih underpass. Sebab, jalan yang ada di bawah tidak mengubah keindahan Kota Surabaya.
"Dua-duanya (memungkinkan), tapi saya berharap underpass, agar wajah kota gak tertutup. Kalau overpass (flyover) kan tertutup," ujarnya.
Eri mengatakan pembangunan jalan penghubung di kawasan Bundaran Taman Pelangi akan dikerjakan KemenPPUR. Sedangkan biaya untuk pembangunannya sendiri akan dibebankan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Sekitar Rp 200 M. Tujuannya untuk memecah kemacetan, agar tidak menunggu (pengendara di traffic light) terlalu lama," katanya.
Bila nantinya yang dibangun adalah underpass, maka Pemkot Surabaya harus terlebih dahulu mengubah aliran sungai. Karena, di bawah bundaran Taman Pelangi ada sungai yang mengalir dari Jalan Injoko menuju ke Jalan Jemursari Surabaya.
"Jadi kalau kita itu underpass, maka kita mengubah aliran sungai. Jadi kalau (underpass) di bawahnya sungai kan tidak mungkin, ya bisa tapi harganya pasti akan mahal. Sehingga sungainya kita putus, kita ubah alirannya," jelasnya.
Skema mengubah aliran sungai itu bisa dilakukan dan sungai nantinya akan berbentuk S. Sebab, beban aliran sungai dari Injoko ke arah Jalan Jemursari, sebelumnya sudah dipotong berbelok menuju CITO dengan pembangunan saluran baru.
"Kita buat saluran baru kan, ke CITO langsung dia nyebrang ke Korem (Jalan Siwalankerto). Jadi Insyaallah bebannya yang ke Jalan Jemursari tidak lagi berat," ujarnya.
"Kalau underpass satu sisi membelokkan sungai, kan ada sungai. kan gak mungkin underpass di bawahnya sungai. Ya bisa, tapi larange gak karuan. Sungainya dibentuk S. Karena beban di sana sudah mulai berkurang," tandasnya.
(abq/iwd)