Kekeringan di kawasan Waduk Bendo Ponorogo membuat munculnya makam tua. Ada sejumlah makam tua yang terlihat kala air di Waduk Bendo mengering.
Pantauan detikJatim, kompleks makam tua tersebut masih tampak berdiri kokoh. Meski sudah bertahun-tahun terendam air waduk, tetapi batu nisan dan bangunan di atas makam masih tampak utuh. Namun, ada juga beberapa makam yang sedikit rusak.
Memasuki puncak musim kemarau, debit air di Waduk Bendo memang mulai berkurang. Terutama di area hulu waduk di Desa Ngadirojo, Kecamatan Sooko, Ponorogo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di area yang masuk Dusun Krajan ini, ditemukan lokasi pemakaman tua. Dulu sebelum tertutup air, di sini merupakan pemakaman warga. Saat hendak dibangun menjadi waduk, akhirnya warga memindahkan makam leluhurnya dengan ritual khusus ke makam yang baru.
"Air surut sejak 2 hingga 3 bulan lalu dan akhir-akhir ini mulai muncul kembali makamnya," tutur salah satu warga setempat, Sukamto kepada wartawan, Senin (2/10/2023).
Sukamto menerangkan, makam yang memiliki nama awal Lebak ini terendam 2 tahun akibat pembangunan Waduk Bendo. Warga yang merasa memiliki leluhur di makam ini, langsung memindahkan makam yang berjarak satu kilometer dari lokasi awal.
![]() |
"Sekitar 250 makam dipindahkan warga secara mandiri dengan cara khusus bersama modin setempat," terang Sukamto.
Sementara, warga lain, Choirul Hadi menambahkan, prosesi ziarah dilakukan warga ke kompleks makam yang baru. Ini untuk menghargai para leluhur mereka di tempat yang baru.
"Kalau pas tergenang air kan tidak bisa ziarah kalau di kompleks makam lama, kalau yang baru aman," imbuh Choirul.
Pada akhir November 2021, salah satu warga, Agung Marselo mengaku memilih memindahkan makam kakeknya karena khawatir kualat. Dia berusaha memindahkan makam bersama dengan ratusan warga lain.
"Ini kan leluhur kita, asal-usul kita. Sudah seharusnya menghormati dan menghargai, jadi dipindah makamnya daripada kualat nanti," kata Agung.
Menurut Agung, kondisi makam sudah memprihatinkan dampak pembangunan Waduk Bendo. Sebab, lokasi makam hanya berjarak 50 meter dari genangan air Waduk Bendo. Warga khawatir jika tak segera dipindah, makam leluhurnya bakal tenggelam.
![]() |
"Ini inisiatif warga, sebelumnya tidak ada sosialisasi terkait dampak pembangunan Waduk Bendo terhadap makam. Akhirnya warga memilih memindahkan makam leluhur ke makam lain yang lebih aman," imbuh Agung.
Saat prosesi pemindahan makam. Warga diminta mengambil masing-masing tanah kuburan leluhurnya, kemudian dibungkus kain kafan layaknya jenazah dan diboyong ke tanah makam baru. Proses pemindahan ini penuh perjuangan, salah satunya karena akses jalan yang licin karena masih berupa tanah liat.
Warga pun harus rela menyeberangi sungai. Satu orang warga, tidak hanya membawa satu tanah makam. Bahkan ada yang membawa delapan tanah makam. Di tempat makam baru pun, warga didampingi Modin setempat untuk prosesi pemindahan makam.
(hil/fat)