Kisah Mencekam di Balik Kuburan Massal PKI Desa Pencol Magetan

Kisah Mencekam di Balik Kuburan Massal PKI Desa Pencol Magetan

Sugeng Harianto - detikJatim
Minggu, 01 Okt 2023 16:47 WIB
Cerita Merinding Kuburan Massal PKI di Desa Pencol Magetan
Kuburan massal PKI di Desa Pencol Magetan (Foto: Sugeng Harianto/detikJatim)
Magetan -

Kisah mencekam pemberontakan yang dilakukan Partai Komunis Indonesia (PKI) seakan tak ada habisnya. Di Desa Pencol, Kecamatan Kartoharjo, Magetan, ada sebuah makam umum yang menjadi kuburan massal para anggota PKI tahun 1965.

Kuburan massal bagi anggota PKI itu ada di pemakaman umum Jalan Raya Sukowidi Panggung, Desa Pencol, Kecamatan Kartoharjo, Magetan. Tidak ada tanda apapun di makam massal tersebut. Makam-makam itu sudah tertindas dengan makam baru.

"Di makam umum Desa Pencol itu dulu tempat makam massal anggota PKI yang memberontak pemerintah Indonesia," ujar Janiyem (80), warga Desa Sukowidi, Kartoharjo, kepada detikJatim, Minggu (1/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Janiyem mengatakan, proses pemakaman para anggota PKI itu berlangsung tengah malam. Saat itu, Janiyem masih berusia 22 tahun. Janiyem menceritakan, warga tidak berani melihat dari dekat dan hanya mengintip dari rumpun bambu yang jaraknya sekitar 300 meter.

"Ndak berani lihat saat itu kita ngintip dari kebun bambu jarak sekitar 300 meter. Tengah malam," kata Janiyem.

ADVERTISEMENT

Saat dilakukan pemakaman massal itu, Janiyem menyebut, mayat-mayat para anggota PKI diangkut dengan truk. Mayat-mayat itu dimasukkan ke dalam lubang galian tanah berukuran sekitar 4x4 meter dengan kedalaman sekitar 5 meter.

Cerita Merinding Kuburan Massal PKI di Desa Pencol MagetanYahmi dan Janiyem menceritakan kisah Kuburan Massal PKI di Desa Pencol Magetan Foto: Sugeng Harianto/detikJatim

"Diangkut truk jenazah banyak dan dimasukkan lubang galian tanah itu," jelas Janiyem.

Menurut cerita, lubang itu dibuat sendiri oleh PKI. Rencananya, lubang itu akan digunakan untuk jasad warga yang menolak bergabung dengan PKI. Namun, para anggota PKI dapat ditangkap dan tewas karena melawan pemerintah.

"Seperti pepatah siapa yang menggali lubang, akan terperosok lubang sendiri," tandas Janiyem.

Hal senada juga disampaikan Yahmi (80). Ia menceritakan momen berdarah itu.

"Pokok e gak doyan mangan zaman PKI (Pokoknya nggak doyan makan waktu zaman PKI)," ucap Yahmi.

Yahmi yang asli warga Desa Pencol ini mengaku bahwa lubang untuk makam massal para anggota PKI sudah dibuat sekitar seminggu sebelum penguburan. Setelah terkubur, banyak darah mengalir ke persawahan dari lokasi makam itu.

"Empat hari darah masih ada di sawah mengalir dari jenazah yang dikubur," tandas Yahmi.




(hil/dte)


Hide Ads