"Sudah, sudah setuju dilakukan ekshumasi. Baru dikoordinasikan mencari waktu," ungkap Kasat Reskrim Polres Klaten Iptu Taufik Frida Mustofa kepada detikJateng, Senin (26/5/2025).
Dijelaskan Taufik, ekshumasi kemungkinan dilaksanakan pada minggu ini. Nantinya melibatkan tim forensik dari RS Bhayangkara Polda DIY.
"Minggu ini insyaallah. Tim dari RS Bhayangkara, yang terdekat," jelas Taufik.
Selain akan dilakukan ekshumasi, sambung Taufik, Satreskrim Polres Klaten telah menggelar prarekonstruksi. Prarekonstruksi di Desa Kaligayam, Wedi, itu untuk mengetahui kejadian sebenarnya.
"Pra, pra rekonstruksi. Tujuannya untuk menggambarkan bagaimana kejadiannya, dari awalnya," imbuh Taufik.
Diberitakan sebelumnya, keluarga seorang pelajar laki-laki inisial F (15) warga Wedi, Klaten, melapor ke polisi. Keluarga curiga atas kematian siswa SMPN Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, DIY, itu karena sebelumnya berkelahi buntut pertandingan futsal.
Kasat Reskrim Polres Klaten Iptu Taufik Frida Mustofa membenarkan ada laporan kejadian tersebut ke Polres. Penyelidikan masih dilakukan jajarannya.
"Iya betul (ada laporan kejadian siswa SMPN Gedangsari meninggal diduga sebelumnya berkelahi)," ungkap Taufik kepada detikJateng saat dimintai konfirmasi, Minggu (18/5) malam.
Menurut Taufik, laporan ini masih dalam pemeriksaan karena penyebab utama kematian belum bisa dipastikan akibat berkelahi. Diperlukannya ekshumasi dan autopsi tapi belum ada persetujuan dari keluarga untuk diautopsi.
"Belum ada persetujuan dari keluarga untuk diautopsi. Kejadian berkelahi di tanggal 7 Mei, kemudian merasa sakit tanggal 11 Mei sehingga ada selang waktu," jelas Taufik.
Polsek Wedi juga mengonfirmasi ada laporan kejadian tersebut. Semula keluarga yang bersangkutan datang ke Mapolsek.
"Kemarin betul sekitar jam 11.15 WIB hari Jumat (16/5) ada orang tuanya (F) datang ke Polsek melaporkan kejadiannya," jelas Kapolsek Wedi AKP Eko Pujianto saat dimintai konfirmasi detikJateng.
Kejadian yang dilaporkan, sebut Eko, kronologinya memang bermula dari acara futsal antarkelompok di Bayat dan salah satunya kalah. Kemudian diduga terjadi saling ejek dan tantang.
"Terjadi tantang-tantangan kemudian tanggal 7 Mei terjadi perkelahian senggel (satu lawan satu) di Desa Kaligayam, Wedi. Perkelahian cuma singkat sekitar lima menit menurut informasi," terang Eko.
Setelah duel itu, lanjut Eko, korban pulang dengan kondisi sehat dan tidak terjadi apa-apa. Kemudian pada 8-10 Mei masih sehat dan tidak merasakan apa pun, kemudian 11 Mei baru merasakan lemas.
"Tanggal 11 mengeluh sakit, nggak enak badan, lemas, sempat dirawat ibunya dan minta diantar ke RS Bagas Waras. Kondisi semakin menurun dan tanggal 12 Mei meninggal," sambung Eko.
(rih/dil)