Area Makam Tua Muncul Usai Waduk Bendo Ponorogo Mengering

Area Makam Tua Muncul Usai Waduk Bendo Ponorogo Mengering

Charolin Pebrianti - detikJatim
Senin, 02 Okt 2023 11:48 WIB
Lokasi makam tua muncul kembali usai Waduk Bendo mengering
Lokasi makam tua muncul kembali usai Waduk Bendo mengering (Foto: Charolin Pebrianti/detikJatim)
Ponorogo -

Area makam tua muncul di kawasan Waduk Bendo Ponorogo yang mengering. Memasuki puncak musim kemarau, debit air di Waduk Bendo memang mulai berkurang. Terutama di area hulu waduk di Desa Ngadirojo, Kecamatan Sooko, Ponorogo.

Di area yang masuk Dusun Krajan ini, ada lokasi pemakaman tua. Dulu sebelum tertutup air, warga sempat memindahkan makam leluhurnya dengan ritual khusus ke makam yang baru.

"Air surut sejak 2 hingga 3 bulan lalu dan akhir-akhir ini mulai muncul kembali makamnya," tutur salah satu warga setempat, Sukamto kepada wartawan, Senin (2/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sukamto menerangkan, makam yang memiliki nama awal Lebak ini terendam 2 tahun akibat pembangunan Waduk Bendo. Warga yang merasa memiliki leluhur di makam ini, langsung memindahkan makam yang berjarak satu kilometer dari lokasi awal.

"Sekitar 250 makam dipindahkan warga secara mandiri dengan cara khusus bersama modin setempat," terang Sukamto.

ADVERTISEMENT

Pantauan detikJatim, meski sempat terendam air selama 2 tahun. Batu nisan dan bangunan di atas makam masih tampak utuh. Meski ada beberapa yang sedikit rusak.

Sementara, warga lain, Choirul Hadi menambahkan, prosesi ziarah dilakukan warga ke kompleks makam yang baru. Ini untuk menghargai para leluhur mereka di tempat yang baru.

Lokasi makam tua muncul kembali usai Waduk Bendo mengeringLokasi makam tua muncul kembali usai Waduk Bendo mengering Foto: Charolin Pebrianti/detikJatim

"Kalau pas tergenang air kan tidak bisa ziarah kalau di kompleks makam lama, kalau yang baru aman," imbuh Choirul.

Pada akhir November 2021, salah satu warga, Agung Marselo mengaku memilih memindahkan makam kakeknya karena khawatir kualat. Dia berusaha memindahkan makam bersama dengan ratusan warga lain.

"Ini kan leluhur kita, asal-usul kita. Sudah seharusnya menghormati dan menghargai, jadi dipindah makamnya daripada kualat nanti," kata Agung.

Menurut Agung, kondisi makam sudah memprihatinkan dampak pembangunan Waduk Bendo. Sebab, lokasi makam hanya berjarak 50 meter dari genangan air Waduk Bendo. Warga khawatir jika tak segera dipindah, makam leluhurnya bakal tenggelam.

"Ini inisiatif warga, sebelumnya tidak ada sosialisasi terkait dampak pembangunan Waduk Bendo terhadap makam. Akhirnya warga memilih memindahkan makam leluhur ke makam lain yang lebih aman," imbuh Agung.

Saat prosesi pemindahan makam. Warga diminta mengambil masing-masing tanah kuburan leluhurnya, kemudian dibungkus kain kafan layaknya jenazah dan diboyong ke tanah makam baru. Proses pemindahan ini penuh perjuangan, salah satunya karena akses jalan yang licin karena masih berupa tanah liat.

Warga pun harus rela menyeberangi sungai. Satu orang warga, tidak hanya membawa satu tanah makam. Bahkan ada yang membawa delapan tanah makam. Di tempat makam baru pun, warga didampingi Modin setempat untuk prosesi pemindahan makam.




(hil/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads