Uang kuno pemerintah Hindia Belanda yang dicetak pada 1938-1939 baik uang kertas seri wayang maupun uang koin banyak ditemukan di marketplace. Harganya jutaan rupiah, bahkan puluhan juta rupiah.
Ketua Komunitas Masyarakat Numismatik Surabaya (MNS), Boy G Rahman mengungkapkan bahwa seri uang kuno itu salah satu yang diburu para kolektor uang karena keunikan dan kelangkaannya.
"Itu uang Nederlands Indie di tahun 1938-1939 seri wayang, seri cone juga. Itu sampai saat ini naik terus harganya karena kelangkaan dan uang itu kualitas cetaknya luar biasa," ujarnya kepada detikJatim, Selasa (12/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan sangat antusias dia sebutkan keistimewaan uang itu. Mulai dari penampakan uang dengan desain khusus, bahan dan hasil cetakan yang berkualitas, serta label UNC yang ada di uang tersebut.
"Bayangkan di zaman itu bagus sekali cetakannya bahkan di-grading dan dinyatakan UNC atau uncirculated (tidak diedarkan). Artinya uangnya kertas keras, sudutnya lancip, tidak ada sidik jari, tidak ada lipatan, itu berarti luar biasa di zaman itu dicetak uang kualitasnya bagus," bebernya.
Menurut Boy, tidak hanya uang itu yang sedang diburu. Ada sejumlah uang kuno lain yang sedang dicari oleh para kolektor. Termasuk dirinya sendiri. Kali ini uang cetakan dalam negeri tapi bernilai sejarah tinggi.
"Di tahun 1957 ada beberapa uang yang sangat langka dan tidak ditemukan karena gagal beredar. Ini karena Gubernur BI Syafrudin saat itu ada ketersangkutan politik sehingga uang itu gagal beredar dan langka," jelasnya.
Boy mengaku bahwa hingga saat ini dirinya belum pernah memiliki seri uang tersebut. Dia hanya tahu bahwa spesimen atau contoh uang itu dimiliki oleh beberapa kolektor, sehingga dirinya sangat penasaran.
"Uang itu pecahan 10 rupiah seri badak, dan 25 rupiah serinya kancil. Itu uang yang belum saya dapatkan. Hanya sempat beredar spesimen, jadi uang antarbank dikirim, jadi ada stempel waktu itu spesimen. Itu yang saya tahu hanya beberapa kolektor yang pegang dan harganya sangat mahal," jelasnya.
![]() |
Di luar perburuan uang dan hasrat untuk mengoleksi uang kuno seri tertentu, manfaat itulah yang dia dapatkan sebagai seorang numismatis atau orang yang mengoleksi uang. Yakni pengetahuan tentang sejarah.
Boy yang juga Wakil Ketua Bidang Pengembangan dan Pemasaran Gabungan Pengusaha Ekspot Indonesia (GPEI) Wilayah Jatim itu mengatakan, pengetahuan itu salah satu bentuk kepuasan.
Dia mengatakan bahwa rata-rata para pengoleksi uang yang tergabung dalam MNS mendapat informasi tentang sejarah sejarah Indonesia, khususnya seputar uang, yang tidak mereka dapatkan di bangku sekolah.
"Contohnya ya tadi, sejarah uang di era 1957 saat Syafrudin Prawiranegara menjadi Gubernur Bank Indonesia pertama merangkap Menteri Keuangan RI. Beliau itu sangat konsen terhadap peredaran uang," ujarnya.
Komunitas MNS sudah ada sejak 2014 lalu. Di usia yang menginjak ke-9 tahun ini, MNS sudah memiliki sebanyak 180 anggota.
"MNS diperkiran 180-an sekian anggotanya. Kalau di level Jatim ada 400-an. Kalau ada event pameran biasanya MNS membaur dengan Surabaya Vintage Community (SVC), kita kopdar, kumpul diskusi tentang koleksi masing-masing dan mempererat tali silaturahmi antar kolektor," kata Boy.
Komunitas MNS dan Barometer Kolektor Uang Kuno. Baca halaman selanjutnya....
"Saya setiap minggu sering kumpul di pos besar Kebonrojo. Di situ kumpulnya kolektor uang. Pada saat itu kolektor uang dinamakan numismatik. Berjalan waktu teman Surabaya makin mensolidkan diri, kira-kira di tahun 2014 menjelang 2015 membentuk MNS, yaitu Masyarakat Numismatik Surabaya," jelasnya.
Jauh sebelum MNS berdiri, Boy menyebut Surabaya sudah menjadi barometer para kolektor uang kuno sejak tahun 1970-an. Saat itu Boy masih kecil.
Dia pun menyebut sosok legenda kolektor uang kuno bernama Markus Sayugo yang menjadi magnet baginya dan orang lain mengumpulkan uang kuno. Selain itu ada sosok Ali Budiono menurutnya berpengetahuan lengkap soal uang kuno.
"Surabaya itu barometer. Waktu itu ada Komunitas Perekoin. Ya di dalamnya ada kolektor uang, perangko, ada yang khusus koin. Markus Sayugo prakarsanya. Beliau suka ngumpulin teman-teman, saat itu saya masih kecil," katanya.
Khusus untuk Boy, dirinya belum sepenuhnya tertarik kala itu. Ketika dirinya beranjak dewasa, ia bekerja dan sering berkunjung ke money changer. Di situlah awal mula kecintaan Boy mengkoleksi uang kuno hingga menjadi Ketua MNS.
"Barulah di tahun 90 an saya terjun ke dunia perak. Karena sering terlibat di money changer, saya sering melihat uang-uang luar negeri itu bagus, menarik warnanya sehingga ingin mengumpulkan," jelasnya.
![]() |
MNS sendiri, lanjut pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Komite Tetap Perikanan Laut dan Darat Kadin Jatim, terbuka untuk siapa pun yang ingin bergabung. Tak ada syarat khusus.
"Syarat masuk tidak ada, syarat khusus ya nggak ada. Yang penting siap untuk berkumpul dengan teman-teman. Pokoknya ada minat di numismatik itu saja," jelasnya.
Kepuasan dalam Mencintai Uang. Baca halaman selanjutnya...
"Kalau tujuan utama di sini relatif. Ada yang menjadi numismatik untuk koleksi, kolektor, ada juga yang dijual lagi. Jadi semua orang beda-beda motivasinya," ujarnya.
Boy sendiri mengaku telah mencintai uang sejak kecil. Menurutnya, ada makna tersendiri di setiap uang yang membuatnya tertarik dan ingin mengumpulkan seri uang secara lengkap.
"Saya pribadi mencintai uang karena dari kecil kok merasa ada sesuatu di uang yang harus kita cari sumber daya tariknya. Di situ saya banyak belajar dan ada kepuasan tersendiri apabila kita bisa mengumpulkan uang lengkap seri dan dalam kondisi bagus. Itu sama sih ya dan rata-rata teman di komunitas begitu," lanjutnya.
![]() |
Boy membeberkan bahwa teman-temannya di MNS pun memiliki ribuan bahkan puluhan ribu uang kuno. Dirinya pribadi memiliki kurang lebih dua ribu koleksi uang kuno.
"Ada dua ribuan kira-kira koleksi saya. Mulai uang Indonesia kuno sampai luar negeri beberapa saya punya," tambahnya.
Satu pesannya kepada masyarakat yang berada di luar MNS tapi hobi mengkoleksi uang kuno. Dia meminta masyarakat lebih berhati-hati jika diiming-imingi uang kuno.
"Intinya hati-hati jika ditawari uang kuno. Ajak orang yang memang benar-benar tahu soal uang, termasuk uang kuno. Karena orang kita suka iseng membuat replika atau membuat sejenis uang klenik. Kami di Numismatik tidak mentolerir uang palsu. Walau uang itu sudah tidak laku. Itu sebuah pidana," tandasnya.
Simak Video "Video: Polisi Minta Tolong Damkar Buka Borgol Tahanan yang Macet"
[Gambas:Video 20detik]
(dpe/dte)