Lokasi rumah tempat mereka berkumpul seolah tersembunyi di sepanjang Jalan Petemon Barat, Surabaya. Bangunan rumah bernomor 88 itu berada di dalam gang yang seolah-olah tak terlihat. Nyaris benar-benar tersembunyi bagi orang yang baru pertama kali melewati jalan itu.
Di rumah itulah anggota Komunitas Indigo dan Telepati Surabaya (KITS) biasa berkumpul. Tempat itu menjadi wadah bagi mereka yang dianggap memiliki kemampuan di atas rata-rata tapi rentan mengalami gangguan psikologis bila tidak mampu mengelola kemampuannya dengan baik.
Tim detikJatim ditemui langsung oleh Ketua KITS, Bagus Heri yang akrab disapa Mpu Batu. Saat itu tidak banyak anggota yang sedang berada di markas atau sekretariat KITS tersebut. Meski sedikit tegang, percakapan dengan Mpu Batu berlangsung begitu hangat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mpu Batu menceritakan komunitas yang dia ketuai itu mulanya hanya aktif di media sosial Facebook. Komunitas untuk mewadahi orang-orang indigo itu mulanya hanya memiliki anggota 5 aktif.
Dia mengingat betul pertemuan pertama komunitas ini digelar di Rumah Sakit Kulit dan Kelamin, di Jalan Indrapura, Surabaya di sebuah ruangan yang dikenal Museum Santet.
Seiring waktu berjalan, dari pertemuan hingga pertemuan di Museum Santet, anggota komunitas itu semakin bertambah banyak. Hingga pada 2014 mereka memutuskan berpindah tempat kumpul di rumah yang ada di Petemon saat ini.
Meski di Surabaya ada sejumlah komunitas indigo lainnya, komunitas ini dikenal yang paling aktif menggelar berbagai kegiatan. Mpu Batu pun menerangkan bahwa komunitas ini punya sejumlah program rutin yang bisa diikuti masyarakat umum.
"Kami punya program Jalan-Jalan Misteri (JJM), pemanfaatan potensi diri, ada program terapi, serenity, atau meditasi, ada program konseling buat teman-teman yang hubungannya dengan metafisika," ujarnya kepada detikJatim.
Setiap program itu memiliki maksud dan tujuannya masing-masing. Misalnya Jalan-Jalan Misteri (JJM) dilakukan dengan tujuan untuk melatih kepekaan dan ketajaman intuisi para anggotanya. Destinasi yang dipilih biasanya seputar rumah bersejarah, rumah yang dianggap angker, juga petilasan.
![]() |
Berkaitan dengan program konseling, Mpu Batu mengatakan meski para Indigo dianggap punya kemampuan istimewa dan kecerdasan di atas rata-rata, menjadi diri mereka bukan hal yang mudah.
Para Indogo yang belum bisa mengendalikan kemampuan menurut Mpu Batu sebenarnya sangat riskan mengalami hal-hal yang tidak diinginkan. Mereka bisa menjadi pribadi yang cepat lelah, sulit mengambil keputusan, hingga beresiko terkena gangguan psikologis.
"Karena itu, teman-teman dengan kemampuan indigo juga kami harapkan untuk terus melakukan terapi atau kontrol untuk menghindari efek yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari," katanya.
Mpu Batu percaya memiliki kemampuan indigo tidak seperti stigma masyarakat, yakni seperti 'penyakit' yang harus dihilangkan. Sebaliknya, dengan adanya komunitas sebagai wadah untuk bertukar pikiran dan pengalaman, kemampuan ini bisa menjadi keistimewaan yang bisa dimanfaatkan untuk kebaikan.
"Kemarin di komunitas saya sampaikan, kita yang punya kemampuan cenderung lebih digunakan untuk melatih skill kemampuan, keterampilan, berfikir, dan kreativitas kita. Itu yang ditampilkan. Tidak lagi untuk melihat hal-hal astral atau gaib, itu hanya 25% saja," katanya.
"Jadi lebih banyak untuk melatih hal-hal yang terkait kecerdasan kita sehingga kita juga memberikan edukasi ke masyarakat tentang hal-hal astral secara realita, nalar, rasional, dan ilmiah," sambungnya.
Kini, dengan anggota aktif yang kini mencapai lebih dari 100 orang, komunitas ini tidak hanya berkutat pada kegiatan yang berbau spiritual. Mereka juga aktif menggelar kegiatan sosial seperti bakti sosial, berbagi takjil di Bulan Suci Ramadan, hingga jalan-jalan menyusuri alam.
Sementara itu, tentang apa arti indigo yang sebenarnya, Mpu Batu menjelaskan bahwa indigo merupakan istilah yang menggambarkan sebuah perpaduan warna, tepatnya warna biru dan warna merah yang meliputi aura seseorang.
Menurutnya, tidak serta merta orang-orang yang memiliki kemampuan melihat makhluk astral, misalnya, atau kemampuan lain yang tidak dimiliki manusia normal bisa langsung disebut indigo.
Ada beberapa ciri-ciri yang bisa diamati pada anak-anak indigo sejak dini. Salah satunya adalah memiliki kepekaan yang luar biasa, sering 'menebak' dengan benar, sangat visioner, jam tidur sering tidak teratur, dan cenderung punya kepribadian suka menyendiri. Tapi pada intinya adalah apa yang dia jelaskan ini.
"Jadi indigo itu kajian kami tentang nilai kecerdasan. Nilai di mana dia bisa merasakan sesuatu dengan alam semesta ini. Tapi untuk melihat hal-hal seperti itu (gaib) sangat relatif," jelas Mpu Batu.
(dpe/abq)