Fenomena warga Surabaya yang ramai-ramai membeli emas batangan dalam beberapa pekan terakhir menarik perhatian publik. Apa yang sebenarnya terjadi?
Pengamat ekonomi Universitas Airlangga (Unair), Gigih Prihantono, menjelaskan bahwa fenomena ini bisa dilihat sebagai bentuk respons masyarakat terhadap kondisi perekonomian yang sedang tidak pasti.
"Secara teori, kalau ekonomi sedang turun maka masyarakat akan mencari aset. Emas adalah salah satunya. Harga emas memang berbanding terbalik dengan kondisi ekonomi. Kalau perekonomian naik, harga emas cenderung turun, begitu juga sebaliknya," ujar Gigih saat dihubungi detikJatim, Senin (14/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, lonjakan harga emas maupun minat masyarakat terhadap emas yang terjadi belakangan ini menandakan bahwa masyarakat memiliki persepsi ekonomi Indonesia sedang kurang baik.
"Ketika orang merasa ekonomi sedang tidak baik-baik saja, mereka mencari instrumen untuk melindungi kekayaannya. Emas itu likuid, mudah dijual, nilainya juga relatif aman dan stabil. Dari dulu memang sudah jadi instrumen dasar untuk lindungi nilai," tambahnya.
Sementara terkait fenomena masyarakat yang sebagian kini lebih memilih emas dibanding deposito, menurut Gigih bisa jadi karena mereka menilai bahwa risiko deposito justru lebih tinggi di tengah ketidakpastian ekonomi.
Meski begitu, Gigih menegaskan bahwa semua bentuk investasi pasti memiliki risiko. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami profil risiko masing-masing.
"Jangan hanya tergiur hasil tinggi, tapi juga harus tahu risikonya. Kalau mau melindungi nilai kekayaan, memang bisa ke emas," ucapnya.
Lebih lanjut, Gigih turut menjelaskan bahwa daya beli masyarakat saat ini masih lesu jika dibandingkan tahun sebelumnya. Namun ia optimistis kondisi ekonomi akan membaik dalam waktu dekat.
"Saya optimis di triwulan dua atau tiga ini akan ada perbaikan karena adanya peningkatan belanja dari pemerintah (yang biisa menjadi motor penggerak ekonomi)," katanya.
Sebelumnya salah satu lokasi yang diserbu pembeli emas adalah Galeri24 di Jalan Ir Soekarno, Rungkut, Surabaya. Menurut Asisten Regional Manager VII Surabaya Galeri24 Ruli Muttaqin, jumlah antrean mulai melonjak sejak Oktober 2024, dan makin drastis usai Lebaran kemarin.
"Kalau hari biasa rata-rata sekitar 50 antrean per hari. Tapi sekarang bisa lebih dari 100 antrean dari jam 8 pagi sampai tutup," ungkap Ruli saat ditemui detikJatim, Sabtu (12/4/2025).
Peningkatan pembelian emas batangan Galeri 24 disebut Ruli mencapai lebih dari 50 persen. Galeri24 sendiri menyediakan berbagai denom emas, mulai dari ukuran 0,5 gram hingga 12,5 kilogram.
"Yang paling banyak dicari itu ukuran 5, 10, dan 25 gram. Tapi belakangan ini, denom besar seperti 250 sampai 500 gram juga mulai banyak diburu," jelasnya.
Salah satu pembeli, Hania (25), warga Gunung Anyar, mengaku membeli emas batangan ukuran 0,5 gram sebagai bentuk investasi jangka panjang. Apalagi harga emas yang akhir-akhir ini cenderung naik signifikan turut menjadi pendorong tingginya minat pembelian.
"Awalnya saya jarang investasi, tapi sekarang mulai paham soal kondisi ekonomi dari media sosial. Jadi mikir buat jaga-jaga. Emas ini bisa jadi pegangan di masa depan," ujarnya.
(hil/fat)