Detik-detik Mengerikan Saat Warga Diburu Muntahan Lahar Dingin Semeru

Denza Perdana - detikJatim
Minggu, 09 Jul 2023 12:35 WIB
Ilustrasi. Jembatan yang dihajar amukan lahar dingin Semeru. (Foto: Rohcmad/detikJatim)
Lumajang -

Muntahan lahar dingin Gunung Semeru yang telah merusak 5 jembatan penghubung desa dan kabupaten di Lumajang menyebabkan 571 warga mengungsi. Sejumlah cerita warga menunjukkan bagaimana mengerikannya bencana tersebut.

Bencana banjir lahar dingin dan tanah longsor itu terjadi di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro. Data BPBD Jatim menyebutkan sejumlah pengungsian berada di Balai Desa Tumpeng, Balai Desa Jarit, Balai Desa Penanggal, Komunitas Rumah Wani Gosong Desa Jarit, Balai Desa Tambakrejo, Balai Desa Pronojiwo, dan rumah warga di Patung Salak.

Atas terjadinya bencana ini, Pemkab Lumajang telah menetapkan tanggap darurat bencana banjir lahar dingin Gunung Semeru. Masa tanggap darurat itu ditetapkan selama 14 hari. Mulai kemarin tanggal 7 Juli hingga 21 Juli 2023.

Hari ini, penambang pasir dan batu menghentikan aktivitasnya di Sungai Rejali, Desa Bago, Kecamatan Pasirian, Lumajang. Para penambang memilih memarkirkan truk dan alat berat di tempat lebih aman demi mengantisipasi susulan banjir lahar dingin Semeru.

"Kondisi banjir masih besar, masih belum bisa mengambil pasirnya aktivitas pertambangan sementara menunggu surutnya banjir," kata salah satu penambang pasir dan batu, Buamar (41) kepada detikJatim di lokasi, Minggu (9/7/2023).

Meski telah memarkir kendaraannya, warga penambang pasir itu terpantau masih berdiri berjajar di pinggir-pinggir aliran sungai yang dilewati lahar dingin Semeru. Debit air di DAS tersebut juga masih terlihat deras.

Kemarin, ketika banjir lahar dingin menghajar 5 jembatan hingga putus lalu meluap, warga yang kini berada di pengungsian melakukan aksi penyelamatan diri yang menegangkan. Mereka pun menceritakan detik-detik mengerikan saat mereka akhirnya lolos dari amukan banjir lahar usai hujan deras di lereng Semeru sejak Kamis (6/7).

1. Tarik Tangan Istri dan Gendong Anak Saat Diburu Banjir Lahar Dingin

Salah satu warga bernama Miskadin segera kabur ketika melihat air di Sungai Leprak, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro meluap. Dia melihat air sungai bercampur lahar dingin itu telah meluap memenuhi jalan.

Aliran deras banjir lahar dingin itu mengerikan. Miskadin sampai tidak sempat berpikir panjang saat membawa istri dan anaknya lari menjauh. Dia langsung keluar rumah menarik tangan istri dan menggendong anaknya yang masih kecil.

Jumat (7/7/2023) sore itu Miskadin mendengar suara warga berteriak 'Banjir! banjir!' Seketika itu juga dia menyadari bahwa banjir lahar dingin Semeru meluap dan menerjang desanya.

"Spontan saya langsung menarik tangan istri dan menggendong anak yang masih kecil keluar rumah dan menyelamatkan diri. Ternyata di jalan sudah banyak air bercampur lumpur," katanya kepada detikJatim di Posko Pengungsian Desa Jarit, Candipuro, Sabtu (8/7/2023).

Dia mengaku saat keluar rumahnya dia melihat warga sudah berlarian. Terlihat pula kendaraan petugas BPBD di lokasi membantu mengevakuasi sejumlah warga. Dia dan keluarganya termasuk yang dibantu petugas BPBD. "Dibantu petugas lalu dibawa ke pengungsian," tambahnya.

Kini, dirinya sudah berada di posko pengungsian bersama ratusan warga lainnya. Dia mengaku sempat ingin pulang mengambil harta bendanya tapi dilarang petugas BPBD Lumajang. "Katanya demi menjaga keselamatan, semua tidak boleh pulang," tambahnya.

Kepanikan dan trauma warga. Baca di halaman selanjutnya.




(dpe/fat)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork