Di tengah keheningan malam, Mayor Laut (P) Tunggul Waluyo tiba-tiba terjaga. Dia dibangunkan oleh istrinya, Marningsih karena mendengar suara gaduh seperti ada yang mengutak-atik pagar rumahnya, di Jalan Simorejo, Sukomanunggal, Surabaya.
Tunggul yang tidur di kamar lantai bawah berusaha menenangkan istrinya. Dia curiga ada orang jahat yang mengincar rumahnya.
"Bu, kelihatannya ada maling, jaga anak-anak. Saya naik ambil pistol," begitu pesan Tunggul kepada istrinya.
Malam menegangkan di rumah perwira kopaska itu terjadi pada Rabu dini hari, 5 Juli 2017. Insting Tunggul tak meleset. Tunggul yang tahu rumahnya jadi sasaran maling memutuskan untuk naik ke lantai 2 rumahnya. Di sana dia menyimpan pistol.
Pikirannya waktu itu tak ada yang lain, selain menyelamatkan keluarganya. Maling yang sudah berhasil masuk ke dalam rumahnya begitu dekat dengan kamar anak-anak Tunggul.
"Saya pantau dari atas, ada yang bobol pintu bawa sepeda motor. Saat kejadian jarak 2 meter anak-anak tidur di situ," cerita Tunggul kepada detikJatim di Mapolrestabes Surabaya pada 6 Juli 2017.
Tunggul memantau gerak-gerik kawanan maling itu. Ada 3 orang. Salah satunya sudah menuntun motor Tunggul keluar rumah.
Tunggul tak tinggal diam. Dia mencoba memperingatkan para bandit nekat itu. Tunggul bahkan sempat mengajak berbicara baik-baik kepada para maling. Tapi maling itu tetap tidak mau berhenti.
Akhirnya, Dor! Suara bedil memecah sunyinya malam. Tunggul mencoba melepaskan tembakan peringatan.
Namun, para maling itu tak menggubris tembakan peringatan Tunggul. Mereka tetap berusaha melarikan motor. Tunggul lantas melepaskan tembakan beruntun untuk melumpuhkan pelaku. Dor! Dor! Pistolnya kembali menyalak dua kali.
Tembakan Tunggul benar-benar tepat sasaran. Dua maling langsung tersungkur.
"Kasih peringatan masih tetap membawa lari motor, akhirnya kami (saya) lumpuhkan," imbuh Tunggul.
"Tidak kami (saya) arahkan ke kepala, intinya hanya hambat tapi kejadian malam jarak lumayan, situasi mengancam. Saya keluarkan 3 kali tembakan, sisa 7 butir, saya arahkan ke 3 pelaku yang kena 2, 1 kabur," ungkapnya.
Setelah terdengar suara tembakan, tetangga rumah Tunggul keluar rumah. Melihat ada maling warga pun geram. Maling yang terkena timah panas Tunggul sempat dimassa.
Dua maling yang ditembak itu sempat meregang nyawa hingga akhirnya tewas kehabisan darah. Tunggul mengaku menembak di bagian bawah ketiak kiri. Menurut Tunggul, tewasnya kedua maling itu bukan karena tembakannya.
"Saya sudah pernah menembak dalam keterbatasan pandangan saat malam hari. Itu saya aplikasikan di lapangan, tiga orang itu beraksi cepat. Tembakan itu sebenarnya tidak mematikan, cuma melumpuhkan saja," kata ayah tiga orang anak tersebut.
Lalu siapa sosok maling yang ditembak Mayor Tunggul? Baca halaman selanjutnya.
Simak Video "Video Perampokan Museum Guncang Prancis, 2.000 Koin Kuno Raib"
(fat/dte)