Menjemput Cinta Lewat 'Kesaktian' Biro Jodoh Pak Sanusi

Jatim Flashback

Menjemput Cinta Lewat 'Kesaktian' Biro Jodoh Pak Sanusi

Dida Tenola - detikJatim
Sabtu, 31 Des 2022 11:12 WIB
Posting-an soal biro jodoh di TikTok mencuri perhatian hingga viral. Biro jodoh tersebut berada di Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.
Pak Sanusi di depan biro jodohnya pada 2021 silam. (Foto: Erliana Riady/File detikcom)
Blitar -

Sebuah rumah di Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar pernah menjadi sorotan setelah viral di TikTok. Rumah sederhana itu membuka biro jodoh. Si empunya adalah Sanusi yang memang punya 'kesaktian' menjodohkan orang .

Biro jodoh Sanusi itu viral pada 2021. Saat itu akun TikTok @felixrezaa mengunggah video biro jodoh tersebut.

"infone cah mblitaran sing gampang sambat ra due yang (infonya anak Blitar yang gampang mengeluh tidak punya kekasih)" tulis akun tersebut, November 2021.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebuah rumah warna krem dengan banner mencolok berwarna kuning bertuliskan 'Biro Jodoh' mengundang rasa penasaran warganet. Di bawahnya ada tulisan 'gadis, jejaka, janda dan duda'.

Syarat jika berminat memanfaatkan biro jodoh itu juga tercantum dalam banner tersebut. Yakni menyediakan foto 4x6 dan foto kopi KTP. Nama 'Pak Sanusi' tertulis besar dengan warna hitam di banner tersebut.

ADVERTISEMENT

Lokasi biro jodoh itu berada di timur Pasar Kutukan, Blitar. Ternyata, nama Sanusi memang sudah tersohor di pasar tersebut. Rumah Sanusi berjarak 300 meter dari Pasar Kutukan.

Setelah viral di TikTok, biro jodoh Pak Sanusi makin laris. Tak cuma memanfaatkan jasa, banyak orang yang penasaran dengan biro jodoh tersebut. Banyak warga Blitar datang untuk sekadar memotret, pelipur rasa penasaran soal ada layanan biro jodoh di rumah itu.

"Iya banyak yang berhenti di depan rumah Pak Sanusi. Moto-moto sambil tertawa-tertawa. Kata anak saya, rumah Pak Sanusi viral gitu. Iya memang membuka biro jodoh di situ," tutur Soiman, tetangga sebelah timur rumah Sanusi, 12 November 2021 silam.

Saat detikJatim datang ke sana, pintu rumah biro jodoh itu tertutup rapat. Dilihat dari jendela kaca, seorang lansia tampak terlelap di atas kasur tipis yang ada di ruang tamu. Setelah pintu rumah diketuk, pria sepuh itu bangun dan mempersilakan detikJatim masuk

"Nggih kulo piyambak Sanusi niku. Monggo pinarak (Iya, saya sendiri Sanusi itu. Silakan masuk," sapanya.

Sanusi mengakui bahwa dirinya memang buka jasa biro jodoh. Namun, dia tidak tahu kalau biro jasanya viral.

"Inggih leres. Pancen kulo buka biro jodoh. Tapi mboten ngertos lak dadi terkenal teng internet. Alhamdulillah lak kathah tiyang ngertos sakniki (Iya benar. Saya memang membuka biro jodoh. Tapi tidak tahu kalau terkenal di internet. Alhamdulillah kalau makin banyak orang yang tahu)" ujarnya.

Sanusi sudah puluhan tahun menjodohkan orang.

Warga Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar itu mengaku sudah puluhan tahun mempunyai 'ilmu' di bidang perjodohan anak manusia. Ilmu itu diperoleh saat mengaji di beberapa pondok pesantren. Seperti di Kota Padang, Banten, Surabaya dan seorang Kiai di Sanankulon Blitar yang sudah lama meninggal.

"Wis puluhan tahun lho. Enek ewon uwong, yo atusan pasang. Embuh piro ra tau ngitung (Sudah puluhan tahun lho. Ada ribuan orang, ya ratusan pasang. Tidak tahu berapa tidak pernah menghitung)," ceritanya.

Sanusi tidak ingat pasangan yang ia jodohkan dalam waktu belakangan ini. Namun ada sebuah buku yang menjadi saksi bisu. Yang berisi daftar nama, alamat dan nomor HP para tamu.

"Lak wes dadi yo tak suwek jenenge teko kene (kalau sudah jadi pasangan ya tak sobek namanya di buku ini)," bebernya spontan.

Walaupun banyak yang berhasil dijodohkan, namun Sanusi juga mengaku ada beberapa orang yang sudah mendatanginya namun belum juga mendapatkan pasangan hidup.

Ada yang cepat, bahkan saat keduanya bertemu tanpa sengaja di rumah Sanusi. Cocok dan merencanakan tanggal pernikahan. Ada juga yang belum berhasil mendapatkan jodoh walaupun sudah lama meminta Sanusi untuk menolongnya.

"Iki ayune koyo ngene iki yo rung oleh. Wes suwe lak mrene. Due salon yo sugeh, ngajari ngaji ibu-ibu fatayat. Lha sing Papua gelem karo iki, malah dijanjei lak gelem ditukokke truk anyar. Tapi iki panggah ora gelem (Ini cantiknya seperti ini juga belum dapat jodoh. Sudah lama ke sini. Punya salon, ya kaya. Mengajar ngaji ibu-ibu fatayat. Yang orang Papua kemarin mau sama ini. Malah dijanjikan akan dibelikan truk baru kalau mau dilamar. Tapi ini tetap tidak mau)" ungkapnya sambil menunjuk foto wanita berhijab.

Menurut Sanusi, rezeki, jodoh dan maut sudah menjadi takdir atau ketetapan Allah SWT. Sebagai manusia ia hanya mampu ikhtiar dan banyak berdoa. Memohon rido Allah SWT untuk segera mendatangkan jodoh terbaik dalam hidup.

"Mereka yang ke sini selain saya suruh kumpulkan foto dan KTP, pulangnya saya ajarin wiridan. Wiridan itu dilakukan usai salat malam. Itu ikhtiar, cepat lambatnya sudah jadi takdir Allah SWT," ujarnya.

Wiridan yang diajarkan Sanusi itu adalah membaca Surah Al-Fatihah sebanyak 42 kali setiap usai salat tengah malam. Kemudian dilanjutkan membaca Al-Fatihah yang ditujukan kepada Nabi Ibrahim AS, Nabi Sulaiman AS, Nabi Qidir AS dan kepada diri mereka sendiri.

"Mari Fatihah ping 42, terus bismillah hirohman nirohim, ila hadroti Nabi Ibrahim AS, Nabi Sulaiman AS, Nabi Qidir AS. Kemudian khususon ila ruhi jasad e (menyebut namanya sendiri). Baru berdoa ya Allah paringi jodohku secepatnya," sebutnya.

Sanusi sendiri memasang tarif Rp 100 ribu untuk pendaftaran. Menurutnya, uang itu adalah bentuk keseriusan seseorang yang ingin menjemput jodoh.

"Lak serius mestine gelem mbondo, pokok ojo larang-larang. Ngko lak ora mbayar, akeh sing gawe guyonan (Kalau serius mencari jodoh pasti mau membiayai. Asal jangan mahal-mahal. Nanti kalau tidak bayar, banyak yang menganggap hanya guyonan)," tutur bapak satu anak tersebut.

Sanusi mengaku tidak bisa kaya dari biro jodoh. Itu karena, uang hasil pendaftaran biro jodoh, biasanya dipinjamkan ke teman, kerabat atau bahkan orang yang ditemuinya dalam kesulitan ketika di perjalanan, atau musala tempatnya salat berjemaah.

Namun ketika pasangan yang dijodohkan menikah, kerap ada hadiah yang memberikan sebagai tanda terima kasih kepada Sanusi. Ada yang berupa uang tunai, alat-salat sampai sepeda motor.

"Ada yang ngasih motor. Dulu di Padang satu, Surabaya dua. Sama di Blitar ini juga ada dua motor dikasih saya karena mereka bisa nikah. Saking senangnya dapat jodoh, istilahnya saya dihadiahi," tuturnya.

Ikuti berita menarik lainnya di Google News.

Jatim Flashback adalah rubrik spesial detikJatim yang mengulas peristiwa-peristiwa di Jawa Timur serta menjadi perhatian besar pada masa lalu. Jatim Flashback diharapkan bisa memutar kembali memori pembaca setia detikJatim. Jatim Flashback tayang setiap hari Sabtu. Tetap nantikan artikel-artikel khas Jawa Timuran dan selalu setia membaca detikJatim!

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Video Dua Ikon Tinju Dunia Balik Naik Ring: Mayweather vs Tyson"
[Gambas:Video 20detik]
(dpe/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads