Di tengah udara dingin khas Kota Malang, di antara suara kendaraan serta celoteh para pelajar, ada satu simbol yang terus melekat dalam ingatan warganya, yaitu Burung Manyar. Burung ini lebih dikenal sebagai Ji, pasangan dari Singa Osi, yang bersama-sama menjadi maskot resmi Kota Malang.
Meski keduanya diresmikan beberapa tahun lalu, sosok Ji tetap relevan hingga kini-mewakili sejarah, budaya, serta aspirasi masyarakat Malang. Maskot ini bukan sekadar hiasan visual.
Osi dan Ji hadir sebagai representasi identitas, cita-cita, dan persatuan warga. Lalu, bagaimana perjalanan lahirnya ikon Osi dan Ji yang kini begitu melekat dalam kehidupan masyarakat Malang?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lahirnya Osi dan Ji
Bagi sebuah kota, maskot mungkin terdengar biasa saja. Namun, proses pemilihan maskot Kota Malang berlangsung dengan cara demokratis dan penuh makna.
Dilansir dari laman resmi Kelurahan Kidul Dalem, pada akhir Oktober 2016, Bappeda Kota Malang bekerja sama dengan ADGI Malang Chapter menggelar lomba desain maskot.
Osiji, maskot Kota Malang Foto: Instagram @osiker_com |
Dari kompetisi tersebut lahirlah dua figur yang kini sangat dikenal, Osi (singa) dan Ji (burung manyar). Keduanya didesain sebagai makhluk fauna yang digambarkan secara humanis, menggabungkan unsur lokal dengan karakter yang mudah diterima berbagai kalangan.
Penetapan Burung Manyar sebagai fauna khas Malang bukan keputusan tiba-tiba. Mengacu pada Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur No 5225/16774/032/1996, burung manyar atau Ploceus manyar resmi ditetapkan sebagai fauna identitas Kota Malang.
Landasan historis inilah yang menjadikan pemilihan Ji bukan sekadar aspek estetis, melainkan simbol kearifan lokal yang sudah lama hidup dalam keseharian warga.
Makna Nama Osi dan Ji serta Filosofinya
Nama Osi diambil dari bahasa walikan khas Malangan, yakni dari kata iso yang berarti bisa. Sementara itu, nama Ji berasal dari kata siji, yang berarti satu. Ketika dipadukan, nama Osi Ji menyiratkan pesan kuat bahwa warga Malang mampu (iso) untuk bersatu (siji), meski memiliki latar belakang yang beragam.
Poster peluncuran maskot Kota Malang Foto: Instagram @osiker_com |
Makna filosofis ini memperkuat identitas maskot tersebut sebagai simbol kebersamaan dan persatuan masyarakat. Pesannya sederhana, namun relevan dan mendalam, seluruh warga Kota Malang memiliki tujuan bersama dalam membangun daerahnya.
Warna pada masing-masing karakter juga dipilih dengan pertimbangan mendalam. Berikut makna dan filosofinya untuk diketahui.
- Osi, sang singa, didominasi warna hijau yang melambangkan kesejukan udara Malang dan keasrian kotanya. Warna ini juga menghadirkan nuansa alam, ruang terbuka hijau, dan taman kota.
- Ji, si burung manyar, menggunakan kombinasi kuning dan oranye, warna hangat yang menggambarkan semangat, kedekatan, dan kehangatan antarwarga.
- Dasi yang dikenakan Osi menegaskan identitas Malang sebagai kota pendidikan, sekaligus menyisipkan nilai kedisiplinan melalui unsur pramuka sebagai bagian dari proses pembentukan karakter warganya.
Burung Manyar dan Kajian Visual Desain Karakter
Dalam jurnal berjudul "Kajian Visual Desain Karakter pada Maskot Kota Malang" karya Dimas Rifqi Novica, Osi dan Ji dianalisis bukan hanya sebagai gambar, melainkan sebagai karakter visual yang merepresentasikan nilai dan identitas kota.
Ilustrasi Burung Manyar Foto: Wikipedia |
Burung Manyar, melalui karakter Ji, dinilai membawa unsur kelembutan, harmoni dengan alam, dan keindahan yang sederhana namun bermakna. Sementara Osi, dengan sosok singa yang tegas, menghadirkan representasi kekuatan, sejarah, dan keberanian. Kombinasi keduanya menghadirkan keseimbangan antara alam dan manusia, masa lalu dan masa depan, serta kekuatan dan keindahan.
Kajian ini menunjukkan bahwa kehadiran Ji dan Osi dirancang tidak sekadar untuk kebutuhan visual, tetapi juga untuk mengemban misi budaya. Keduanya menjadi media komunikasi identitas Kota Malang dalam berbagai event, kampanye publik, hingga promosi pariwisata.
Ji Simbol Kehangatan, Identitas, dan Kebanggaan Malang
Sebagai fauna khas Kota Malang, Burung Manyar memiliki tempat tersendiri di hati warga. Ia bukan sekadar gambar yang menempel di logo atau banner pemerintah kota, tetapi simbol yang menghidupkan nilai-nilai lokal.
Ji menggambarkan kedekatan manusia dengan alam, bahwa di tengah berkembangnya kota, keseimbangan dan keasrian tetap harus dijaga. Ji juga membawa pesan persatuan melalui namanya yang bermakna satu, mengingatkan bahwa keberagaman masyarakat Malang harus menjadi kekuatan, bukan pemisah.
Bergandengan dengan Osi yang melambangkan semangat dan ketangguhan, Ji menguatkan identitas visual kota sebagai tempat yang ramah, teduh, dan penuh semangat kebersamaan.
Keberadaan Osi dan Ji kini hadir di berbagai ruang publik, acara pemerintah, hingga materi promosi pariwisata. Maskot ini bukan hanya karya desain, melainkan hasil proses panjang yang melibatkan budaya lokal, partisipasi masyarakat, hingga kajian estetika.
Artikel ini ditulis Muhammad Faishal Haq, peserta magang PRIMA Kemenag di detikcom.
(ihc/irb)














































