Kematian Imam Rokhani, seorang pawang ular asal Trenggalek sungguh ironis. Nyawanya melayang setelah dipatuk King Kobra. Bukan sembarang King Kobra, ular sepanjang 4,5 meter itu adalah peliharannya sendiri yang tumbuh besar bersamanya selama 5 tahun terakhir.
Pawang ular memang menjadi profesi yang berisiko tinggi. Kerap diremehkan, pawang ular sejatinya adalah seorang pahlawan. Saat ada orang yang rumahnya kemasukan ular, pawang biasanya dipanggil untuk mengevakuasinya.
Segala jenis ular, baik yang berbisa maupun tidak, sudah berkawan akrab dengan pawang ular. Mereka tidak bisa menolak jika ada panggilan. Kadang dibayar, kadang tidak. Niat pawang ular tulus membantu.
Hidup bersama ular sudah biasa dilakoni oleh para pawang ular. Salah satu cerita datang dari Syukur Rahmad Al Rizal, seorang pawang ular asal Kelurahan Kasin, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Rizal-sapaan akrabnya-sudah mendengar berita soal pawang ular Trenggalek yang tewas oleh King Kobra peliharaannya. Pria berusia 28 tahun itu sadar sepenuhnya betapa batas hidup dan matinya begitu tipis ketika harus berhadapan dengan ular berbisa, apalagi King Kobra.
Rizal sudah menjinakkan dan mempelajari karakteristik beragam jenis ular berbisa cukup lama. Mulai dari ular Viper, Weling, Kobra, termasuk King Kobra yang cukup ditakuti oleh pawang ular sepertinya.
Meski begitu, Rizal tak memungkiri bahwa dirinya telah berulang kali mendapatkan gigitan dari ular-ular yang ia pelihara. Bahkan, gara-gara gigitan tersebut, nyawanya juga sempat terancam.
Namun, kecintaannya pada hewan yang masuk dalam kelompok reptil itu tak kunjung pudar. Ia bercerita, sebenarnya sudah memiliki ketertarikan dengan ular sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
"Pada tahun 2003 saat saya masih kelas 3 SD itu awal memelihara ular. Jadi cari-cari di sungai ular air yang tidak berbisa, kemudian beralih cari ular lain yang tidak berbisa seperti ular pucuk hijau dan ular koros," cerita Rizal kepada detikJatim ditemui di rumahnya baru-baru ini.
Setelah belajar mengetahui dan mengenal ular, Rizal mulai tertarik dengan ular berbisa yakni kobra. Saat masih SD itu, dirinya sudah memelihara ular kobra yang dibeli dari penjual jamu di wilayah Kota Malang.
"Nabung waktu itu Rp 40 ribu untuk beli ular kobra, karena saya dulu masih takut jadi minta ke orangnya agar taringnya dipatahkan, jadi tidak menggigit. Dari situ saya belajar memahami karakteristik ular kobra," katanya.
Rizal mulai berani pelihara King Kobra, namun dia tetap was-was. Apa alasannya? Simak di halaman selanjutnya.
(hil/dte)