Sungguh malang nasib pawang ular di Trenggalek, Imam Rokhani (49). Ia tewas dipatuk King Kobra 4,5 meter yang dipeliharanya sendiri. Saat ini, ular tersebut sudah dijemput tim Panji Petualang.
Sebelum dievakuasi tim Panji Petualang, King Kobra ini sempat dititipkan di Kantor Dinas Satpol PP dan Kebakaran (Satpol PPK) Trenggalek.
Pantauan detikJatim, kobra tersebut memang terlihat agresif. Saat sejumlah orang mendekat, King Kobra langsung bereaksi. Kepalanya langsung mengembang, menyerupai sendok. Warna kulit ular tersebut hitam kombinasi putih keemasan di dekat kepala.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terdapat dua ekor King Kobra yang dievakuasi, yakni berukuran 2,5 meter dan 4,5 meter. Ular 4,5 meter yang mematuk Imam Rokhani diamankan dalam kotak kaca berukuran 1,5x1 meter. Sedangkan ular satunya disimpan dalam kotak kayu 85x50 centimeter.
Secara khusus, dua orang tim Panji Petualang datang ke Trenggalek untuk mengevakuasi langsung ular ini. Evakuasi juga dibantu komunitas pencinta ular dan petugas Damkar Satpol PPK Trenggalek.
Saat dievakuasi, ular tidak dipindahkan ke kotak lain. Sejumlah orang mengangkat ular tersebut dan memindahkannya ke pikap untuk dibawa ke Surabaya
Dalam kesempatan ini, Satpol PPK Trenggalek menyerahkan King Kobra kepada tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan Yayasan Panji Petualang.
Panji Petualang mengaku sempat bingung saat mendapatkan permintaan evakuasi dua King Kobra asal Trenggalek. Pria bernama lengkap Muhammad Panji ini mengungkapkan kebingungannya saat melakukan panggilan video dengan Satpol PPK dan BKSDA.
Kebingungan Panji ini karena kondisi shelter ular miliknya telah penuh. Sebagian ular belum dilepas ke alam.
"Akhirnya daripada mengulur waktu dan kasihan ular itu, akhirnya saya dan teman-teman sepakat ular tersebut akan tetap ditaruh di shelter. Kami sudah bikin kandang baru untuk ular tersebut," kata Panji, Kamis (27/10/2022).
Panji mengaku siapkan kandang khusus. Baca di halaman selanjutnya!
Kandang yang disiapkan memiliki spesifikasi khusus yang cocok untuk menampung ular jenis King Kobra. Selain itu, pihaknya juga telah menyiapkan tim profesional untuk menangani King Kobra dari Trenggalek.
"Insyaallah juga sudah saya siapkan teman-teman yang baik, yang profesional dalam bidang handler dan juga kandang yang kami siapkan sesuai standar King Kobra," jelasnya.
Untuk perkembangan informasi penanganan, pihaknya akan melaporkan hal ini melalui media sosial Panji Petualang TV, serta sejumlah akun Instagram dan Facebook.
"Kami update di media sosial Panji petualang TV di beberapa Instagram dan Facebook agar teman-teman bisa mengikuti perkembangan ular itu ketika sudah tiba di shelter kami di Purwakarta," jelasnya.
Sementara itu, Kasatpol PPK Trenggalek Stefanus Triadi Atmono mengatakan, penyerahan ular tersebut merupakan hasil komunikasi yang dilakukan tiga hari terakhir dengan BKSDA maupun Yayasan Panji Petualang.
Menurutnya, penyerahan ini sengaja dilakukan karena pihaknya kesulitan melakukan perawatan, mengingat ular King Kobra cukup berbahaya dan tidak mungkin dilepasliarkan seperti ular piton.
"Makannya saja harus ular juga, makanya tidak mungkin menahan ular ini berlama-lama di sini," jelasnya.
Sedangkan Kepala Resort Konservasi Wilayah 02 BKSDA Blitar Joko Dwiyono mengatakan, penjemputan dua ekor King Kobra ini merupakan upaya penyelamatan. Sebab, hewan melata ini mengakibatkan pemiliknya meninggal dunia.
"Karena ular ini sudah mengakibatkan orang meninggal dunia, maka fokus kami ini adalah penyelamatan. Nanti akan ada tim yang menangani secara profesional," kata Joko.
Untuk penanganan selanjutnya, BKSDA menitipkan dua ekor ular tersebut kepada tim Yayasan Panji Petualang. Pemilik CV Fape (Export-Import Animal) Surabaya, komunitas yang berafiliasi dengan Panji Petualang, Diky Firmansyah mengatakan, rencananya ular ini terlebih dahulu dibawa ke Surabaya. Lalu selanjutnya, ular dikirimkan ke shelter pusat Panji Petualang di Jawa Barat.
"Nantinya kami bawa ke shelter pusat di Purwakarta, Jawa Barat. Kalau untuk evakuasi ular King Kobra yang menyebabkan kematian baru ini, kalau yang masuk rumah warga sering," kata Dicky.
Seperti diberitakan sebelumnya, ular jenis King Kobra menewaskan tuannya, Imam Rokhani (49), seorang pawang ular warga Desa Ngrayung, Kecamatan Gandusari, Trenggalek. Almarhum Imam Rokhani telah memelihara ular tersebut selama 5 tahun.
Tapi, nasibnya berakhir tragis. Ia tewas dipatuk ular peliharaannya sendiri. Peristiwa itu terjadi saat Imam hendak memberi air minum kepada ularnya, Minggu (23/10).
Akibat patukan ular berbisa itu, Imam sempat dilarikan ke RSUD dr Soedomo Trenggalek. Namun, nyawanya tak tertolong.