Penjelasan Dibukanya Pintu Bendungan Serut saat Banjir Blitar

Penjelasan Dibukanya Pintu Bendungan Serut saat Banjir Blitar

Erliana Riady - detikJatim
Selasa, 18 Okt 2022 14:48 WIB
Direktur Perum Jasa Tirta 1 Raymond Valiant
Direktur Perum Jasa Tirta 1 Raymond Valiant (Foto: Tangkapan layar)
Blitar -

Viral di media sosial, pembukaan pintu air di Bendungan Serut disebut menjadi pemicu banjir bandang di Blitar selatan. Jasa Tirta I selaku pengelola Bendungan Serut memberikan penjelasannya.

Bendungan Serut berada di Desa Gogodeso, Kecamatan Kanigoro (sebelumnya ditulis masuk Kecamatan Kademangan), Blitar. Lokasi ini berada di sebelah barat terjadinya banjir bandang. Terutama wilayah yang terparah, yakni Kecamatan Sutojayan.

Bendungan Serut dikelola Perum Jasa Tirta I, sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Nama sebenarnya dari Bendungan Serut adalah Bendung Lodoyo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lokasi Bendung Lodoyo dengan wilayah terdampak banjir kan ada di baratnya. Jadi tidak benar kalau pembukaan pintu air kemarin itu yang membuat jadi banjir. Justru pembukaan lima pintu air kemarin, membuat ketinggian air di wilayah banjir cepat surut," jelas Dirut Jasa Tirta 1, Raymond Valiant Ruritan dalam konferensi pers via zoom yang diikuti detikJatim, Selasa (18/10/2022).

Raymond menjelaskan, hulu dari aliran air yang masuk ke Bendungan Wlingi, kemudian terkoneksi dengan Bendung Lodoyo, yang berasal dari anak-anak sungai di daerah alirasn sungai (DAS) bawah perbukitan Blitar selatan. Di antaranya, Sungai Unut dan Bogel yang berada di Kecamatan Sutojayan.

ADVERTISEMENT

Diketahui, intensitas hujan tinggi mengguyur Blitar sejak Sabtu (15/10). Di Stasiun Bogel, curah hujan tercatat 300 mm/hari. Sedangkan di Stasiun Birowo, tercatat curah hujan 203 mm/hari. Hujan deras ini lah yang membuat debit air di kedua sungai itu meluap.

Luapan kedua anak sungai ini lah yang menyebabkan timbulnya banjir bandang, khususnya di Kecamatan Sutojayan dan meluas sampai sebagian timur Kecamatan Kademangan.

Sedangkan limpasan air di Sungai Unut dan Bogel ini kemudian masuk ke Sungai Brantas. Di aliran air Sungai Brantas dibangun Waduk Wlingi Raya dan Bendung Lodoyo.

Banjir di BlitarBendungan Serut Blitar. Foto: Erliana Riady/detikJatim

"Kami mencatat, pada Senin (17/10) pukul 07.00 WIB, ketinggian air di Bendung Lodoyo sudah siaga kuning. Ada debit air masuk sampai 900 meter kubik per detik. Jadi debit air yang masuk disumbangkan terbanyak oleh Sungai Bogel sekitar 500 meter kubik per detik," paparnya.

Dalam kondisi seperti ini, lima pintu Bendung Lodoyo kemudian dibuka. Hal ini untuk mengamankan debit air di Waduk Wlingi ataupun aliran sungai di hilir Sungai Brantas. Raymond mengakui, pihaknya baru membuka lima dari delapan pintu air di Bendung Lodoyo itu sekitar pukul 10.00 WIB.

Mengapa tidak langsung dibuka ketika banjir makin tinggi dan meluas di Kecamatan Sutojayan sejak pukul 03.00 WIB, menurut Raymond ada beberapa hal teknis yang menjadi perhitungan pihaknya. Utamanya keamanan hilir Sungai Brantas.

"Kami tidak bisa langsung membuka pintu air secara tiba-tiba karena membahayakan aliran ke hilir. Seperti mengakibatkan longsor atau jebolnya lereng sungai atau jembatan. Kami koordinasikan dulu sampai Kediri. Ada tahapan aman di mana puncak banjir terjadi pukul 12.00 WIB dan mulai surut pukul 19.00 WIB," ucap Raymond.

Raymond menambahkan, dia setuju dengan kajian parahnya banjir di Blitar selatan merupakan dampak alih fungsi lahan hingga tertutupnya DAS di bawah bukit. Menurutnya, perubahan tata ruang punya dampak langsung pada limpasan permukaan naik ketika musim hujan. Hal ini menjadi faktor yang menambah risiko kebencanaan di hampir semua wilayah di Jatim.

"Perlu diketahui, Sungai Bogel ini sumbernya langganan banjir di Sutojayan. Pembenahan infrastruktur dengan normalisasi sudah dilakukan. Tapi ini peristiwa berulang dari sisi klimatologi. Tetapi risiko akan meningkat jika tata ruangnya tidak dibenahi," tukasnya.




(hil/dte)


Hide Ads