Tanah dan gedung SMP PGRI Trowulan di Dusun Tlogogede, Desa/Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto dijual oleh pemiliknya karena jumlah siswanya sedikit. Siswa yang tersisa dipindahkan ke sekolah lainnya.
Eks Kepala SMP PGRI Trowulan tahun 2014-2022 Sunarlik mengakui bahwa jumlah siswa di sekolah itu memang minim. Tercatat pada tahun ajaran 2021-2022 hanya ada 20 siswa. Yakni 10 siswa kelas 9, 9 siswa kelas 8, serta 1 siswa kelas 7.
Sebelum SMP PGRI Trowulan ditutup, Sunarlik mengatakan bahwa dirinya sempat meluluskan 10 siswa kelas 9 pada Juni 2022. Setelah itu, sekolah swasta ini tak lagi menerima siswa baru pada tahun ajaran 2022-2023 karena sudah ditutup.
"Tidak ada penerimaan siswa baru tahun ajaran 2022-2023 karena sekolah ditutup. Izin operasionalnya habis tahun 2021," ungkapnya.
Ada pun siswa SMP PGRI Trowulan yang tersisa dipindahkan ke SMP Islam Miftahul Khoir di Desa Beloh, Trowulan. Ketua Yayasan Miftahul Khoir, Djit Thendra membenarkan hal itu.
Djit menyebutkan bahwa merger SMP PGRI Trowulan dengan SMP Islam Miftahul Khoir dilakukan sudah sejak awal tahun ajaran 2022-2023 setelah adanya instruksi dari Dinas Pendidikan Mojokerto.
Ada 10 siswa SMP PGRI Trowulan yang dipindahkan. Saat ini mereka duduk di bangku kelas 8 dan kelas 9. Selain siswa, ada 3 guru SMP PGRI Trowulan yang kini juga pindah mengajar di sekolahnya.
"Kami menerima instruksi dan permohonan dari dinas untuk bergabung atau merger dengan SMP PGRI Trowulan," ujarnya.
Pengajuan perpanjangan izin operasional sekolah terganjal status kepemilikan lahan dan bangunan. Baca di halaman selanjutnya.
(dpe/iwd)