HJKS ke-729, Walkot Eri Ingin Kuatkan PHBS hingga Karakter Siswa

HJKS ke-729, Walkot Eri Ingin Kuatkan PHBS hingga Karakter Siswa

Esti Widiyana - detikJatim
Selasa, 31 Mei 2022 04:06 WIB
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. (Foto: Dok Pemkot Surabaya)
Surabaya -

Selain menggerakkan pariwisata, pada momentum Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-729, Pemkot juga menguatkan Diseminasi Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Sekolah Ramah Anak. Sekolah ramah anak ini ditujukan ke jenjang TK, SD, SMP hingga tenaga pendidik.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memberikan pengarahan kepada siswa dan tenaga pendidik. Mulai dari penguatan peran Unit Kesehatan Sekolah (UKS) melalui kantin sehat untuk pencegahan hepatitis, hingga pencegahan tindak pidana kekerasan seksual pada anak.

"Pola hidup bersih dan sehat (PHBS) harus tertanam dalam pikiran mulai dari anak-anak. Karena pendidikan yang tepat bagi anak-anak mampu membawa Surabaya menjadi kota yang hebat," kata Eri, Senin (30/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Begitu pula dengan peran UKS, Eri berharap anak-anak bisa menjaga, mengingatkan, dan membantu mengobati rekannya yang sedang sakit di lingkungan sekolah.

Para guru juga ia harapkan bisa memberikan contoh dengan mengonsumsi makanan sehat dan bersih dari kantin sekolah. Sebab, anak-anak terbiasa belajar melalui objek visual.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, jika lingkungan sekolah menciptakan PHBS, sekolah ramah anak bisa terwujud, sehingga para pelajar Surabaya bisa merasa aman dan nyaman selama di sekolah, khususnya untuk mengakses pelajaran akademik dan non akademik.

"Banyak anak-anak kita yang memiliki talenta yang hebat, bisa kita lakukan audisi dan memanggil para pelatih hebat. Kita harus memunculkan bakat dari masing-masing sekolah, agar kegiatan nasional maupun internasional di Surabaya bisa menampilkan bakat anak-anak kita," jelasnya.

Eri ingin, dengan PHBS dan sekolah ramah anak ini, pelajar memiliki mental yang kuat dan berani. Para orang tua pun juga harus diberikan pengarahan, agar mereka tidak hanya menuntut anaknya untuk mengejar prestasi akademis.

"Tetapi juga non akademis, yang bisa membantu meningkatkan akhlakul karimah anak-anak kita. Jangan sampai anak-anak kita memiliki sifat individual karena tidak mampu bersosialisasi," ujarnya.

Pada peringatan HJKS ke-729 ini, Eri juga berharap seluruh perangkat daerah (PD) bisa bersinergi menciptakan anak-anak yang bisa menjaga dan merawat kotanya.

Khusus bagi Dispendik Surabaya, Eri meminta dinas itu untuk menyediakan waktu selama 10 menit setelah jam pelajaran sekolah selesai. Tambahan jam belajar ini dikhususkan untuk pembentukan karakter siswa.

"Saya ingin berbagi di setiap kelas di tingkat SMP. Kita ajarkan anak-anak kita melalui pelajaran dengan penuh akhlakul karimah. Kita berikan pesan dan pedoman, serta menanamkan jiwa pemimpin kepada anak-anak kita kelak. Matur nuwun (terima kasih) para guru, kepala sekolah, dan anak-anak yang saya sayangi, mari kita bangun lingkungan pendidikan menjadi sekolah yang nyaman untuk kita semua," jelasnya.

Kepala Dispendik Surabaya Yusuf Masruh mengatakan, pada momentum HJKS ke-729 ini pihaknya akan terus mengingatkan penerapan PHBS untuk membangun sekolah ramah anak. Harapannya, pada tahun ajaran baru nanti, komitmen tersebut sudah terlaksana.

"Kita juga terus melakukan antisipasi penyebaran virus Hepatitis akut pada anak-anak usia di bawah 17 tahun, maka kami kuatkan peran UKS. Ketika ada perubahan fisik yang dialami oleh temannya, maka bisa segera melaporkan hal itu kepada sekolah," kata Yusuf.

Dispendik juga berkolaborasi dengan PD, seperti dengan Dinkes Surabaya untuk mengantisipasi penyebaran Hepatitis akut. Kemudian dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) menciptakan sekolah ramah anak.

Saat ini, Dispendik Surabaya tengah menyusun SOP dan melakukan uji coba pembukaan kantin sehat. SOP itu akan berkaitan dengan gizi dan kebersihan penyajian makanan di kantin, serta pola pembeliannya.

"Mungkin anak-anak tidak semua pergi ke kantin, bisa dimodel seperti restoran. Anak-anak akan memesan makanan dan diantarkan oleh pihak kantin ke kelas. Nanti sekolah bisa menyiapkan tempat membuang sampah," pungkasnya.




(dpe/iwd)


Hide Ads