Seorang siswa kelas IX SMP Katolik Angelus Custos Surabaya berinisial SSH (15) tewas tersengat listrik di rooftop sekolah. Saat kejadian, ia tengah mengerjakan tugas ujian praktik Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) bersama teman-temannya pada Jumat (28/3/2025).
Kejadian ini pun berbuntut panjang, orang tua korban melaporkan ke polisi. Sedangkan pihak sekolah menganggap sebagai musibah dan mengklaim tidak ada unsur pidana berdasarkan bukti yang dikumpulkan sekolah.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi turut menanggapi kejadian tewasnya SSH di rooftop sekolah. Menurutnya, kasus ini menjadi tanggung jawab sekolah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nanti pasti tanggung jawabnya sekolah, ya," kata Eri kepada wartawan, Minggu (11/5/2025).
Eri mengatakan, kejadian yang menewaskan siswa SMP di sekolah itu terjadi pada luar jam pelajaran. Pemkot Surabaya juga sudah melakukan pemeriksaan, baik kepada orang tua maupun sekolah.
"Sudah ditemukan oleh Dinas Pendidikan, karena di luar jam sekolah," ujarnya.
Selain itu, Eri menyebut ada kelalaian juga dari pihak penjaga. Apalagi mereka mengerjakan tugas di sekolah di luar jam pelajaran dan sekolah.
"Ini menjadi kelalaian dari penjaganya, sehingga kok bisa anak tidak pada jam sekolah bisa ada di rooftop. Itu yang kita lagi koordinasikan," pungkasnya.
Sebelumnya, Ayah korban, Tanu Hariadi, mengungkapkan, anaknya pergi ke sekolah untuk menyelesaikan tugas kelompok pada Jumat (28/3/2025). Namun karena lapangan dipakai siswa SMA dan kelas dalam keadaan terkunci, mereka memutuskan pindah ke rooftop lantai IV SMA Katolik Frateran.
Di lokasi itu, SSH diduga hendak meletakkan ponsel untuk merekam kegiatan tugas kelompoknya. Tanpa disadari, ia menginjak kabel AC yang terkelupas, hingga akhirnya tersengat listrik.
"Teman-temannya bersaksi putra saya sempat berteriak 'aku kesetrum' lalu mematung selama sekitar 40 detik sebelum akhirnya terjatuh dan kepalanya terbentur pagar," kata Tanu kepada wartawan, Kamis (8/5/2025).
Teman-temannya sempat melarikan SSH ke RS Adi Husada Undaan Wetan, namun nyawa pelajar itu tak tertolong.
(auh/abq)