.webp)
Kasus penahanan ijazah terhadap 31 karyawan yang diduga dilakukan oleh UD Sentoso Seal mendapatkan atensi khusus dari Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) RI Immanuel Ebenezer. Wamen yang akrab disapa Noel itu melakukan sidak ke perusahaan tersebut hari ini.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pun mengapresiasi sidak yang dilakukan Wamenaker. Dia berharap melalui sidak ini bisa mendorong dugaan penahanan ijazah maupun permasalahan terkait ketenagakerjaan lainnya di perusahaan itu bisa segera tuntas.
"Kalau tadi kami dapat info bahwa beliau datang ke Surabaya untuk melihat atau membantu ya. Men-support untuk menyelesaikan permasalahan ini. Dan ini akan menjadi contoh sebenarnya, contoh apakah ini terjadi di Surabaya atau semuanya," ujar Eri, Kamis (17/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirinya pun menekankan komitmen Pemkot Surabaya untuk mengatasi permasalahan ini lewat jalur hukum. Dia pastikan Pemkot Surabaya akan mengawal kasus ini hingga yang bersalah terbukti bersalah.
"Sampai ada keputusan siapa yang salah, siapa yang benar. Harus diubah sistem, kalau ternyata ada yang salah sistemnya ya harus diubah. Kalau ternyata ada yang salah disengaja, ya harus dihukum," tegasnya.
Wali Kota Surabaya itu juga berharap agar permasalahan ini juga menjadi pembelajaran bagi semua pihak. Dia berharap semua perusahaan maupun karyawan di Surabaya menjadikan kasus ini pelajaran demi menjaga kondusivitas di Surabaya.
"Makanya saya berharap ini menjadi pembelajaran kita semuanya, Surabaya tetap harus kita jaga," pungkasnya.
Sebelumnya, Wamenaker Immanuel Ebenezer mendatangi perusahaan UD Sentoso Seal di Jalan Margomulyo 44, Kompleks Pergudangan Suri Mulia Permai, Blok H-14, Surabaya. Sidak itu terkait polemik penahanan ijazah kepada puluhan mantan karyawan.
Noel sapaan akrab Wamenaker didampingi Wakil Wali Kota Surabaya Armuji dan kepolisian. Dia tiba di gerbang utama gudang UD Sentoso Seal itu pukul 11.34 WIB. Ternyata pintunya ditutup dan digembok. Butuh waktu untuk ia bisa masuk.
Setelah sidak Noel menyampaikan betapa negara tidak dihargai oleh perusahaan suku cadang kendaraan bermotor itu. Dirinya hampir saja mengalami hal yang sempat dialami oleh Wawali Armuji beberapa waktu lalu.
Noel tak menyangka dirinya juga hampir saja mengalami apa yang dialami Armuji. Dia merasa tidak dihargai. Padahal dirinya turun untuk melihat langsung terkait masalah penahanan ijazah oleh perusahaan.
"Saya pikir Pak Wawali aja yang tidak dihargai, ternyata saya juga tidak dihargai. Nah, ini pelajaran untuk industrial yang lain juga. Jangan pernah menahan yang namanya ijazah. Ijazah pekerja itu itu pelanggaran hukum," jelasnya.
Baginya, penahanan ijazah adalah pelanggaran hukum. Setelah kasus ini viral pemerintah pusat pun akhirnya turun tangan secara langsung untuk melakukan peninjauan ke perusahaan.
"Itu pelanggaran hukum yang enggak boleh ditoleransi, apalagi di pemerintahan Pak Prabowo ini. Enggak boleh ada hal-hal begitu. Ya namanya menyakiti hati rakyat itu enggak boleh. Jadi, apa yang dilakukan Pak Wawali ini sudah benar dan tepat. Negara hadir," ujarnya.
(dpe/fat)
