Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi ternyata pernah mengirim anak yang bermasalah ke barak militer. Hal itu dilakukan pada program Sekolah Kebangsaan pada tahun 2023.
Tujuan Pemkot Surabaya pada program tersebut yakni mendidik anak-anak bermasalah melalui disiplin militer. Anak-anak saat itu menjalani program tersebut selama 10 hari di Pangkalan Udara TNl Angkatan Laut (Lanudal) Juanda.
Pada gelombang pertama, terdapat 57 kawula muda yang terjaring razia kenakalan remaja menjalani sekolah kebangsaan. Setiap hari, puluhan remaja tersebut digembleng layaknya personil TNI agar menjadi pribadi, disiplin, mandiri, dan tertanam jiwa kebangsaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Teman-teman sudah pasti tahu, 2022 dulu ramai di Surabaya ketika anak-anak yang kepegang pada waktu itu, tawuran, kepegang Satpol PP, saya kerja sama dengan Angkatan Laut yang ada di Juanda," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Minggu (1/6/2025).
Setelah mengikuti sekolah kebangsaan, Eri menyebut anak- anak sudah berperilaku baik. Di mana lebih disiplin dan sopan terhadap orang tua.
"10 hari saya masukkan mereka di TNI Polri. Ternyata keluar mereka jadi anak baik. Orang tuanya mengatakan, Pak, arek iki dadi apik. Gak tau ngucap terima kasih, saiki ngucapno terima kasih (pak anak ini jadi baik, gak pernah mengucapkan terima kasih, jadi mengucapkan terima kasih," jelasnya.
Namun, tiga bulan setelah menjalani sekolah kebangsaan, terdapat anak yang kembali terjaring razia kenakalan remaja dan diamankan oleh polisi dan Satpol PP.
"Ternyata setelah dari sana anak-anak itu berubah. Tapi setelah tiga bulan kecekel maneh (ditangkap lagi)," ujarnya.
Oleh karena itu Eri menghentikan program yang tidak berjalan selama setahun. Kemudian mencari tahu alasan anak-anak yang sudah menjalani sekolah kebangsaan kembali bermasalah.
"Orang tuanya mengatakan ke saya, saya mohon maaf, saya menjadi juru cuci. Buru cuci yang saya tidak pernah ketemu anak saya. Berarti opo (berarti apa) kasih sayang, komunikasi, tanggung jawab itu lebih penting," urainya.
Kini Eri membuat program lain yang bisa membuat anak-anak menjadi lebih baik. Seperti dari Kampung Anak Negeri (Kanri) hingga program Bibit Unggul berbasis asrama dengan mengedepankan kedisiplinan dan pemenuhan hak anak.
(dpe/abq)