Benteng Loji atau Engelenburg yang didirikan kompeni Belanda di tengah pusat kota Klaten tidak hanya berfungsi pertahanan. Namun benteng yang kini tinggal cerita itu pernah digunakan untuk menahan Kiai Mojo beserta prajuritnya di masa akhir perang Diponegoro (1825-1830).
"Tanggal 12 November 1828 Kiai Mojo ditangkap beserta laskarnya sejumlah 400 orang di Sungai Bedog, Sleman. Terus dibawa ke Solo," tutur pegiat sejarah Klaten, Hari Wahyudi kepada detikJateng, Minggu (28/7/2024) siang.
Hari menjelaskan sejarah tentang Kiai Mojo yang ditahan di Benteng Loji Klaten ditulis AWP Weitzel tahun 1850. Weitzel menyalin catatan jenderal Belanda Markus De Kock yang menangkap Pangeran Diponegoro.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi Weitzel ini menyalin catatan jenderal De Kock, jenderal Belanda yang memimpin perang melawan Pangeran Diponegoro sehingga sangat dipercaya. Kiai Mojo saat dibawa ke Solo sempat diinapkan di Benteng Prambanan tanggal 13 November," jelas Hari.
Setelah menginap semalam di benteng Prambanan, sambung Hari, tanggal 14 November Kiai Mojo beserta laskarnya dibawa ke Benteng Loji Klaten. Di benteng Klaten, Kiai Mojo diserahkan kepada residen Surakarta.
"Residen Surakarta datang langsung membawa instruksi jenderal De Kock. Kiai Mojo dipisahkan dari laskarnya, dilucuti semua senjatanya berupa 58 senapan, 353 tombak, 5 panji disita dan disimpan di benteng Klaten," lanjut Hari.
Dikatakan Hari, setelah diinapkan satu malam di Benteng Loji Klaten, Kiai Mojo dan lima pengawal utamanya dibawa ke Solo. Kiai Mojo dikawal 70 pasukan berkuda selama perjalanan.
"Kiai Mojo dikawal 70 pasukan berkuda ke Surakarta. Tidak dilakukan interogasi tapi dijaga oleh seorang letnan, letnan Roeps," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, Kabupaten Klaten sebagai wilayah subur memiliki jejak panjang masa penjajahan Belanda, salah satunya keberadaan Benteng Loji. Benteng pertahanan yang bernama asli Engelenburg itu dulu terletak di pusat Kota Klaten saat ini.
"Masih, masih ada bentengnya saat saya sekolah. Tembok pagarnya keliling, tinggi," ungkap Lasiyem (79), saksi sejarah keberadaan Benteng Loji kepada detikJateng, Minggu (28/7) siang.
Benteng Loji juga disebut-sebut di Perda nomor 12 tahun 2007 tentang Hari Jadi Kabupaten Klaten. Disebutkan pendirian benteng tersebut tanggal 28 Juli 1804 dengan surya sengkala Catur llang Estining Budi.
Pegiat sejarah Klaten, Hari Wahyudi mengatakan benteng tersebut merupakan bagian dari pertahanan artileri kompeni Belanda. Benteng tersebut sebenarnya dibangun sejak tahun 1796.
"Saya menemukan data benteng Klaten dibangun pada tahun 1796 di buku Nederlandsche Artillerie karya FHW Kuypers seorang mayor artileri Hindia Timur. Tulisan ini juga dikuatkan oleh tulisan JFG Brumund tahun 1853 yang terkenal di kalangan arkeolog dan sejarah dengan judul Indiana, juga buku Van Doren 1847 dan lainnya," terang Hari.
(apl/apl)