Dua pahatan berbentuk wajah terdapat di tebing batu objek wisata mata air (umbul) Cokro atau OMAC di Kecamatan Tulung, Klaten. Pahatan misterius itu tidak banyak diketahui wisatawan yang melintas.
Tebing tempat pahatan itu berada di sisi timur aliran sungai mata air Cokro. Batu tebing yang dipahat berupa batu padas dengan posisi tegak seperti dinding.
Pahatan tersebut lebih menyerupai topeng kepala dengan ukuran tinggi dan lebar sekitar 1 meter. Wisatawan yang melintas di depannya tidak menyadari ada pahatan tersebut karena batunya telah berlumut sebagian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun jika dilihat dari seberang sungai justru guratannya terlihat jelas. Tidak ada tulisan atau petunjuk apa pun di batu tersebut yang sepintas seperti terkikis air hujan.
"Saya di sini sejak tahun 1985, itu sudah ada. Dulu masih bagus bentuknya," kata pedagang di lokasi, Siswanto (50) kepada detikJateng, Selasa (11/2/2025).
![]() |
Siswanto tidak tahu siapa yang membuat pahatan itu dan bagaimana sejarahnya. Dia bilang dulu tebing di atas sungai seluruhnya batu padas.
"Dulu padas semua, yang itu (tebing batu di barat) baru dibangun sekitar tahun 2008. Kalau umbul Cokro memang sejarahnya dulu milik Keraton Solo, masih ada jejaknya," ujar Siswanto.
"(Pahatan) Kalau dari dekat tidak kelihatan, jalan di dekatnya juga tidak tahu. Tapi dari jauh baru terlihat," ucap Siswanto.
Pedagang lainnya, Siti Rahayu (60), mengatakan sejak dirinya kecil sudah ada pahatan itu. Dari cerita yang dia dengar, pembuatnya bernama Johny.
"Dulu ada namanya Pak Jhony memang dingetenke (dibeginikan). Dulu bagus, sekarang sudah rusak ada lumut-lumutan," kata Rahayu kepada detikJateng di lokasi.
Rahayu mengaku tak tahu sosok Jhony itu. Dari dekat pahatan itu memang tidak kelihatan.
"Dari dekat tidak kelihatan, lewat tok tidak memandang jadi tidak tahu," katanya.
![]() |
Koordinator Pelaksanaan OMAC, Edi Yunanto, membenarkan ada pahatan di tebing itu. Dirinya juga tidak tahu kapan pahatan itu dibuat dan siapa pemahatnya.
"Itu sudah lama, ada versi yang mengatakan baru puluhan tahun. Bentuknya seperti topeng wajah, ada rambutnya juga," kata Edi saat dimintai konfirmasi detikJateng.
Menurut Edi, dinding yang dipahat merupakan batu padas. Uniknya, banyak wisatawan tidak mengetahui meskipun lewat di depannya atau berenang di dekatnya.
"Tidak banyak yang tahu meski di depannya, tapi dari jauh justru terlihat. Kita juga masih mencari tahu sejarah dan ceritanya. Nanti kita kabari," imbuh Edi.
(rih/ams)