Museum Kretek di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah ramai pengunjung saat momen libur sekolah dan Nataru kali ini. Wisatawan penasaran dengan kondisi museum karena menjadi salah satu lokasi syuting film Gadis Kretek.
Salah satu pengunjung, Yeti, mengaku penasaran dengan Museum Kretek. Yeti bersama keluarganya pun sengaja dari Semarang untuk berlibur ke Museum Kretek.
"Ini sama suami anak dari Semarang, memang niatnya ingin ke Museum Kretek karena penasaran jadi lokasi syuting Gadis Kretek," kata Yeti kepada detikJateng di lokasi, Kamis (28/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk diketahui, film Gadis Kretek diangkat dari novel berjudul yang sama, Gadis Kretek karya Ratih Kumala. Film itu mengisahkan tentang latar belakang industri kretek pada tahun 1960-an.
Adapun syuting film yang dibintangi oleh Dian Sastrowardoyo, Ario Bayu, Putri Marino, Arya Saloka dan lainnya itu mengambil salah satu lokasi di Museum Kretek. Adegan di Museum Kretek, yaitu saat pertemuan Lebas yang diperankan Arya Saloka dengan Arum yang diperankan oleh Putri Marino. Dari perjumpaan itulah, Lebas ingin mengetahui sosok Jeng Yah yang dicari Romo merupakan ayah Lebas.
Kepala UPTD Museum dan Taman Budaya Kudus Sudarman mengatakan, wisatawan ke Museum Kretek dipadati wisatawan saat musim liburan. Bahkan ada peningkatan hingga 50 persen dibandingkan dengan saat akhir pekan biasa. Wisatawan berdatangan dari Kudus hingga luar daerah.
"Liburan Nataru ini sangat meningkat sekali, terutama hari Minggu kemarin kunjungan meningkat 50 persen sekitar 1.200 pengunjung, biasanya hari libur biasa sekitar 500 pengunjung," kata Sudarman ditemui di lokasi.
"Pengunjung kebanyakan dari Kudus, Demak Semarang, Jepara juga ada," ia melanjutkan.
Sudarman berujar, salah satu faktor wisatawan mengalami peningkatan karena lokasi museum sempat dijadikan lokasi syuting film Gadis Kretek. Menurutnya wisatawan penasaran dengan kondisi Museum Kretek yang dijadikan lokasi syuting film tengah digandrungi orang banyak.
"Salah satu faktor museum lokasi syuting film Gadis Kretek, para pengunjung pada penasaran, seperti apa, khususnya dari luar Kudus, penasaran seperti apa kok dijadikan setting dari film Gadis Kretek itu sangat mempengaruhi," ungkap Sudarman.
Lebih lanjut, wisatawan biasanya melihat dan mencari sejarah kretek. Tak sedikit wisatawan berfoto di koleksi Museum Kretek.
"Biasanya di sekitar koleksi bungkus rokok, dan area benda-benda promosi kan menarik buat foto, ada juga foto pengusaha kretek," jelasnya.
Biaya masuk ke Museum Kretek terbilang cukup murah. Untuk hari kerja biaya masuk Rp 4 ribu. Sementara saat libur dan akhir pekan Rp 5 ribu per orang. Wisatawan juga bisa menikmati wisata air dan mini movie tentang sejarah kretek.
"Tiket masuk hari Senin-Sabtu Rp 4 ribu, libur dan Minggu Rp 5 ribu, untuk ke wahana permainan kolam ember tumpang Rp 7 ribu, mini movie itu Rp 5 ribu, itu akan mengenal sejarah kretek, biasanya rombongan," kata Sudarman.
Sudarman melanjutkan Museum Kretek terdapat 1.601 koleksi. Terdiri dari peninggalan Raja Kretek Nitisemito, alat benda promosi, hingga jenis-jenis bungkus rokok kretek dari masa ke masa.
"Koleksi ada 1.601 koleksi, mulai dari peninggalan Nitisemito, alat benda promosi, foto pengusaha kretek dan bungkus kretek," ungkapnya.
(apu/rih)