Film 'Gadis Kretek' belakangan ini menjadi sorotan dari para pecinta film. Tak hanya jalan cerita, kini proses di balik layarnya pun terus membuat penasaran para penggemarnya.
Diketahui, syuting film 'Gadis Kretek' kebanyakan diambil di Jawa Tengah, salah satunya Stasiun Tuntang, Semarang. Stasiun itu sempat muncul dalam scene pertemuan terakhir antara Mas Raja dan Jeng Yah.
"Temui saya di stasiun minggu depan, saya akan pulang," sepenggal kalimat yang diucapkan Mas Raja pada Jeng Yah dalam film 'Gadis Kretek'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut ini sejarah singkat terkait Stasiun Tuntang, yang dikutip detikJateng dari Instagram @kai121 dan laman KAI, Senin (27/11/2023).
Didirikan oleh NIS
Stasiun Tuntang dibangun pada tahun 1871 dan dioperasikan pada 21 Mei 1873. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api kelas III atau kecil dengan gaya arsitektur "Chalet NIS", yang banyak dipakai di rancangan stasiun-stasiun di awal abad ke-20.
Meskipun terbilang stasiun kecil, Stasiun Tuntang berperan penting dalam bidang pengangkutan produk perkebunan. Melayani pengiriman beberapa hasil perkebunan, seperti karet, gula, kopi, dan cokat yang dibawa menuju Ambarawa.
Selain itu, stasiun ini juga pernah dijadikan tempat transit layanan bus milik NIS yang memiliki trayek Stasiun Tuntang-Kota Salatiga. Pada 1921, layanan bus tersebut kemudian diakuisisi oleh perusahaan otobus swasta, Eerste Salatigasche Transport Onderneming (ESTO).
View this post on Instagram
Sempat Mangkrak
Pada 1 Juni 1970, Stasiun Tuntang sempat dinonaktifkan dan hanya difungsikan sebagai museum. Saat itu, Stasiun Tuntang dinilai kalah bersaing dengan mode transportasi lain dan kendaraan pribadi.
Stasiun ini waktu baru ditutup sempat melayani kereta wisata Ambarawa-Tuntang namun tak berlangsung lama karena faktor rel yang rusak. Layanan kereta wisata ke Tuntang pun dihentikan dan jalur tersebut sempat mangkrak.
Namun, setelah 32 tahun tak digunakan, Stasiun Tuntang akhirnya kembali dibuka untuk jalur wisata. Setelah dilakukan renovasi, jalur Ambarawa-Tuntang kembali dibuka pada 2002.
Mulanya, stasiun ini hanya dapat melayani lori Ambarawa-Tuntang. Namun setelah tahun 2009 mulai direnovasi lagi, stasiun ini juga melayani kereta uap wisata lagi.
Kini, para pengunjung bisa menikmati keontentikan Stasiun Tuntang dengan kereta uap wisata yang ditarik lokomotif diesel vintage.
Punya 2 Jalur
Stasiun Tuntang mempunyai dua jalur kereta api dan dilengkapi sub depo lokomotif yang dijadikan sebagai tempat penyimpanan sebagian lokomotif diesel. Rencanakan, stasiun ini akan menjadi stasiun lokomotif diesel, mengingat sebagian lokomotif diesel elektrik yang diproduksi di bawah tahun 1970-an serta seluruh lokomotif diesel hidraulik di Jawa sudah hampir semuanya peniun beroperasi dan mulai dipreservasi.
Itulah detikers sejarah singkat Stasiun Tuntang yang digunakan syuting film 'Gadis Kretek'.
(cln/aku)