Selamat! Gadis Kretek Raih Chommanard Women's Literary Award 2024

Sukses diadaptasi ke webseries yang tayang di Netflix, novel Gadis Kretek kini mendapat penghargaan Chommanard Women's Literary Award 2024. Anugerah yang diumumkan bertepatan momen Indonesia International Book Fair (IIBF) sepanjang pekan ini.
Anugerah yang diumumkan oleh penerbit Gramedia Pustaka Utama dan Gramedia International menyebutkan Ratih Kumala sebagai penerima penghargaan pertama. Karyanya sukses terjual lebih dari 80 ribu eksemplar di berbagai negara.
Menurut pendiri Chommanard Book Prize, Arthorn Techatada Ratih Kumala bukan hanya sosok seorang penulis tapi melebihi profesi tersebut.
"ia adalah seorang pendongeng yang memiliki bakat langka untuk mengubah hal yang biasa menjadi luar biasa. Kata-katanya membawa esensi dari tanah airnya, memadukan nuansa tradisi dengan kompleksitas kehidupan kontemporer," katanya di ajang IIBF yang berlangsung di JCC, Jakarta Pusat.
Dia juga melanjutkan novel Gadis Kretek dinilai mampu melampaui bahasa, batas, dan budaya yang ada.
"Dalam memberikan penghargaan kepada Ratih hari ini, kami menegaskan kembali komitmen kami untuk mendukung dan memperkuat suara-suara perempuan dalam sastra. Penghargaan Chommanard adalah simbol dari komitmen ini-sebuah pengakuan bahwa kisah-kisah perempuan sangat penting bagi pemahaman kolektif kita, dan kontribusi mereka terhadap sastra sangat berharga," katanya.
![]() |
Ratih Kumala yang berhalangan hadir dan muncul lewat layar video, mengucapkan rasa terima kasihnya atas anugerah kepada Gadis Kretek.
"Saya tinggal di negara berkembang yang penuh dengan cerita, dan ada banyak hal yang ingin saya ceritakan kepada dunia melalui karya saya. Namun saya hanya memiliki dua tangan untuk mengetik, dan kata-kata saya sering kali tidak cukup untuk menceritakan semuanya," katanya.
"Terkadang saya juga khawatir bahwa pesan yang ingin saya sampaikan mungkin tidak dimengerti oleh pembaca. Jadi, Chommanard Women's Literary Award bagi saya bukan hanya bentuk pengakuan atas karya saya, lebih dari itu, ini juga merupakan penegasan bahwa cerita saya bisa diterima. Saya juga menerima penghargaan ini mewakili seluruh penulis perempuan Indonesia yang karya dan suaranya juga ingin didengar dan dimengerti," sambung Ratih Kumala.
Ratih Kumala menceritakan tentang perjuangan Jeng Yah jadi pengrajin kretek dan stereotip terhadap perempuan. Jeng Yah harus terpisah dari keluarga, kekasih, dan orang-orang terdekatnya karena isu sosial politik di masanya.
(tia/dar)