Terus Dikebut, Ini Progres Megaproyek Wisata Borobudur Highland

Terus Dikebut, Ini Progres Megaproyek Wisata Borobudur Highland

Jalu Rahman Dewantara - detikJateng
Jumat, 23 Sep 2022 14:21 WIB
Direktur Utama Badan Otorita Borobudur (BOB), Indah Juanita, saat ditemui di sela-sela kunjungannya di Desa Wisata Tinalah, Kulon Progo, Jumat (23/9/2022).
Direktur Utama Badan Otorita Borobudur (BOB), Indah Juanita, saat ditemui di sela-sela kunjungannya di Desa Wisata Tinalah, Kulon Progo, Jumat (23/9/2022). (Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng)
Kulon Progo -

Pembangunan megaproyek wisata Borobudur Highland yang membentang di tiga kabupaten yakni Kulon Progo DIY, Purworejo dan Magelang Jawa Tengah terus dikebut. Saat ini pengerjaan telah masuk ke tahap perbaikan akses.

"Untuk saat ini kita masuk ke tahap pembebasan lahan guna perbaikan akses. Proses perencanaan sudah dilakukan, dan rencananya mulai dikerjakan pada awal 2023 mendatang," ujar Direktur Utama Badan Otorita Borobudur (BOB), Indah Juanita, saat ditemui di sela-sela kunjungannya di Desa Wisata Tinalah, Kulon Progo, Jumat (23/9/2022).

Dalam tahap ini, jalur utama menuju area Borobudur Highland bakal diperbaiki dan diperlebar. Pelebaran jalan dilakukan dari ruas Pasar Plono, Pagerharjo, Samigaluh hingga masuk wilayah Zona Otorita termasuk di antaranya Objek Wisata Kebun Teh Nglinggo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun panjang jalan di dalam zona otorita yang rencananya ikut diperbaiki mencapai 5,8 km. Dari jumlah itu yang dapat bantuan dari PU dalam tahap awal perbaikan khusus jalan di dalam zona nantinya mencapai 2,7 km.

Jalan itu akan diperlebar dari sebelumnya 6 meter menjadi 8 meter, dengan ketentuan lebar badan jalan 6 meter dan total bahu jalan 2 meter. Proses pelebaran jalan termasuk di antaranya pengaspalan ulang dan pelandaian itu bakal dilakukan oleh Kementrian PUPR menggandeng sejumlah pihak, salah satunya Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Tengah DIY.

ADVERTISEMENT

Dalam perbaikan jalan ruas Pasar Plono-Nglinggo, juga termasuk dalam pembangunan jembatan otorita sepanjang 54 meter.

Indah menjelaskan setelah perbaikan jalan selesai, selanjutnya secara bertahap mulai dilakukan pembangunan fasilitas yang dibagi menjadi 5 distrik atau zona, yaitu zona gerbang masuk, zona resort eksklusif, zona wisata petualangan, zona wisata budaya, dan zona ekstrim. Adapun fasilitas yang bakal disediakan meliputi tempat UMKM, Amphitheatre, Taman Anggrek, Tree top Cycling, Mountain Biking, Multimedia Night Walk, Zip Coaster, Outbond Center, Children Playgroup and mini zoo, Borobudur Conner, health, spa and welness centre, forest tracking and offroad.

"Kemudian juga ada semacam resort, tapi untuk pembangunannya ditargetkan mulai akhir 2023 seiring dengan berakhirnya perbaikan jalan. Untuk investor, beberapa sudah masuk juga," terang Indah.

SDM dan Infrastruktur Wisata Sekitar

Indah mengatakan kehadiran Borobudur Highland ini nantinya bisa berdampak positif bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya. Diharapkan dengan adanya wisata terpadu ini, dapat meningkatkan kesejahteraan pelaku wisata.

"Potensinya luar biasa. Jadi bagaimana kita merencanakan satu kawasan pariwisata yang menjadi triger pembangunan ekonomi di sekitarnya. Kita sudah melakukan kajian bagaimana supaya proyek ini menimbulkan manfaat bagi 3 kabupaten di sekitarnya, mulai dari penyerapan tenaga kerja hingga peningkatan PAD," jelasnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya...

Karena itu, dalam menunjang operasional Borobudur Highland mendatang, pihaknya telah melakukan pelbagai pelatihan kepada masyarakat khususnya pelaku wisata di desa-desa wisata sekitar kawasan zona otorita. Mereka dilatih untuk bisa mampu melayani wisatawan sebaik mungkin agar betah menginap di desa wisata.

Peningkatan SDM wisata lanjut Indah juga dibarengi dengan pemenuhan infrastruktur di masing-masing desa wisata. Salah satunya yaitu sanitasi yang disebutnya masih sangat kurang.

"Untuk wisata di bawah zona otorita ini, soal sanitasi memang masih kurang. Masih banyak tempat-tempat wisata yang belum punya toilet yang layak. Nah karena itu, kami sekarang juga fokus membangun toilet-toilet di desa wisata," ujarnya.

Menurut Indah, toilet termasuk dalam aspek cleanliness (kebersihan), health (kesehatan), safety (keamanan), dan environment sustainability (kelestarian lingkungan) atau biasa disingkat CHSE. CHSE pada destinasi wisata lanjutnya, merupakan salah satu faktor penting untuk mendukung kepercayaan masyarakat agar dapat kembali berwisata pasca pandemi COVID-19.

Untuk diketahui Borobudur Highland dibangun di lahan seluas 309 hektar di bukit Menoreh yang membentang di Kulon Progo, Purworejo, dan Magelang. Proyek bernilai investasi sekitar Rp 1,5 triliun ini berjarak 12 kilometer dari Candi Borobudur sehingga ketika wisatawan datang ke Borobudur, tidak hanya menikmati pemandangan candi tapi juga bisa bermalam sekaligus berwisata ke Borobudur Highland.

Halaman 2 dari 2
(aku/dil)


Hide Ads