Sejumlah kesaksian pilu fans Arema FC Tragedi Kanjuruhan terungkap. Salah seorang di antaranya mengungkap suasana kalut dan horor saat mayat-mayat korban berjejer di sebuah lorong Kanjuruhan.
Dilansir detikJatim, Rangga, seorang penonton Derby Jatim Arema FC vs Persebaya Surabaya yang duduk di tribun VIP menyaksikan ada lima tembakan gas air mata ke arah tribun. Aremania, kata Rangga, berhamburan, berdesakan, berebut jalan untuk keluar menghindar dari gas air mata yang menyakitkan.
Rangga mengatakan dari 5 tembakan itu, dua di antaranya langsung meluncur ke arah tribun 12 dan 14 yang saat itu masih penuh penonton. Hingga tragedi penumpukan penonton yang panik terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rangga yang duduk di kursi VIP dan hanya terkena asap dari gas air mata mengaku merasakan pedas dan perih di matanya. Dia juga mengaku melihat ada sejumlah suporter yang ditendang dan dipukul oleh aparat keamanan.
"Saya yang duduk di VIP juga kerasa pedas dan peri di mata. Padahal VIP tidak ditembak gas air mata hanya kena asap. Bayangkan yang langsung ditembak ke kerumunan bagaimana rasanya? Mereka berhamburan panik dan bisa dibayangkan pintu keluar tribun itu kecil," kata Rangga.
Rangga pun turun dari tribun tempat dirinya menonton. Saat itulah dia melihat banyak suporter yang telah meninggal berjejer di sebuah lorong.
"Saya lihat sudah banyak korban-korban. Melihat temen-temennya atau saudaranya teriak-teriak 'balekno nyowoe' rasanya mberebes mili. Kenapa sepakbola harus memakan korban nyawa?" kata dia.
Menyaksikan pemandangan memilukan, Rangga mengaku tak bisa berhenti bertanya-tanya hingga saat ini, mengapa tragedi ini terjadi?
"Melihat kematian korban-korban itu juga sangat menyayangkan. Apalagi saat itu saya hadir. Tidak saya bayangkan, sepakbola yang harusnya bisa dinikmati dan dicintai akhirnya menjadi malam kelam," pungkas Rangga.
(sip/sip)