Ada tradisi unik dalam menyambut Syawal alias Syawalan di Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang, Jawa Tengah. Yakni, tradisi berbagi uang dan kupat jembut.
Apa itu kupat jembut? Kenapa namanya terkesan vulgar? Simak dulu foto-foto kupat jembut hasil jepretan jurnalis detikJateng Angling Adhitya Purbaya di atas.
Sepintas, kupat jembut ini seperti ketupat biasa. Namun, begitu dibuka, kupat jembut ini ternyata memiliki isian berupa tauge, kubis, wortel, dan sayuran lainnya yang telah dicampur dengan bumbu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Isian yang menyembul dari belahan kupat itulah yang dianggap mirip dengan jembut atau rambut kemaluan. Sehingga makanan khas Syawalan di Pedurungan itu disebut kupat jembut.
Di Kampung Jaten Cilik, Pedurungan, tradisi berbagi kupat jembut itu diselenggarakan usai salat subuh pada Senin (9/5/2022). Setelah terdengar tiang listrik diketuk bertalu-talu, anak-anak berlarian menuju sumber suara.
Sesampainya di sumber suara, ada sejumlah warga yang membagikan kupat jembut. Selain berisi sayuran, kupat jembut itu juga dikaitkan dengan lembaran uang kertas.
Menurut Imam Masjid Rhoudotul Muttaqiin, Munawir, Syawalan berbagi kupat jembut dan uang itu sudah turun-temurun di kampungnya sejak 1950-an. Dia mengatakan, dulu pada masa mempertahankan kemerdekaan, banyak warga pengungsi yang ingin merayakan Lebaran.
"Karena keterbatasan dana, warga berinisiatif membuat menu sederhana. Yaitu kupat dibelah tengah dan diisi tauge, kol, dan kelapa, terus dibagikan ke tetangga yang tidak punya," kata Munawir.
Simak foto selengkapnya di atas.
(dil/ams)