Musim kemarau tahun ini membuat warga Pedukuhan Tungu, Kalurahan Girimulyo, Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunungkidul harus merogoh kocek untuk membeli air bersih dari mobil tangki keliling. Pasalnya instalasi PDAM di Tungu belum mencukupi kebutuhan warga
Ketua RT 01 Tungu, Girimulyo, Panggang yaitu Rahmadi mengatakan, bahwa setiap musim kemarau warga harus membeli air bersih. Harganya mencapai Rp 150 ribu untuk tangki berkapasitas 5.000 liter.
"Kalau yang rumahnya tidak dekat jalan utama atau harus masuk-masuk Rp 200 ribu per tangki. Nah, satu tangki itu hanya bisa buat dua pekan, jadi sebulan beli dua kali," katanya kepada wartawan, Kamis (13/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Rahmadi, di RT-nya sebenarnya sudah ada instalasi PDAM berupa bank air yang menyalurkan air ke rumah warga melalui selang. Namun, air tersebut mengalir tidak lancar sehingga warga harus bergantian untuk mendapatkan air bersih.
"PDAM sudah masuk, tapi karena instalasinya baru sedikit kurang optimal. Apalagi warga harus bergantian dan aliran airnya tidak lancar," ucapnya.
Karena itu Rahmadi berharap PDAM bisa menambah instalasi dan memastikan kelancaran pasokan air bersih ke wilayahnya. Pasalnya dengan PDAM biayanya lebih murah ketimbang membeli air bersih per tangki.
"Ya kalau harapannya semoga layanan PDAM bisa optimal biar warga tidak kesulitan air bersih saat musim kemarau," ujarnya.
Sementara itu Direktur Utama PDAM Tirta Handayani, Toto Sugiharto mengatakan air yang mengalir di RT 01 Tungu, Panggang, berasal dari Ngobaran, Kapanewon Saptosari, Gunungkidul. Namun, produksi air dari Ngobaran masih terbatas karena mencakup Kapanewon Saptosari, Paliyan, Panggang, Purwosari.
"Produksi kita masih terbatas, itu kan produksi dari Ngobaran dan baru 40 liter per detik, itu identik sama dengan untuk melayani 4 ribu sambungan rumah. Tapi kenyataannya pelanggan kita ada 7.500, jadi ada penggiliran itu tadi," ucapnya.
Toto mengatakan PDAM bakal meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Saat ini PDAM sudah membuat perencanaan untuk memanfaatkan sungai bawah tanah di Gunungkidul.
"Solusinya, kami sudah punya program sejak 2 tahun lalu dan sudah diajukan ke BBWSO. Program itu menambah kapasitas produksi 140 liter per detik, saat ini sedang berproses. Harapannya tahun ini bisa terbangun agar saat kemarau tidak ada lagi masalah dan pelanggan kami bisa bertambah" ujarnya.
(ahr/dil)